Kegiatan pengenalan jajanan tradisional jawa merupakan salah satu program kerja mahasiswa proyek kemanusiaan Artabhara Unesa (Universitas Negeri Surabaya). Kegiatan  ini dibuat untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya yang berbentuk kuliner. Kegiatan pengenalan jajanan tradisional ini sekaligus menjadi ajang promosi budaya dan kuliner nusantara kepada warga malaysia, khususnya di kampung parit bugis. Ada beberapa jenis jajanan tradisional yang akan ditunjukan diantaranya klepon, gethuk, sawut. Ketiga jajanan tersebut merupakan kuliner tradisional yang sangat legendaris dan saat ini masih sering dikonsumsi. Jajanan tradisional tersebut berbahan dasar alami dan lebih sering menggunakan bahan dasar singkong. Sama seperti bahan dasar pembuatan sawut dan gethuk yang terbuat dari singkong. Lain dengan klepon yang berbahan dasar tepung beras dan tepung tapioka. Jajanan klepon yang terkenal di jawa ternyata juga ada di malaysia namun berbeda penyebutannya. Jika di malaysia jajanan klepon disebut buah melaka, karena gula merah yang digunakan berasal dari melaka dan kemasan gula merah tersebut berbunyi "gula melaka". Bahan yang digunakan pun sama seperti klepon, hingga finishing dari jajanan tersebut juga sama yaitu diberi taburan kelapa parut.
Kegiatan pengenalan jajanan tradisional ini dibuat sendiri oleh mahasiswa proyek kemanusiaan Artabhara Unesa, sehingga proporsional rasa dan tekstur terjamin keasliannya yang khas dari jawa. Diantaranya adalah Sinta Fitri Novia, Rizky Malinda F., Ani Fatimatus, Dea Ananda dan 7 teman lainnya. Â Nantinya jajanan tradisional ini akan dipersembahkan kepada warga malaysia yang khususnya berada di kampung parit bugis. Persembahan jajanan tradisional juga dilakukan diacara ambengan yang dihadiri oleh siswa sekolah MRSM. Nantinya peserta ambengan yang berada di keraton parit bugis akan mencoba dan menikmati jajanan tradisional tersebut. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 18 Oktober 2024. Tujuan dari kegiatan pengenalan jajanan tradisional ini yaitu untuk melestarikan dan memperkenalkan kuliner tradisonal jawa kepada masyarakat kampung parit bugis, Malaysia. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkenalkan warisan kuliner budaya jawa di kancah internasional.
Diantara ketiga jajanan tradisional tersebut tidak hanya rasa dan tekstur yang bisa diunggulkan, akan tetapi filosofi dari pembuatan jajan tersebut juga menarik. Kegiatan pengenalan cita rasa nusantara ini salah satunya menyajikan sawut singkong. Sawut adalah jajanan tradisional yang terbuat dari singkong, atau dikenal juga sebagai ubi kayu di Malaysia yang diparut kasar dan dikukus bersama gula merah. Jajan ini memiliki tekstur lembut, rasa manis alami dari gula merah serta aroma gurih dari taburan kelapa parut. Sebagai salah satu bentuk kuliner nusantara, sawut adalah simbol kesederhanaan orang jawa. Sawut merupakan salah satu jajanan pasar yang berasal dari D.I Yogyakarta. Nama sawut sendiri berasal dari bahasa jawa "semrawut" yang bermakna berantakan. Â
Sawut memiliki bentuk simpel dan "semrawut" yang menggambarkan  sifat rendah hati dan menerima ketidaksempurnaan. Sawut mengajarkan bahwa kehidupan tidak selalu berjalan dengan apa yang kita harapkan dan kadang perlu menerima ketidakpastian yang ada. Makna tersebut yang menggambarkan ebtapa sederhananya orang jawa dalam menghadapi rintangan kehidupan. Selain itu, karena sawut dibuat dari singkong, jajanan ini juga melambangkan keteguhan dan kesabaran hati. Singkong merupakan tanaman yang kuat dan dapat tumbuh dengan baik di berbagai kondisi cuaca serta tanah . Makna tersebut juga menggambarkan seseorang untuk selalu sabar dan bersyukur dengan apapun yang dihadapi dalam hidup.Â
Jajanan tradisional selanjutnya yaitu klepon. Klepon terbuat dari bahan dasar tepung beras dan tepung tapioka. Klepon juga memiliki filosofi yaitu mengandung nilai-nilai kebaikan dan kesederhanaan. Hal tersebut dapat dilihat dari bahan dasar pembuatan klepon yang sangat mudah didapatkan. Kesederhanaan dari klepon ini tampak dari cara pembuatannya yang sangat mudah. Sifat sederhana, tidak berlebihan merupakan perilaku terpuji yang wajib dimiliki manusia dalam kehidupannya. Seperti itulah sifat dan filosofi klepon. Tekstur dari klepon yang kenyal dengan isi gula mempunyai makna bahwa setiap sesuatu yang alot atau keras akan terasa manis dikemudian hari.
Jajanan tradisional yang terakhir yaitu gethuk. Gethuk adalah salah satu makanan tradisional jawa yang terbuat dari singkong yang dihaluskan dan dicampur dengan bahan-bahan seperti kelapa parut, gula, dan garam. Gethuk memiliki tekstur kenyal dan manis. Jajanan Gethuk iki biasanya disajikan dengan ukuran yang kecil dan mini seperti gambar diatas. Gethuk singkong dapat ditemukan di berbagai daerah dengan bentuk yang berbeda-beda. Gethuk menggambarkan sebuah kesederhanaan karena bahan yang mudah ditemukan. Gethuk juga memilki manfaat diantaranya adalah gizi yang didapat dari singkong. Proses membuat gethuk inilah yang mencerminkan budaya jawa, karena membuatnya dengan proses manual butuh kesabaran dan ketelatenan. Gethuk singkong biasanya disajikan dalam acara-acara tertentu baik formal ataupun non-formal. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H