Pada dasarnya Masjid merupakan Bait Allah, tempat dimana hamba-Nya beribadah dan berserah diri hanya kepada-Nya.
Tapi selain rumah ibadah, bagi saya pribadi, Masjid juga merupakan wahana pengembangan diri serta pembentukan pribadi secara spiritual dan sosial.
Masjid yang menjadi tempat berkembang ini ialah Masjid tempat saya di didik Agama dari dasar hingga saat ini. Yakni Masjid Al-Islam, Sedati Gede, Sidoarjo.
Letak Masjid Al-Islam ini berada di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Berlokasi dekat dengan Bandara Juanda karena masih satu wilayah dengan Bandara (sama-sama di sekitar Kecamatan Sedati).
Dahulu saya ngaji disini dan lanjut mengajar pula TPQ disini sembari waktu luang setelah kuliah.
Selain itu, masa-masa remaja juga dihabiskan di lingkungan Masjid ini bersama rekan-rekan semasa itu. Mulai dari tidur di Masjid, bakar-bakar masakan bersama sampai membantu aktivitas keseharian masjid juga ketika PHBI (Peringatan Hari Besar Islam).
Menjadi Remaja Masjid
Karena sering beraktivitas di Masjid, maka di sekitaran tahun 2007-an pada waktu itu, angkatan kami menginisiasi pendirian Remas atau Remaja Masjid.
Dari sinilah dimulai banyak lika-liku perjuangan dan petualangan dari Masjid.
Lanjut setelah berdiri, perjuangan dan petualangan mengalir tahun demi tahun hingga akhirnya kepengurusan silih berganti.
Namun di tahun-tahun terakhir ini sudah jarang remaja yang mau tergerak untuk beraktivitas di Masjid (mungkin juga karena tantangan zaman) hingga akhirnya terpikat dengan tawaran Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Metamorfosis Remas Menuju IPM
Setelah terpikat dengan program-progam yang ditawarkan IPM, alhasil mulailah aktivitas kembali hidup meskipun belum merambat pada ranah sosial akan tetapi daya tariknya sudah mulai nampak.
Hal ini dapat saya pahami sebagai istilah metamorfosis. Berkembang menuju ke lebih baik atau lebih bermanfaat.
Selain kegiatan-kegiatan semacam itu, tetap identitas Masjid Al-Islam sebagai tempat ibadah tetap terlaksana secara stabil. InsyaAllah ke depan setelah generasi muda sudah mulai tampak, maka ke depan kegiatan-kegiatan bersifat sosial juga akan mulai lebih berkembang lagi.
Tapi tidak hanya itu, bagi saya bahkan kami mungkin (kawan satu generasi waktu itu), Masjid Al-Islam tidak hanya tempat berkembang dan besar disana. Ia juga merupakan tempat mengukir sebuah kisah dengan seribu cerita. (Rizky Hidayat)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H