Mohon tunggu...
Rizky aditya
Rizky aditya Mohon Tunggu... Peternak - Rizky Aditya

Tetap semangat dan sabar dalam menghadapi situasi apapun.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menggali Minat Belajar Anak-anak SD:Kreativitas, Kolaborasi, dan Kesenangan dalam Pembelajaran

28 November 2023   04:11 Diperbarui: 28 November 2023   04:13 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Hai, pembaca setia. Bagaimana kabar teman-taman hari ini. Semoga selalu diberi kesehatan dan dimudahkan segala urusannya ya.  Tak terasa ya kita sudah di penghujung bulan November dan sebentar lagi memasuki tahun baru hehe. Semoga kita selalu di berikan kesehatan dan dimudahkan urusanya oleh yang masa kuasa ya, aminn. Okey dipembahasan kali ini mari kita gali lebih dalam tentang sebuah topik yang mungkin pernah menjadi misteri bagi sebagian dari kita yaitu belajar pada masa anak-anak (usia SD). Apakah kamu pernah bertanya-tanya, sebenarnya bagaimana cara belajar anak-anak pada masa usia SD? Jangan khawatir, kita akan menjawab semua pertanyaan itu dalam artikel kali ini.

Perkembangan kognitif pada anak-anak usia SD merupakan suatu petualangan seru di dalam pikiran kecil mereka. Hal ini adalah fase di mana otak mereka semakin berkembang, dan mereka mulai menguasai keterampilan berpikir yang lebih kompleks. Aanak-anak biasanya mulai menunjukkan kemampuan untuk berpikir lebih abstrak (Dahar, 2011). Mereka dapat memahami konsep-konsep yang lebih kompleks, seperti menyusun cerita dengan alur yang lebih rumit atau menyelesaikan teka-teki yang memerlukan pemikiran lebih dalam.

Sekarang, banyak guru yang kayaknya agak cuek nih dalam ngeliatin cara anak didik tumbuh dan berkembang. Padahal, ini penting banget buat kelancaran belajar. Kalo gurunya kurang paham sama cara anak didiknya tumbuh dan berkembang, bisa-bisa ada masalah di tengah-tengah pembelajaran, contohnya materi yang diajarin gak nyampe di hati anak didiknya.

Oleh karena itu kita sebagai calon guru atau tenaga pendidik harus lebih mendekat lagi ya terhadap siswa kita. Jangan sampai kita membanding-mandingkan seorang siswa dengan siswa yang lain. Pemilihan metode pelajaran juga tak kalah penting ya untuk kita ketahui. Mengetahui karakteristik kelas dalam pembelajaran juga salah satu keberhasilan agar ilmu yang disampaikan oleh giru bisa dengan mudah di pahami oleh siswanya.

Anak-anak di kelas awal SD punya ciri khas karena mereka lagi mengarungi rentang usia dini. Waktu ini, meskipun masa perkembangannya pendek, tapi jangan disepelein ya, soalnya ini fase yang mega penting buat kehidupan mereka. Jadi, pada periode ini, kita perlu banget mensuport semua potensi yang ada di anak supaya bisa tumbuh maksimal.

Menurut teori perkembangan kognitif yang diajukan oleh Piaget, anak-anak usia SD pada umumnya berada dalam tahap operasional konkret, terutama bagi anak dengan rentang usia 7 hingga 11 tahun (Dahar, 2011). Pada tahap ini, anak sudah bisa melakukan penalaran logis untuk hal-hal yang bersifat konkret. Ini artinya, kemampuan mereka lebih condong ke hal-hal yang nyata dan terlihat secara langsung.

Nah, kalo anak-anak di kelas satu, dua, dan tiga SD, biasanya badan mereka udah mencapai tahap kematangan, jadi mereka udah bisa ngontrol tubuh dan keseimbangannya dengan baik. Di sisi kecerdasan, mereka udah bisa banget dalam hal melakukan seriasi, mengelompokkan benda, seneng banget sama angka dan tulisan, paham banget sama sebab-akibat, dan semakin ngerti soal ruang dan waktu.

Dalam (Sabani, 2019) anak-anak di usia SD, yang biasanya berlangsung antara 6 hingga 12 tahun, itu dijuluki sebagai masa anak-anak atau midle childhood. Mereka excited banget buat nguasin keterampilan baru dari guru di sekolahJadi, bisa dibilang ini adalah periode intelektual, di mana anak-anak udah punya sikap yang lebih cerdas dan paham tentang hal-hal di sekitar mereka.

Nah, buat belajar sama anak-anak di usia SD, kita bisa bikin pengalaman yang asik dan kokohin dasar minat belajar mereka, lho. Salah satu cara yang oke tuh pake pendekatan main-main dalam proses belajar (Trianingsih, 2016). Misalnya, main permainan papan edukatif, teka-teki, atau kegiatan di luar ruangan. Selain bikin seru, juga bisa ngebuat imajinasi dan kreativitas mereka jadi makin mekarsari.

Makin seru nih belajar kalo kita kerjasama sama temen sekelas. Kolaborasi kayak gini gak cuma bangun keterampilan sosial, tapi juga bikin lingkungan yang asyik buat saling tuker ide dan paham bareng-bareng. Selain itu, memberikan penghargaan atau pujian setiap kali anak mencapai sesuatu tuh bisa jadi dorongan positif yang bikin semangat belajarnya makin tinggi. Jadi, suasana belajar jadi lebih enjoy dan semangat!

Kalau kita mau bikin pelajaran makin gampang dipahami, bisa banget pake alat bantu visual kayak gambar, diagram, atau video. Ini bisa ngebuat konsep-konsep pelajaran jadi lebih cepet dicerna. Terus, kunjungan lapangan ke tempat-tempat keren, kayak museum atau kebun binatang, juga bisa ngasih pengalaman belajar yang real banget. Buat tambah seru, aktivitas seni kayak melukis atau bikin kerajinan tangan bisa dimasukin ke dalam pelajaran. Gak cuma nambah kreativitas, tapi juga bisa diintegrasikan dengan materi pelajaran, lho.

Jadi teman-teman, belajar buat anak-anak di SD gak cuma tentang tekanan doang, tapi juga petualangan yang seru buat nambah skill dan pengetahuan. Fase perkembangan kognitif mereka punya potensi besar banget, mereka udah mulai bisa mikir lebih kompleks dan ngerti konsep yang lebih abstrak. Bagi guru dan pendidik, penting banget nih buat paham karakteristik unik tiap siswa, dan pake pendekatan yang kreatif, serta pastiin metode pembelajaran sesuai sama kebutuhan mereka.

Kolaborasi antar siswa, alat bantu visual, dan konsep-konsep belajar lewat kegiatan asyik kayak permainan edukatif atau seni bisa nambahin pengalaman belajar mereka. Dengan kasih penghargaan dan dorongan positif, juga melibatkan orang tua, kita bisa bikin lingkungan belajar yang dukung dan seru buat anak-anak.

Semoga lewat perjalanan belajar yang berwarna-warni ini, anak-anak bisa tumbuh jadi pribadi yang pintar, kreatif, dan selalu semangat buat ngejar ilmu. Selamat menikmati setiap momen di proses belajar, karena setiap detiknya itu langkah kecil menuju masa depan yang cerah!

Sumber Referensi:

Dahar, R. W. (2011). TEORI-TEORI BELAJAR & PEMBELAJARAN. ERLANGGA.

Sabani, F. (2019). Perkembangan Anak - Anak Selama Masa Sekolah Dasar (6 - 7 Tahun). Didakta: Jurnal Kependidikan, 8(2), 89--100.

Trianingsih, R. (2016). Pengantar Praktik Mendidik Anak Usia Sekolah Dasar. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 3(2), 197. https://doi.org/10.24235/al.ibtida.snj.v3i2.880

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun