Mohon tunggu...
RIZKY ARDIKA AKBAR
RIZKY ARDIKA AKBAR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1

I am an easygoing person, but science is always with me.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bedah Antropologi Film KKN di Desa Penari

4 Juli 2024   13:07 Diperbarui: 4 Juli 2024   13:11 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.medcom.id/hiburan/film/yNLOv36K-film-kkn-di-desa-penari-sudah-tayang-di-disney-plus-netizen-antuasias-nonton

Halo guys!!! Di sini siapa ya yang ngga tau film KKN di Desa Penari? Mungkin beberapa di antara kita belum tahu tentang film ini, tapi sekitar 10 juta orang sudah menonton film ini. Bahkan waktu pertama kali rilis di tanggal 30, April 2022 sangat membludak di seluruh bioskop Indonesia. Ya, tentu saja hal ini bisa terjadi , karena film ini banyak penundaan dari beberapa tahun silam dan film ini berdasarkan kisah nyata lho... coba siapa yang ngga tertarik nonton film ini???

KKN di Desa Penari adalah sebuah film yang mengisahkan 6 orang mahasiswa yang sedang menjalai masa KKN (kuliah kerja nyata) di salah satu provinsi Indonesia, dan terletak di satu desa yang bernama Desa Penari. Kenapa namanya Desa Penari? Karena di sana banyak penari-penari yang menarikan tarian adat setempat dan itu sudah menjadi budaya di sana.

Tokoh dalam film ini memiliki 6 tokoh utama, yaitu Nur, Widya, Ayu, Bima, Anton, dan Wahyu. Awalnya KKN mereka berjalan lancar, mereka memiliki program kerja yang harus dituntaskan di desa itu. Namun, pada hari pertama KKN, Nur merasakan hal-hal mistis yang mengganggu. Hingga di kemudian hari, mereka semakin diteror dengan gangguan mistis tersebut, terutama Nur yang sempat kesurupan arwah neneknya dan Widya yang kesurupan sampai ia menari-nari tak sadarkan diri.

Teror semakin mencekam. Bima dan Widya sempat pergi ke tempat yang dilarang oleh Pak Prabu, kepala desa. Ternyata Widya membuntuti Bima setelah ia mengetahui ada perubahan sikap dari Bima. Di tempat terlarang itu, Widya melihat sesuatu hal aneh yang cukup mengerikan dilakukan oleh Bima. Di sana juga terlihat Ayu yang terus menari dan tidak bisa berhenti, dan Widya tidak bisa membantu karena sesuatu hal. Dari kejadian-kejadian mistis tersebut, mereka semakin terjebak dalam keadaan seram dan penuh rasa takut bahkan kejadian ini mengancam nyawa mereka.

Begitulah kira-kira garis besar dari film KKN di Desa Penari yang sudah tayang 2 tahun lalu. Selanjutnya, mari kita analisis film KKN di Desa Penari dengan pendekatan Antropologi untuk menelisik unsur budaya apa saja yang terkandung di dalamnya.

Mungkin ada yang belum tau ya antropologi itu apa? Karena antropologi juga masih termasuk ilmu yang baru hadir dalam dunia bahasa dan sastra. Antropologi adalah sebuah bidang studi yang mengkaji tentang hubungan manusia dengan warna, bentuk fisik, ras, bahasa, dan kebudayaannya. Dalam dunia sastra, antropologi sastra adalah ilmu yang mengkaji hubungan manusia dengan kebudayaan yang ada dalam karya sastra. Karya sastra tersebut bisa berbentuk novel, cerpen, film, dan lain-lain. Menurut Koentjaraningrat, antropologi sastra memiliki 7 unsur budaya, yaitu:

  • Sistem bahasa
  • Sistem pengetahuan
  • Sistem organisasi sosial
  • Sistem peralatan hidup dan teknologi
  • Sistem mata pencarian
  • Sistem religi
  • Kesenian

Nah, dari 7 unsur di atas kita akan membahas satu per satu dari ketujuh unsur tersebut yang ada dalam film KKN di Desa Penari.

Pertama, sistem bahasa. Sistem bahasa yang digunakan pada film KKN di Desa Penari menggunakan bahasa Jawa yang bercampur dengan bahasa Indonesia. Hal tersebut bisa dilihat pada setiap percakapan tokoh dalam film tersebut. Misalnya, seperti pada kalimat yang diucapkan tokoh Wahyu dan Widya waktu di hutan "Widya, gimana kalo motor ini tiba-tiba mogok, di tengah hutan gini mana ada begal." Tiba-tiba motornya beneran mati, lalu dijawab oleh Widya "Loh ono opo sih? Ojo guyon yu!!" (loh ada apa sih? Jangan bercanda yu!!) Kalian bisa lihat pada percakapan itu Wahyu berbicara menggunakan bahasa Indonesia dan dijawab oleh Widya dengan bahasa Jawa.

Kedua, sistem pengetahuan. Pada film KKN di Desa Penari ini banyak sekali pengetahuan yang kita dapat. Salah satunya adalah kita diajarkan untuk tidak melakukan tindakan yang buruk, karena setiap tindakan yang kita perbuat pasti mendapat balasannya. Kemudian, film ini juga memberikan pesan kepada kita bahwa jika berada di tempat yang baru seperti desa atau wilayah manapun, kita harus mengikuti dan menghormati segala aturan yang ada di sana. Kita tidak boleh semena-mena dalam berkata ataupun berbuat supaya tidak celaka.

Ketiga, sistem organisasi sosial. Sistem organisasi sosial adalah sebutan untuk sistem kelompok manusia dalam masyarakat, dan pastinya mempunyai seorang pemimpin. Nah, dalam film KKN di Desa Penari, sistem organisasi sosial yang terlihat adalah sistem masyarakat pada desa itu. Desa tersebut memiliki seorang kepala desa sebagai ketua atau pemimpin masyarakat desa. Nama kepala desa itu adalah Pak Prabu. Beliau yang memberikan segala arahan kepada mahasiswa yang sedang KKN, dan sampai akhirnya beliau juga bersama mbah dukun desa yang menyelesaikan masalah yang terjadi saat itu.

Keempat, sistem peralatan hidup dan teknologi. Unsur yang keempat ini merupakan segala peralatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan teknologi yang menunjang dalam kehidupan. Dalam film KKN di Desa Penari, peralatan hidupnya sangat banyak. Di antaranya adalah lesung dan alu, golok, obor, lampu dimar (karena belum ada listrik), motor, senter, properti penari, alat musik gamelan, dan masih banyak lagi.

Kelima, sistem mata pencarian. Sistem ini adalah bentuk dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Di film KKN ini, ada yang berdagang di pasar, berkebun, bertani, mencari kayu bakar, dan masih banyak lagi. Itu semua dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dalam sehari-harinya.

Keenam, sistem religi. Kalian tau kan apa itu sistem religi? Ya tentu saja sistem religi adalah sistem kepercayaan, sistem agama, sistem yang bagaimana manusia percaya kepada sesuatu hal yang memiliki kekuatan supranatural. Terlihat dalam film KKN di Desa Penari sudah ada yang namanya sistem kepercayaan agama. Hal ini bisa dilihat saat tokoh Nur yang sedang melakukan adegan sholat. Artinya, dalam film ini sudah mengenal sistem kepercayaan agama, yaitu agama Islam. Selain itu, para warga desa juga percaya terhadap kekuatan gaib penunggu desa yang sangat dihormati. Penunggu desa itu yang tak lain dan tak bukan adalah Badarawuhi. Sewaktu kejadian mencekam yang menimpa mahasiswa KKN, dukun di desa itu melakukan ritual memotong ayam hitam untuk sesasji persembahan kepada Badarawuhi. Tindakan tersebut dikategorikan ke dalam sistem religi karena percaya akan kekuatan mistis.

Ketujuh, kesenian. Nah yang terakhir ini pasti kalian tau dong. Kesenian adalah bentuk budaya yang sudah menjadi tradisi secara turun-temurun dari generasi sebelumnya sampai ke generasi berikutnya. Pada film KKN di Desa Penari terlihat sangat jelas kesenian apa yang ditampilkan. Keseniannya adalah seni tarian. Namanya juga Desa Penari, pasti warganya suka menari dong!! Tarian itu sudah menjadi suatu tradisi di desa tersebut. Sebab penunggu dari Desa Penari (Badarawuhi) adalah seorang penari. Dalam film tersebut diperllihatkan banyak adegan tarian yang dilakukan oleh warga, Nur dan Widya waktu kesurupan, dan Ayu yang dipilih menjadi dawuh oleh Badarawuhi untuk menari selama-lamanya.

Hey teman-teman, tak terasa yang kita sudah membahas ketujuh unsur antropologi yang ada di film KKN di Desa Penari. Penulis memilih film ini, karena film ini diadaptasi novel dengan judul yang sama yaitu "KKN di Desa Penari" karya Simpleman. Selain itu cerita ini juga diangkat dari kisah nyata lhoo. Makanya tak heran betapa viralnya dan sangat heboh waktu pertama kali rilis. Setiap adegan-adegan yang dimunculkan membuat jantung semakin berdebar kencang. Oh ya, tak hanya itu, film KKN di Desa penari ini terbagi dalam beberapa movie lhoo. Movie pertama KKN di Desa Penari, yang kedua KKN di Desa Penari Uncut Version, movie ketiga KKN di Desa Penari, Luwih Dowo Luwih Medeni, dan movie yang terakhir berjudul Badarawuhi di Desa Penari.

Jadi, dari yang sudah kita bahas, kita jadi tahu bahwa setiap karya sastra memiliki unsur-unsur antropologi, apalagi kalau karya tersebut kental akan budaya. Sebuah karya sastra seperti novel, film, cerpen, dan lain-lain, bukan semata-mata karya biasa, tetapi memiliki makna yang kompleks di dalamnya. Salah satunya adalah adanya unsur antropologi atau budaya dalam karya itu, dan kita dapat memahami bahwa Indonesia kaya akan budaya.

Semoga bermanfaat untuk kita semua....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun