Contoh-contoh solusi yang saya sebutkan di atas itu tadi, bisa menjadi salah satu oase atau tradisi gaya baru dalam menjalankan lebaran Idul Fitri di tengah pandemi yang tetap terjadi hari ini (bahkan mungkin pandemi bisa saja abadi sesuai perintah kepentingan).
Hanya saja, solusi itu bukan sebagai acuan syar'i jika menyangkut ibadah yang urusannya sudah mutlak berkaitan dengan ibadah Mahdo (seperti sholat).
Intinya, kembali pada lokus terkait memaafkan atau dimaafkan. Sebetulnya normatif jika dipandang harus memilih memaafkan apa dimaafkan. Sudah pasti semua memilih memaafkan.
Nah, jika memang memaafkan menjadi pilihan terbanyak dari kita. Maka mari saling memaafkan meski dilarang untuk berjabat tangan.
Mudah-mudahan amalan kita selama Ramadan tahun ini di ijabah oleh Allah SWT serta dosa-dosa yang pernah kita lakukan sebelumnya di ampuni oleh-Nya. Amiin.
Selamat merayakan Idul Fitri 1442 H.
Taqobalallahu Minna Wa Minkum, Taqobal Yaa Karim.
Mohon maaf lahir dan batin (tapi online).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H