"Tok...tok...tok.." Suara pintu rumahku sepertinya diketuk seseorang. Ku buka pintu dan terlihat salah satu siswaku yang bernama Jodi sudah berdiri dengan wajahnya yang cemas.
"Eh, Jodi masuk. Duduk dulu. Ada apa kamu datang ke rumah ibu?"
"Jodi bingung bu. Semalam Jodi dapat telepon dari pihak sekolah agar orang tua Jodi datang ke sekolah untuk melunasi administrasi sekolah. Ibu Jodi bilang apa boleh ditangguhkan dulu."
"Hmm, biasanya sekolah kita memberi keringanan bahkan khusus untuk anak yang berprestasi namun kurang mampu selalunya diberi bantuan meski tak full jumlahnya."
"Tapi Jodi bukan siswa berprestasi bu." Ucapnya melemah dengan matanya yang mulai memerah.
"Iya ibu paham. Untuk itu alangkah lebih baiknya kamu ke sekolah saja besok bersama orang tua kamu."
"Apa ibu bisa bantu Jodi? Jodi mohon bu. Nanti Jodi ganti bu." Ucapnya memelas.
Sebenarnya aku pun pegang uang pas-pasan karena kebutuhan sekolah dan makan anak akhir-akhir ini meningkat drastis. Aku tidak ingin suamiku bertanya nantinya. Namun rasa kasihanku pada Jodi membuatku ingin membantunya. Tak apalah aku bantu sedikit saja. Yang penting orang tuanya tak sampai datang ke sekolah..
"Ini ibu hanya bisa bantu sedikit. Hari sudah malam, kamu segera pulang ya."
"Alhamdulillah makasih bu. Jodi janji akan segera kembalikan uang ibu."
"Ya sudah tiati pulangnya."