Mohon tunggu...
Rizky Gary Lumban Tobing
Rizky Gary Lumban Tobing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang memiliki hobi menulis, bermain sepak bola, badminton, berenang dan banyak lagi. Saya juga memiliki karakteristik yang periang dan suka berteman. Saya juga salah seorang yang menyukai konten-konten otomotif, olahraga, esports, fashion dan lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Teman Matematikaku

6 Juni 2022   13:43 Diperbarui: 16 Juni 2022   12:16 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AKU DAN TEMAN-TEMAN MATEMATIKA KU

                Siapa yang tak kenal dengan matematika? Ilmu yang sebagian yang tidak disukai oleh orang-orang karena rumitnya. Sejak memasuki sekolah dasar hati selalu gelisah saat mengetahui ada jadwal mata pelajaran matematika ini, belum lagi disuguhi oleh tugas yang membuat keringat dingin bercucuran dari tubuhku. Betapa senangnya jika mengetahui 1+1=2 tapi semua itu berubah ketika x dan y menyerang.

            Bukan hanya manusia yang memiliki keturunan tapi matematika tak mau kalah juga. Disetiap tingkatan sekolah matematika tak ada matinya. Dulu hanya tau penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Seiring waktu berjalan wawasan kita tentunya bertambah, dimana tidak lagi hal yang keempat tersebut yang muncul di matematika ini namun sudah memiliki banyak sekali variasinya.

            Di rabu pagi yang cerah nan gemilang dari kicauan burung-burung diudara tapi tidak hatiku yang mendung karena menunggu kehadiran dosen matematika. Saya duduk di bangku kuliah dan menjalani semester 2. Hari ini jadwal mata kuliah madas (matematika dasar) dimana topik pembahasan kami adalah Integral lipat dua bukan lipat tiga. “Rangga, hari ini ada tugas ga?” tanya teman saya yang bernama Yanto. “Eh aku gatau, emang ada ya?” sahutku. Tiba-tiba dosen kami sudah masuk dan langsung menagih tugas yang diberikan beberapa hari yang lalu. Sontak suasana kelas serasa di kutub utara, dingin banget. Aku dan Yanto terkejut mendengar hal itu, namun disisi lain kami juga kurang paham dalam topik pembahasan kami tapi masih lebih sulit lagi memahami wanita. Tak lama beberapa saat dosen kami memberi peringatan kepada kami bahwa mahasiswa yang tidak menyelesaikan tugas diberi hukuman dengan mengerjakan soal yang berkaitan dengan Integral Lipat Dua yang bukan lipat tiga tersebut.

             Setelah selesai kelas, saya menghampiri Yanto dan bertanya “To, kamu ko gatau si kalo ada tugas?”. “Lah, aku kan tadi nanyain ke kamu” sahut Yanto. “Iya juga sih, yaudah deh kita ngerjain soal bareng ya” sahutku lagi. “Lah, kita kan ga sama-sama tahu materi ini, gimana mau ngerjain bareng Ga?”. “Kalo gitu kita tanya ke Yanti aja”. Yanti adalah salah seorang yang pandai matematika di kelas kami tapi masih lebih pandai lagi Dosen kami sih.

Kemudian kami bergegas menjumpai Yanti yang sedang duduk di sawung.

“Yanti, kemarin kamu jatuh ya?” tanya Yanto.

“Ngga, aku ga ada jatuh kemarin” sahut Yanti.

“Lah iya? Berarti kaki kamu ngga ada yang luka?” Tanya Yanto lagi.

“Ngga lah, ngawur kamu” kata Yanti dengan nyolot.

“Ooo, berarti bisa jalan dong? Mau kapan nih?” gombal Yanto.

Yanti tersipu sembari memukul pundak Yanto

“Eh Yanto, kita kesini mau nanyain tentang tugas yang dikasih Ibu itu, ini malah gombal dasar buaya” kata ku.

“Emang mau nanya tugas yang mana” tanya Yanti.

“Oh begitu, Yanto mah taunya gombal mulu, ngerjain tugas matematika gabisa, cemen.”kata Yanti mengeledek.
“Cara nya gini, untuk langkah pertama kita mengintegralkan dulu terhadap Y, nanti hasil begini teman”

Gambar 2.
Gambar 2.

“Setelah kita integralkan terhadap y kita juga harus integralkan terhadap x juga kan?” tanyaku.
“Ih, Rangga udah ganteng pinter lagi, sarangheo Rangga.”puji Yanti
“haha bisa aja nih Yanti, coba ya yang mengintegralkan terhadap X nya aku yang ngerjain”kata ku lagi.
“Jangan deh Ga, nanti salah malah jadi ribet, biar Yanti aja.” kata Yanto
“Yauda gapapa, biar Rangga cobain dulu, nanti kalo ada yang salah kan bisa kita perbaikin. Lagian kalo salah mah wajar, kita kan pelajar jadi masih belajar jadi jangan takut salah.”kata Yanti

Gambar 3.
Gambar 3.

"Ini udah bener belum Yan?"tanyaku pada Yanti
Setelah Yanti melihat pengerjaan dariku ternyata sudah benar. Kaget melihat bahwa pengerjaan ku benar Yanto bertanya
"Eh Ga kamu bilang tadi gabisa Integral, tapi ini kok bisa benar?Kamu pake dukun ya?"kelakar Yanto padaku.
"Ah ngawur kamu To, aku sebenarnya bisa matematika,cuma takut yang lain kesaing aja, hehe."kataku pada mereka
"Lah kan dalam pendidikan emang harus bersaing, hadeh."kata Yanti
"Iya sih, tapi aku lebih memilih bersaing untuk dapetin kamu Yanti, hehe."jawabku
"Ih dasar ya kalian berdua. Gombal doang yang rajin, ngerjain soal ngga."
"Iya Yanti, galak amat. kami kan bercanda. Habis ini makin rajin kok."
"Iya ih ,Yanti galak banget nanti makin jelek tau" kata ku dan Yanto
"Ih,Rangga jahat banget bilang jelek"sahut Yanti
"Itu juga bercanda tau, yang serius itu cuma perasaan ku ke kamu, hehe."
Setelah selesai mengerjakan tugas-tugas, kami pun akhirnya pulang kerumah masing-masing.
Hari Rabu pun tiba, dimana di hari itu adalah jadwal mata kuliah matematika. Dosen memeriksa setiap tugas mahasiswa yang sudah diberikan kemarin. Setelah Dosen saya memeriksa ternyata semua mahasiswa menyelesaikan semua tugas tersebut. Dan tugas yang kami kerjakan diberi penilaian.
"Baiklah, karena semua sudah ibu beri nilai terhadap tugas yang kalian kerjakan, tapi ibu masih kurang yakin akan pemahaman kalian, soalnya dari yang ibu lihat muka kalian masih banyak yang planga-plongo, pada bingung ya?" tanya dosen kami
"Wah, parah sih ibu, muka shaming"ucap Joni
Sontak satu kelas tertawa mendengar perkataan Joni.
"Bagaimana bisa Joni bilang kalo ibu melakukan muka shaming?"
"Iya bu, soalnya muka saya bingung ga bingung sama aja. Tapi walaupun muka saya kurang berkenan diantara gadis-gadis tapi punya 99 wanita bu."
"Hadeh, masih pagi kamu udah halu aja Joni, kurang minum ya?hahaha"sahut Bima
"Sudah-sudah,kalian bercanda terus. Yaudah ibu kasih satu soal lagi biar kalian juga makin paham.

Gambar 4.
Gambar 4.

"Bu, itu bener soalnya?" kataku
"Iya Rangga, kenapa? ada yang salah menurut kamu?"tanya dosen
"Ngga sih bu, agak kaget aja tapi okelah."sahutku lagi
"Untuk soal ini akan dikumpulkan ketika kalian tutor dan dibahas bersama asisten dosen ya. Terimakasih."

Hari jumat telah tiba, teman saya Bima bertanya kepada saya “Oi bagi madas dong” teriaknya. Mendengar hal itu aku menjawab “Aku belum selesaian tugas yang kemarin, bagaimana kalo kita kerjain bareng?”.  “Yaudah yuk, sekalian belajar bareng juga” jawab Bima padaku. Sembari menyiapkan peralatan belajar tak lama kemudian teman saya yang lain tiba. “Hai teman, lagi apa nih?aku liat serius banget, janganlah serius-serius kali”. Kata Toni pada kami. “Kami lagi belajar bareng nih untuk tugas madas yang kemarin” jawab Yanto. “Oh, kebetulan aku juga belum selesai, boleh ikutan ngga?” tanya Toni. “Ngga ah” sahut kami semua. “Ih, parah bener kalian semua” ucap Toni “hahaha, kami hanya bercanda yaudah sini biar abang tutorin.” kata Joni.
Kemudian kami mengerjakan tugas tersebut dengan perorangan agar dapat saling mengoreksi. Setelah mencoba mengerjakan saya dapat menyelesaikan soal tersebut dan meminta kepada teman-teman saya untuk mengoreksi pekerjaan saya tersebut. “Guys, aku udah selesai nih, coba kalian periksa dong” kata ku.

Gambar 5.
Gambar 5.

"Eh kayanya jawaban kita sama deh Ga" kata Toni padaku dan disahut oleh teman-teman yang lain.
"Berarti jawaban kita udah benar kayanya."kataku
Setelah mengerjakan tugas dan selesai mengoreksi satu sama lain tiba-tiba teman saya Leo meminta jawaban dari soal yang kami kerjakan. “Bagi dulu soal yang hari rabu itu” kata Leo. “Kebetulan kami udah selesai Le, coba kamu kerjain sendiri biar kamu juga bisa paham, nanti kami bantu kok kalo kamu ada yang ngga ngerti” sahut Bima. “Nanti aja aku pelajarin, aku juga lagi malas. Jangan pelit dong jadi teman nanti kuburannya sempit” kata Leo lagi. “Yaudah nih, nanti awas aja kamu ketahuan mencontek pasti asisten dosen nanti marah ke kamu” kata Bima. “Udah tenang aja, aman itu” sahut Leo yang tidak mau tau.

Dimalam harinya dengan cuaca hujan deras ditemani dengan petir membuat jantung ketar ketir. Aasisten dosen kami menginfokan agar kami mengikuti tutorial madas di gedung 928. Setelah memasuki kelas, asisten dosen kami memeriksa mahasiswa yang tidak menyelesaikan tugas yang sudah diberikan. Setelah memeriksa ternyata seluruh mahasiswa mengerjakan tugas tersebut. Tiba-tiba asisten dosen kami memanggil Leo kedepan untuk menyelesaikan tugas tersebut sambil menjelaskannya. “Leo, coba tulis hasil kerja kamu ke depan dan jelaskan” kata asisten dosen kami. Mendengar hal itu Theo kaget dan mukanya sedikit pucat. Dengan rasa ketakutan Leo pun mau tak mau kedepan menuliskan hasil pekerjaannya. Setelah menulisnya dipapan tulis. Asisten dosen kami berkata “coba jelaskan pekerjaan mu yang kamu tuliskan itu” . Tak tahu harus apa Leo hanya kebingungan dan berdiam diri saja. Hal tersebut dikarenakan dia mencontek pekerjaan dari temannya tanpa mencoba memahami. Kemudian karena Leo tidak dapat menjelaskannya akhirnya diapun diberi hukuman untuk menyelesaikan 10 soal lagi.

            Jadi yang bisa kita dapatkan dari cerita ini bahwa “orang yang suka mencontek tidak akan punya motivasi belajar yang tinggi. Mereka justru semakin malas belajar dan mengandalkan contekan ketika menghadapi ujian. Akibatnya sangat jelas, pelajar dan mahasiswa seperti ini mungkin bisa dapat nilai bagus tapi pasti tidak bisa menguasai ilmu yang seharusnya mereka tahu.”

Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka. Jika Ada Kesamaan Nama Tokoh, Tempat Kejadian Ataupun Cerita, Itu Adalah Kebetulan Semata Dan Tidak Ada Unsur Kesengajaan


Nama Penulis: Rizky dan Satria (S1 Teknik Bioproses, IT Del)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun