Alhamdulillah, pada akhirnya kita diberi kesempatan untuk merasakan hari kemenangan di bulan Syawal 1442 Hijriyah ini, setelah satu bulan penuh melaksanakan ibadah Shaum di bulan Ramadan.
Kesan kemenangan dalam bingkai Idul Fitri bagi saya ialah antara senang dan sedih. Senang karena bisa merayakan hari kemenangan ini, tapi sedih karena meninggalkan Ramadan yang penuh dengan kemuliaan. Sedih yang lainnya juga, berharap semoga tahun depan tetap bisa bertemu dengan Ramadan di tahun-tahun selanjutnya.
Agar tetap bermanfaat setelah Ramadan, maka tentu ibadah tidak boleh berhenti. Salah satu ibadah yang harus tetap dilaksanakan, terlebih dalam bingkai kemenangan Idul Fitri yang pasti ialah maaf-memaafkan antar sesama sanak saudara, kerabat dan tetangga. Nah, salah satu medium maaf-memaafkan di bulan Syawal ini saya lebih memilih menjaga silaturahmi dengan kawan-kawan dekat.
Menjaga silaturahmi di masa pandemi ini dapat diatur sebijak mungkin, bagi saya tidak melulu harus virtual, sebab kita diciptakan dalam bentuk fisik bukan elektrik sehingga media silaturahmi yang paling baik ya saling berjumpa.
Tepatnya hari ini tadi (14/5/2021), saya membersamai kawan-kawan IPM Sedati untuk menjalin silaturahmi dengan kawan lama saya sudah lama tinggal di Pakistan.
Kami berjumpa tidak lewat udara atau digital atau elektrik atau online dan atau media lainnya yang sifatnya tidak bertemu secara langsung. Media perjumpaan kami tanpa tirai virtual, atau to the pointnya ya berjumpa secara langsung. Lebih tepatnya berjumpa lewat warung kopi.
Kami menyebutnya dengan istilah Silatulmarhamati Qohwa.
"Rahima - yarhamu - ruhman - wa ruhuman - wa rahmatan - wa rahamatan - marhamatan" begitu mungkin struktur secara lughawi-nya menurut apa yang saya pelajari dulu di mata kuliah Bahasa Arab. Mohon maaf jika ada keliru sedikit, hehe.
Karena silaturahmi kita dijalin bersama-sama, serta bermediakan kopi, maka kami namai lah silaturahmi ini dengan sebutan Silatulmarhamati Qohwa (Qohwa berarti kopi).
Tujuan dari silaturahmi ini ya itu tadi, saling menjalin ukhuwah kekerabatan perkawanan supaya tidak terputus. Apalagi dengan kawan yang sudah lama tidak berjumpa. Imam Bukhari dan Muslim sendiri pernah meriwayatkan dalam hadis bahwasanya:
"Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya atau ditambahkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung kekerabatannya"
Maka dengan menyambung silaturahmi, semoga kekerabatan tidak terputus, pintu rizky di buka lebar serta umur ditambahkan untuk kebermanfaatan selama hidup di dunia.
(Rizky Hidayat)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H