Mohon tunggu...
Rizky Aditya Sawitri
Rizky Aditya Sawitri Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penelitian

Mempertahankan jauh lebih sulit daripada mencapai

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Energi Terbarukan, Superkapasitor Berbahan Dasar Material Organik

30 Mei 2018   10:55 Diperbarui: 30 Mei 2018   11:05 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara agraris dimana hasil dari sektor pertaniannya melimpah, seperti tanaman tebu yang dijumpai hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dalam proses pengolahan batang tebu menjadi gula, pabrik gula mengeluarkan berbagai limbah, salah satunya limbah blotong yang memiliki bau tidak sedap sehingga dapat mengganggu pernafasan masyarakat sekitar pabrik gula. 

Limbah blotong yang merupakan endapan dari nira kotor pada proses pemurnian nira dalam pengolahan batang tebu menjadi gula pemanfaatannya kurang maksimal.

Permasalahan limbah blotong ini menggerakkan tiga mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) membuat Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKMPE). Melalui PKMPE ini, tim yang beranggotakan Rizky Aditya Sawitri (Fisika, 2015), Lina Suryanti (Fisika, 2015), dan Fathinnatussifa (Fisika, 2015) melakukan program pemanfaatan limbah blotong menjadi elektroda superkapasitor. 

Rizky memaparkan "Limbah blotong biasanya masih dimanfaatkan menjadi pupuk atau bahkan dibuang begitu saja di tempat pembuangan limbah, oleh karena itu demi meningkatkan pemanfaatan limbah blotong ini, kami menjadikannya sebagai elektroda superkapasitor yang merupakan device untuk menyimpan energi".

Saat ini, rata-rata limbah blotong yang dihasilkan sebanyak 3,8% atau sekitar 1,1 juta ton per tahun. Ketersediaan limbah blotong yang melimpah ini dapat disintesis menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan karbon aktif  yang dijadikan sebagai elektroda superkapasitor dan berpeluang digunakan sebagai penyimpan energi terbarukan. Penyimpan energi terbarukan menjadi angin segar untuk pemerintah Indonesia yang saat ini sedang menggencarkan program pemenuhan energi untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Limbah blotong ini akan disintesis dengan 4 metode yaitu (1) metode pengovenan blotong murni dengan suhu 100selama 1 jam, (2) metode pencampuran dengan H2SO4, (3) metode karbonasi, dan (4) metode karbonasi+pencampuran dengan H2SO4. Fathinnatussifa menambahkan "H2SO4 digunakan sebagai aktivator dengan konsentrasi yang divariasi sebesar 5%, 10%, 15%, dan 20%. 

Selain itu, pada metode karbonasi, suhu pemanasan divariasi sebesar 350 , 500, dan 700 dengan waktu pemanasan selama 2 jam". Setelah melakukan sintesis, dilakukan karakterisasi menggunakan XRF untuk mengetahui kandungan, SEM-EDX untuk mengetahui morfologi, dan LCR DC untuk mengetahui kapasitansi dari limbah blotong yang telah disintesis.

Tim PKM ini berusaha menemukan metode sintesis yang terbaik untuk mendapatkan sampel limbah blotong dengan kapasitansi yang paling besar untuk dijadikan elektroda superkapasitor. "Dari karakterisasi menggunakan XRF, dapat diketahui bahwa limbah blotong mengandung unsur S 17%, Si 21,9%, dan Mo 35%. 

Sedangkan dari karakterisasi menggunakan LCR DC yang memiliki kapasitansi terbesar untuk sementara ini adalah sampel limbah blotong yang disintesis menggunakan metode karbonasi dengan suhu 700", tutur Lina. Dengan adanya program ini, maka diharapkan dapat meminimalisir dampak  negatif yang dihasilkan dari limbah blotong, meningkatkan kegunaan dari limbah blotong, dan mendapatkan device penyimpan energi terbarukan (superkapaistor).

Malang, 29 Mei 2018

Tim Peneliti:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun