Mohon tunggu...
Rizky aditya
Rizky aditya Mohon Tunggu... Peternak - Rizky Aditya

Tetap semangat dan sabar dalam menghadapi situasi apapun.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Dengan Gagne: Strategi Efektif Untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran

5 November 2023   10:29 Diperbarui: 5 November 2023   10:48 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

            Hai teman-teman pembaca setia! Kembali lagi dengan mas Rizky di sini. Bagaimana kabar kalian? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat yaa amin. Mengawali bulan November ini tak terasa musim hujan telah tiba. Buat temen-temen yang ingin berpergian jangan lupa sedia payung ya. Baiklah, di kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang pandangan Gagne mengenai pembelajaran, hasil belajar, kejadian belajar, dan kejadian konstruksional.

            Pertama-tama, kita harus tau bahwa menurut Robert Gagne, pembelajaran itu nggak hanya soal mengisi kepala dengan fakta dan teori. Gagasan-gagasan Gagne tentang belajar telah banyak dikemukakan dalam bab-bab terdahulu, misalnya tentang model pemrosesan-informasi, belajar konsep. dan beberapa lainnya. Gagne percaya bahwa pembelajaran adalah proses yang kompleks yang melibatkan beberapa tahapan.

            Dalam mengajar, kita selalu sudah mengetahui tujuan yang harus kita capai dalam mengajarkan suatu pokok bahasan. Untuk itu, kita merumuskan tujuan intruksional khusus yang didasarkan pada Taksonomi Bloom tentang tujuan prilaku (Dahar, 2011). Nah, setelah tahu bahwa pemebalajran itu lebih dari sekedar pengetahuan, kita perlu memahami apa yang disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar adalah indikator dari sejauh mana kamu menguasai materi atau keterampilan yang dipelajari. Penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut kemamuan (Dahar, 2011). Menurut Gagne, ada lima kemampuan ditinjau dari suatu pengajaran atau intruksi.

            Kemampuan pertama disebut keterampilan intelektual, karena keterampilan itu merupakan penampilan yang ditunjukkan oleh siswa tentang operasi intelektual yang dapat dilakukannya. Kemampuan kedua meliputi penggunaan strategi kognitif, karena siswa perlu menunjukkan penampilan yang kompleks dalam suatu situasi baru, dimana diberikan sedikit bimbimngan dalam memilih dan menerapkan aturan dan konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Keterampilan ketiga berhubungan dengan sikap atau mungkin pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan sains. Keterampilan keempat pada hasil belajar Gagne ialah informasi verbal, dan keterampilan yang terakhir berketerampilan motorik.

            Gagne itu mengemukakan delapan fase dalam satu tindakan belajar (Dahar, 2011). Fase-fase tersebut merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa atau guru. Setiap fase dipasangkan dengan suatu proses yang terjadi dalam pikiran siswa. Yuk kita identiffikasi delapan fase tersebut.

            Pertama, fase motivasi, yaitu setiap siswa yang sedang belajar harus diberi motivasi untuk belajar dengan harapan bahwa belajar akan memperoleh hadiah. Kedua, Fase pengenalanan, yaitu siswa harus memberikan perhatian pada bagian-pagian yang esensial suatu kejadian instruksional jika belajar akan terjadi. Ketiga, fase perolehan, yaitu bila siswa memperhatikan informasi yang relevan, ia telah siap menerima pelajaran. Informasi disajikan, seperti yang sudah dikemukakan dalam bab-bab terdahulu bahwa informasi tidak langsung disimpan dalam memori. Keempat, fase retensi, dalam hal ini informasi baru yang diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Hal ini dapat dilakukan melalui pengulangan kembali, praktik, elaborasi atau lain-lainnya.

            Kelima, fase pemanggilan, mungkin saja kita dapat kehilangan hubungan dengan informasi dalam memori jangka panjang. Jadi bagian penting dalam belajar ialah belajar memperoleh hubungan dengan apa yang telah kita pelajari. Keenam, fase generalisasi. Dalam hal ini maksudnya informasi itu harus diterapkan diluar konteks di mana informasi itu dipelajari. Jadi, generalisasi atau transfer informasi pada situasi-situasi baru merupakan fase kritis dalam belajar. Ketujuh, fase penampilan, para siswa harus memperlibatkan bahwa mereka telah belajar sesuatu melalui penampilan yang tampak. Kedelapan, fase umpan balik, para siswa harus memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka yang menunjukkan apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan. Umpan balik ini memberikan reinforcement pada mereka untuk penamplilan yang berhasil

            Nah, yang terakhir adalah konsep kejadian konstruksional. Hal ini bermaksud bahwa, kamu juga punya peran penting dalam proses pembelajaran. Kamu bisa membangun pengetahuanmu sendiri dengan menghubungkan informasi baru dengan yang sudah kamu ketahui sebelumnya. Jadi menurut Gagne, bukan hanya guru yang dapat memberikan intruksi, namun kejadian-kejadian belajarnya dapat juga diterapkan, baik pada belajar penemuan, belajar di luar kelas, maupun belajar dalam kelas (Dahar, 2011). Ada delapan keajadian menurut Gagne. Yuk kita selami kejadian-kejadian itu.

            Pertama, mengaktifkan motivasi, maksudnya memotifasi para siswa untuk belajar. Kedua, memberi tahu tujuan belajar, dalam hal ini mirip seperti kejadian yang pertama, akan tetapi dalam kejadian ini memberitahu para siswa tentang mengapa mereka belajar, apa yang mereka pelajari, dan apa yang akan mereka pelajari. Ketiga, mengarahkan perhatian. Menurut Gagne dalam kejadian ini, mengemukakan dua bentuk perhatian di mana yang satu berfungsi untuk membuat siswa siap menerima stimulus-stimulus. Sementara bentuk kedua, siswa memilih informasi yang akan diteruskan ke memori jangka pendek. Keempat, merangsang ingatan tentang pelajaran yang lampau.

            Kelima, menyediakan bimbingan belajar, dalam hal ini bertujuan untuk memperlancar masuknya informasi ke memori jangka panjang. Bimbingan itu dapat dilakukan dengan cara mengaitkan informasi baru pada pengalaman siswa. Keenam, melancarkan retensi. Resensi atau bertahannya materi yang dipelajari dengan tujuan tidak dilupakan. Ketujuh, membantu transfer belajar, dalam hal ini memiliki tujuan yaitu, menerapkan hal-hal yang telah dipelajari pada situasi baru. Kedelapan, memperlihatkan penampilan dan memberikan umpan balik. Dalam konteks ini hasil belajar siswa perlu diperhatikan melalui suatu cara agar siswa maupun guru itu sendiri mengetahui apakah tujuan belajar telah tercapai.

            Jadi, teman-teman inilah sekilas mengenai pandangan Gagne tentang pembelajaran, hasil belajar, kejadian belajar, dan kejadian konstruksional. Ingat, pembelajaran itu nggak mulu tentang menghafal, tapi juga tentang memahami, mengalami, dan membangun pengetahuanmu sendiri. Jadi, selamat belajar dan jangan takut untuk mencoba hal-hal baru! Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian semua. Kalau ada pertanyaan atau komentar, jangan ragu untuk tulis do kolom komentar ya. Samapi jumpa di artikel selanjutnya.

Sumber Referensi:

Dahar, R. W. (2011). TEORI-TEORI BELAJAR & PEMBELAJARAN. ERLANGGA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun