Mohon tunggu...
Rizky Hidayat
Rizky Hidayat Mohon Tunggu... Ilustrator - Perluas Sudut Pandang, Persempit Memandang Sudut.

Ghostwriter

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Fenomena Bukber Virtual, Bolehkah Dalam Pandangan Islam?

25 April 2021   22:45 Diperbarui: 26 April 2021   00:09 1704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan adalah bulan suci yang selalu dinantikan oleh umat Islam di seluruh belahan dunia. Sebab bulan Ramadan, termasuk salah satu bulan yang memiliki keutamaan lebih di antara bulan-bulan lainnya dalam perhitungan kalender Hijriyah.

Di antara keutamaan Ramadan adalah diturunkannya kitab suci Al-Qur'an (Syahrul Qur'an) beserta kitab-kitab dan lembaran mushaf lainnya. Selain itu juga, pada bulan Ramadan umat Islam dianjurkan untuk melakukan ibadah shaum atau yang biasa kita dikenal dengan istilah puasa.

Sebetulnya, ibadah puasa sendiri tidak hanya identik dilakukan oleh kalangan umat Islam. Pada literatur sejarahnya, identitas puasa sudah menjadi ibadah yang sering dilakukan oleh kalangan umat sebelum datangnya Islam. Manfaatnya sama, sebagai proses mendekatkan diri kepada Tuhan.

Anjuran Waktu Dalam Berbuka Puasa

Yang menjadi pembeda di antara puasa umat Islam dengan puasa agama lainnya ialah terletak pada posisi waktu berbuka. Sahl bin Sa'ad mengisahkan bahwa Rasulullah bersabda,

"Senantiasa manusia berada dalam kebaikan selama menyegerakan puasa" (HR. Bukhari, Muslim)

Hadis di atas mengidentifikasikan bahwa Rasulullah menganjurkan kita agar segera berbuka puasa begitu masuk waktu maghrib. Berbeda dengan pandangan umat Yahudi dan Nasrani, mereka di anjurkan untuk mengakhirkan waktu berbuka puasa dengan parameter waktu berbukanya adalah menunggu hingga terbitnya bintang.

Kemudian, kebiasaan Rasulullah ketika memasuki waktu maghrib ialah menikmati buka puasa terlebih dahulu kemudian barulah melaksanakan ibadah sholat magrib. Kebiasaan Rasulullah yang seperti ini kemudian juga menjadi Sunnah yang di anjurkan sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad (3/164) dan Abu Daud (2356).

Lebih lanjut lagi, ketika menikmati buka puasa, Rasulullah mengajarkan untuk berbuka dengan makan dan minum secukupnya. Itu dilakukan untuk menghindari kondisi kekenyangan yang berlebihan sehingga dapat fokus melaksanakan ibadah sholat maghrib dengan kusyu'.

Sebab hakikatnya, esensi puasa ialah menahan hawa dan nafsu, sehingga meskipun sudah berbuka bukan berarti melampiaskan nafsu makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun