Tiap memasuki bulan suci Ramadan, di Indonesia ragam iklan selalu berkembang dalam menyampaikan pesan-pesan seputar Ramadan di tiap tahunnya.
Mulai dari iklan makanan dan minuman yang jika muncul di siang hari bikin kita tergoda, hingga iklan promosi dari salah satu brand mall terkenal di Indonesia lewat lantunan kasidahnya yang khas dengan adegan salah satu personil kasidahnya yang nyentrik (kepalanya tiba-tiba keluar dari  rice cooker). Semua berbalut kreatifitas yang unik dan menarik. Dan pastinya, akan terkenang sepanjang masa di ingatan kita semua.
Namun jika ditanya seputar pilihan iklan Ramadan mana yang paling difavoritkan, mungkin bagi penulis pribadi akan menjatuhkan pilihan iklan Ramadan pada salah satu brand rokok ternama di Indonesia. Bahkan bisa penulis katakan iklan tersebut sebagai Materpiece-nya Iklan Ramadan Indonesia.
Sebenarnya, jika ditanya seputar iklan Ramadan secara khusus, mungkin tiap orang punya pendapatnya masing-masing soal iklan Ramadan yang paling favorit bagi mereka. Namun, pasti kefavoritan tersebut dilandasi oleh faktor-faktor yang berkesan bagi kita masing-masing.
Bagi saya iklan legenda saat puasa yaitu, iklan sarat makna dan pesan kehidupan berbalut lagu balada khas lantunan musik dan suara Ebiet G. Ade merupakan iklan yang paling saya ingat sampai saat ini.Â
Suasana jalanan pedesaan khas Indonesia yang dilewati saat sore hari oleh seorang pengendara bermotor dengan motor CB-nya itu, membawa saya terhanyut akan nostalgia masa lampau. Selain itu lirik lagu Ebiet yang berbunyi "Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang," menambah sendu suasana hati. Tak sadar, perasaan hanyut mengalir terbawa suasana oleh iklan tersebut.
Selain itu, adegan iklan yang dilakukan oleh pemerannya pun membawa pesan mendalam bagi kehidupan kita. Salah satu pesannya mungkin, memaafkan itu lebih indah dibanding menyimpan amarah. Bahkan meminta maaf lebih dulu kepada orang yang dirasa pernah berbuat salah kepada kita itu membawa kesan yang sangat bijak bagi kita.
Adegan iklan seperti itulah yang selalu melekat, terkenang dihidup penulis pribadi. Bahkan sebagai contoh untuk harus menanamkan dalam-dalam akan pesan yang tersiratnya. Dan itu, belum saya temukan pengganti ilustrasi iklan yang lebih bagus pada iklan bulan suci yang lainnya. Bagaimana dengan kalian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H