Kasampurnaan, Dalam tasawuf, level ini disebut makrifat. Kadang disebut "ilmu sejati". Yaitu pemahaman terhadap hakikat hidup yang sejati. Jika paham kesejatian hidup, arahnya pasti kepada Tuhan, tidak mungkin tidak. Karena hidup manusia ini tidak sejati, hanya sementara, dan yang sejati hanyalah Allah. Mungkin kita mengerti kesejatian secara teori, tetapi ilmu ini bukanlah teori. Ilmu ini adalah kesadaran tentang yang hakiki. Dalam makrifat, orang yang menguasai ilmu ini adalah orang yang kasyaf atau terbuka. Orang yang sadar bahwa segala sesuatu itu, "oh ini sejatinya". Imam Al-Ghazali mempunyai ilustrasi bagus tentang ini. Orang makrifat itu diibaratkan orang yang baru bangun atau tersadar dari tidurnya,. Sedangkan kita yang belum makrifat ini seperti orang yang masih tidur. Kita mengalami bermacam- macam hal dalam hidup ini, seolah - olah semua itu hanya kenyataan, tetapi ketika kita "terbangun" sebagaimana maksud AL-Ghazali, kita baru sadar bahwa ternyata apa yang kita alami itu cuma mimpi, tidak hakiki. Kata Imam Al-Ghazali, kemungkinan nanti setelah kita meninggal dunia dan masuk ke dunia yang lebih hakiki, kita akan menertawakan semua yang kita alami selama hidup di dunia ini. Meski itu serius menjalani hidup ini, serius dalam bekerja dan belajar misalnya, tetapi begitu kita nanti bertemu dengan yang hakiki setelah mati, kita akan sadar bahwa keseriusan kita itu bukanlah keseriusan yang nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H