Mohon tunggu...
Rizky Hidayat
Rizky Hidayat Mohon Tunggu... Ilustrator - Perluas Sudut Pandang, Persempit Memandang Sudut.

Ghostwriter

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Afeksi Sebagai Bekal Utama Kembali Belajar

3 Januari 2021   23:00 Diperbarui: 3 Januari 2021   23:35 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran Afeksi Adalah Bekal Belajar Yang Efektif

Sebagai seorang pendidik, sudah seharusnya mengantongi pusaka-pusaka dalam pembelajaran. Jangan gadaikan profesi GURU sebagai pekerjaan formalitas yang intinya pokonya sudah ngajar, tuntas.

Pun tak hanya pada pendidik semata, orang tua peserta didik juga sudah kewajibannya untuk memberikan pendidikan pada anak-anaknya.

Pendekatan pendidikan yang dilakukan jangan hanya mengedepankan aspek formalitas saja, tapi unsur-unsur lain dari formalitas itu sendiri juga perlu. Terlebih supaya anak atau siswa atau peserta didik mampu memahami dan mengembangkan ilmu yang sudah diajarkan itu.

Caranya ialah melalui aspek pendekatan kepribadian anak. Hal inilah yang dinamakan Afeksi.

Memahami kepribadian anak mulai dari bagaimana cara ia belajar, gaya belajarnya seperti apa sampai pada karakter anak tersebut belajar adalah bekal menuju pembelajaran yang mungkin bisa saya katakan Efektif.

Efektif disini ibaratnya adalah merasa terdidik oleh serangkaian proses pembelajaran yang dialami, sehingga peserta didik merasa memiliki integritas, kapasitas, kapabilitas dan tanggung jawab akan ilmu yang telah ia dapati sehingga mampu mencerdaskan dirinya dan lingkungan sekitarnya.

Terakhir, mengutip perkataan Prof. Zainuddin Maliki selaku Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya yang kini menjabat sebagai Anggota DPR RI Komisi X mengatakan "Suatu bangsa dapat dikatakan maju bukan karena dilihat dari Sumber Daya Alamnya yang melimpah ruah atau jumlah penduduknya yang besar, melainkan dapat dikatakan maju apabila memiliki manusia-manusia atau insan-insan yang terdidik."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun