Mohon tunggu...
Rizky Hidayat
Rizky Hidayat Mohon Tunggu... Ilustrator - Perluas Sudut Pandang, Persempit Memandang Sudut.

Ghostwriter

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jejak Petasan di Antara Stigma dan Tradisi

16 April 2021   23:32 Diperbarui: 16 April 2021   23:36 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret buruk dalam bermain petasan | Gambar: merdeka.com

Potret permainan petasan saat Ramadan | Gambar: pikiran-rakyat.com
Potret permainan petasan saat Ramadan | Gambar: pikiran-rakyat.com

Petasan Sebagai Tradisi Menyambut Datangnya Ramadan

Karena persebarannya yang cukup luas, tradisi petasan ini dapat diterima dengan baik oleh kalangan umat Islam, bahkan proses kulturisasi tradisinya pun berjalan dengan cepat.

Pada permulaannya, jika ditelusuri dari sudut pandang jalur perdagangan, orang-orang Tiongkok sendirilah yang mengenalkan tradisi petasan ini ke para penduduk di Timur-Tengah kala itu (termasuk saat orang Tiongkok datang ke Melayu dan Jakarta).

Karena terlihat nampak begitu menyenangkan, tradisi ini akhirnya terserap begitu cepat hingga menjadi identitas tersendiri kala itu. Penduduk lokal di Timur-Tengah dan Melayu yang notabene mayoritas pemeluk agama Islam, pada akhirnya sering memainkan tradisi petasan ini (bahkan sampai sekarang).

Dalam literatur sejarahnya juga, di abad ke-19 saat Sultan Mahmud II berkuasa di Ottoman (1808-1839) terdapat tradisi unik yang dinamakan meriam Ramadan sebagai penanda masuknya bulan suci Ramadan. 

Melansir dari Republika, diceritakan juga bahwa di Kairo saat era gubernur Khedive Ismail Pasha, beberapa tentara pernah sedang membersihkan meriam dan tanpa sengaja sebuah peluru ditembakkan ke langit Kairo.

Kebetulan saat itu bersamaan dengan waktu memasuki adzan Mahgrib pada hari Ramadan. Penduduk Kairo berpikir bahwa itu adalah tradisi baru untuk mengumumkan waktu berbuka puasa selain adzan. Orang-orang mulai membicarakan insiden ini, dan Haja Fatima, putri gubernur, terkesan dengan hal itu dan mengeluarkan dekrit bahwa meriam akan ditembakkan pada waktu iftar (berbuka), sahur dan pada perayaan hari raya (Turkey's Here, 2018).

Dari situlah akhirnya tradisi petasan selalu identik dengan umat Islam saat memasuki bulan suci Ramadan.

Potret buruk dalam bermain petasan | Gambar: merdeka.com
Potret buruk dalam bermain petasan | Gambar: merdeka.com

Stigma Buruk Petasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun