Mohon tunggu...
Rizky Amelia Husniyah
Rizky Amelia Husniyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kunjungan dan Pelatihan Pembuatan Jamu Herbal oleh KSM-TematikUniversitas Islam Malang

13 Agustus 2021   14:10 Diperbarui: 13 Agustus 2021   14:12 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anggota KSM-TEMATIK Universitas Islam Malang melakukan kunjungan dan pelatihan pembuatan jamu herbal dari tanaman toga, yang merupakan salah satu UMKM Unggulan Desa Tunggulwulung. Kegiatan ini dilaksanakan di rumah Bapak Sudrajat, pada Kamis (12/08/2021). Tanaman toga merupakan kependekan dari tanaman obat keluarga, tanaman toga sendiri sebenarnya cukup mudah ditemui. Namun tak banyak yang tahu akan khasiat dan cara pengolahannya.

Tanaman toga dihasilkan dari budidaya rumahan yang mempunyai khasiat sebagai obat. Berbagai macam jenis tanaman toga antara lain jahe, kunyit, lengkuas, kencur, sereh, daun salam dan lain sebagainya. Cukup banyak khasiat dari tanaman toga yang bisa dijadikan sebagai jamu herbal, seperti jahe untuk membantu menghangatkan tubuh, membantu memperlancar peredaran darah. Kencur berkhasiat membantu mengurangi pegel linu. Kunyit untuk mencegah penyakit jantung, mengatasi gangguan saluran pencernaan.

Dok. Pribadi 
Dok. Pribadi 

Dalam kesempatan ini anggota KSM-TEMATIK Kelompok 40 Universitas Islam Malang berkesempatan untuk melakukan pelatihan pembuatan jamu herbal yang dibimbing langsung oleh Bapak Sudrajat. Proses pembuatannya sebenarnya juga cukup mudah, pertama kg beras direndam diwadah sedang, iris jahe dan kunyit, kemudian takar jahe dan kunyit sesuai takaran jamu beras kencur, setelah itu cuci jahe, kunyit serta beras yang sudah direndam tersebut sampai bersih, haluskan semua bahan kemudian tambah dengan asam jawa yang sudah dihaluskan dan direndam air dan tambahkan bumbu rahasia, setelah itu saring semua bahan jamu ke dalam wadah besar bersamaan dengan dituangkan air, lalu campurkan dengan gula yang sudah dicairkan dengan air panas, selanjutnya jamu beras kencur siap dikemas.

Selama proses pelatihan pembuatan jamu herbal, Bapak Sudrajat setia mendampingi anggota KSM-TEMATIK Kelompok 40 dan membenarkan jika ada kesalahan dalam proses pembuatannya.

Bapak Sudrajat juga menjelaskan bahwa penjualan jamu sejak pandemi naik sangat drastis dikarenakan banyak warga yang memesan guna untuk meningkatkan imun tubuh pada masa seperti ini, keunggulan dari jamu ini sendiri juga masih menggunakan alat tradisional dan resep turun temurun dari tahun ke tahun tidak berubah, oleh sebab itu jamu Pak Sudrajat yang di labeli dengan "Eh Jamune!" memiliki rasa yang sangat khas dan membuat konsumen ketagihan. Kemasan dari jamu Bapak Sudrajat juga bervariasi dari berbagai macam ukuran, mulai dari kecil, sedang maupun besar. Selain itu juga, bahan yang digunakan juga masih tradisional bertahan hingga 2-3 hari saja, karena hanya menggunakan bahan alami tidak dicampur dengan pengawet oleh sebab itu tidak bertahan lama.

Kelompok 40 KSM-TEMATIK : Muhammad Ilyas Oktavian, Mohammad Dzunnun, Meilinda Hamida, Yuyun Wijiastuti, Ighfirlana, Dita Octavia, Dinda Nur, Ni'matul Maghfiro, Rizky Amelia, Reiki Vega Diondah, Ahmad Wanto.

Dosen Pembimbing Lapangan : Nur Hidayah, S.E.,M.M

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun