Evaluasi program pada inovasi pengelolaan tempat penumpukan sampah menjadi lahan tanaman.
Evaluasi program merupakan rangkaian kegiatan pengumpulan data atau informasi ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan program dimasa akan datang. Karenanya, dalam keberhasilan suatu evaluasi program ada dua konsep yang terdapat didalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi. Efektifitas adalah perbandingan antara output dan input sedangkan efisiensi merupakan taraf pendayagunaan input untuk menghasilkan output melalui suatu proses.
Evaluasi program adalah segala sesuatu yang dilakukan dengan harapan akan mendatangkan hasil atau manfaat. Evaluasi program dapat dilakukan terhadap sebagian atau seluruh unsur-unsur implementasi program. Hal ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana program tersebut berhasil mencapai maksud pelaksanaan dari program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya evaluasi, program-program yang berjalan tersebut tidak dapat dilihat tingkat pencapaian tujuannya. Keterlaksanaan (implementasi) program dalam pencapaian tujuannya sangat ditentukan oleh banyak faktor yang saling berkaitan. Hal ini menunjukan bahwa seluruh proses program adalah sebuah sistem, oleh karenanya dalam melaksanakan evaluasi perlu adanya pendekatan sistem dan berpikir secara sistemik.
Difusi inovasi adalah suatu proses penyebar serapan ide-ide atau hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat yang terjadi secara terus menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu kurun waktu ke kurun waktu yang berikut, dari suatu bidang tertentu ke bidang yang lainnya kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.
Berkaitan dengan difusi inovasi, difusi inovasi yang di lakukan adalah tentang inovasi sampah.
Sesuai dengan SDGS Nomor 12 Tentang Konsumsi dan Produksi yang bertanggung Jawab, meraih pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan berarti kita harus menyadari pentingnya pengurangan jejak ekologi dengan mengubah cara kita memproduksi dan mengkonsumsi makanan dan sumber daya lainnya. Pengelolaan efisien dalam penggunaan sumber daya alam milik bersama, dan cara kita membuang sampah beracun dan polutan adalah target penting untuk meraih tujuan ini. Selain itu mendorong industri, bisnis, dan konsumen untuk mendaur ulang dan mengurangi sampah sama pentingnya, seperti halnya juga mendukung negara-negara berkembang untuk bergerak menuju pola konsumsi yang lebih berkelanjutan pada 2030.
Sampah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan lagi dengan masyarakat. Barang yang sudah tidak terpakai dibuang dan menumpuk lalu menimbulkan masalah, mau itu bencana ataupun penyakit bagi masyarakat sekitar. Terutama jikalau sampah yang dibuang sembarangan dan tidak tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai macam masalah, seperti halnya ekosistem air. Sampah juga disisi lain memnag dapat menjadi makalan mahkluk hidup diperairan tetapi disisi lain lebih besar dapat mengurangi kadar oksigen di dalam air.
Pelaksanaan pengelolaan sampah plastik ini dilaukan dengan metode observasi dengan melihat dan menganalisis keadaan di lokasi. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan meminta izin kepada RT dan RW setempat di Gang Lampung 1 untuk melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat, dengan hasil disepakatilah izin untuk melaksanakan sosialisasi sampah ini. Kemudian menjalankan tahap yang selanjutnya yaitu mengakses informasi, inspirasi, serta mencari bahan-bahan yang diperlukan.
Kegiatan ini dilakukan dengan menjelaskan terlebih dahulu kepada masyarakat tujuan kami sosialisasi, yang dilanjutkan dengan praktik pengelolaan sampah dengan masyarakat di Gang Lampung 1,mulai dari ibu-ibu dan bapak-bapak. Kegiatan dilaksanakan pada sore hari dengan pertimbangan setelah warga pulang dari bekerja maupun di tempat lainnya, sehingga waktu tersebut adalah waktu yang luang dan memudahkan untuk bekumpulnya warga yang berada di Gang Lampung 1
Inovasi yang digunakan yaitu berupa pemanfaatan ban bekas memanfaatkan ban bekas sehingga mencegah adanya sampah, yang sebenarnya bisa menjadi sesuatu yang berguna sehingga dapat mengurangi penggunaan bahan baku yang baru. Hasil dari pemanfaatan ban bekas kelompok membuat taman bunga mini yang dimana memberikan keindahan dan kenyamanan dan mengurangi masyarakat agar tidak membuang sampah di lahan tersebut. Inovasi selanjutnya yang kelompok usulkan yaitu mobil bak sampah yang dimana mobil tersebut akan mengangkut sampah di Gang lampung 1 tersebut. Untuk mengurangi timbulan sampah, meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengurangan timbulan sampah.
Adapun beberapa tahapan difusi inovasi yang dilakukan diantaranya tahapan pengetahuan, tahapan persuasi, tahapan pengambilan keputusan dan tahapan implementasi.
Pada tahapan pengetahuan proses penyebaran informasi terhadap masyarakat dapat dilihat melalui kondisi lapangan observasi.Sebagian besar masyarakat daerah Gang Lampung 1 RT. 10 Kel Ogan ilir ialah mahasiswa dan mahasiswi dari universitas Sriwijaya dan sebagian kecil kalangan masyarakat biasa pada umumnya. Mahasiswa dan mahasiswi tersebut adalah kalangan masyarakat yang berpindah tempat dari asal daerah mereka ke daerah Ogan Ilir dengan tujuan ingin melanjutkan jenjang S1 di universitas Sriwijaya.
Pada tahap persuasi ini ada beberapa pihak yang terlibat dalam membujuk masyarakat untuk melakukan adopsi inovasi mengenai penumpukan sampah pada lahan kosong di Gang Lampung 1 RT 10 yaitu RT, selain pihak RT kami juga membujuk masyarakat dengan menggunakan metode personal atau bicara dari hati ke hati Dan kami tidak hanya menggunakan metode personal tetapi kami juga memberikan undangan yang berisi sebuah ajakan/bujukan untuk masyarakat terhadap tujuan kami dalam mengadopsi inovasi Penumpukan Sampah pada lahan kosong di Gang Lampung 1 RT 10.
Pada proses difusi inovasi tahap ketiga adalah tahap pengambilan keputusan. Dalam tahap ini seseorang memutuskan dirinya menerima (mengadopsi) atau menolak inovasi. Berkaitan dengan proses difusi inovasi di kalangan Gang Lampung 1 RT 10 ini, pada tahap keputusan ini semua masyarakat yang ikut terlibat, baik mahasiswa dan mahasiswi maupun masyarakat pada kalangan biasa telah memutuskan untuk menerima adopsi inovasi terhadap tidak membuang sampah sembarangan terutama pada lahan kosong yang ada di lingkungan masyarakat tersebut. Keputusan masyarakat untuk menerima adopsi inovasi dalam penumpukan sampah pada lahan kosong di Gang Lampung 1 RT 10 telah disetujui atau sepakati secara bersamaan dan telah ditetapkan oleh perwakilan masyarakat yaitu ketua RT 10 gang Lampung 1.
Pada tahap ini seseorang melaksanakan keputusan yang telah dibuat pada tahap sebelumnya mengenai sebuah diifusi inovasi. Pada proses difusi inovasi Terhadap Penumpukan Sampah pada lahan kosong di daerah gang Lampung 1 RT 10 Kel. Ogan Ilir masyarakat telah mengimplementasikan hal tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari mereka, Hal ini kami ketahui setelah melakukan monitoring langsung ke masyarakat.
Pada tahap terakhir dalam sebuah inovasi tentu di adakannya sebuah evaluasi agar dapat meninjau sejauh mana dan seberapa besar keberlanjutan di adakannya sebuah inovasi ini. Untuk mengetahui evaluasi yang di gunakan, disini menggunakan Model Evaluasi CIPP.
Context, Input, Prosess and Product). Dalam bidang pendidikan Stufflebeam menggolongkan sistem pendidikan atas 4 dimensi, yaitu context, input, process dan product, sehingga model evaluasi yang ditawarkan diberi nama CIPP model yang merupakan singkatan ke empat dimensi tersebut. Nana Sudjana & Ibrahim (2004: 246) menerjemahkan masing-masing dimensi tersebut dengan makna sebagai berikut :
(Context) Situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi yang akan dikembangkan dalam sistem yang bersangkutan, seperti halnya tujuan dalam program difusi inovasi ini terkait masalah banyaknya . Dalam hal ini penulis ingin mencari tahu latar belakang banyaknya sampah di sekitar tempat observasi yang akan di laksanakan.
(Input) Sarana/modal/bahan dan rencana strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuantujuan pendidikan. Setelah mengetahui latar belakang masalah yang ada dalam program difusi inovasi ini penulis ingin mengajak para masyarakat untuk membuat inovasi dalam pengelolaan sampah menggunakan sarana, modal, atau bahan yang bisa di manfaatkan kembali.
(Process) Proses pelaksanaan program difusi inovasi ini akan laksanakan di dalam kegiatan nyata di lapangan yang melibatkan para masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam proses membuat inovasi tersebut.
(Product) Nantinya hasil yang dicapai baik  produk maupun ilmu diharapkan nantinya akan bermanfaat dan terus tetap dijalankan mandiri oleh masyarakat sehingga masyarakat tahu akan pentingnya pengelolaan sampah.
Kesimpulan dari sebuah opini ini adalah pelaksanaan kegiatan inovasi pengelolaan tempat penumpukan sampah menjadi lahan tanaman adalah dengan memanfaatkan sebuah inovasi tempat penumpukan sampah menjadi lahan tanaman dengan tujuan agar lahan di sekitar rumah warga tersebut tidak di gunakan lagi sembarangan di buangnya sampah melainkan di jadikan sebuah taman, selain itu agar masyarakat di sekitar sana dapat membuang sampah pada tempatnya. Adapun tahapan inovasi yang di lakukan yaitu tahapan pengetahuan, tahapan persuasi, tahapan implementasi. Model evaluasi yang di gunakan adalah dengan menggunakan Model CIPP.
Demikianlah opini penulis mengenai inovasi pengelolaan sampah, di harapkan opini ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan baru kepada pembaca. dan tentunya sebuah opini ini merupakan syarat tugas UTS dari Mata Kuliah Evaluasi Program PLS Prodi Pendidikan Masyarakat Universitas Sriwijaya yang di ampuh oleh ibu dosen Dra Evy Ratna Kartika Waty, M.Pd, Ph.D dan Ibu Mega Nurrizalia, S.Pd.., M.Pd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H