Mohon tunggu...
Rizky DwiRamadhan
Rizky DwiRamadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

KKN RDR 77 KELOMPOK 71

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pertanian Jagung di Pati pada Masa Pandemi

23 November 2021   21:55 Diperbarui: 23 November 2021   22:27 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dampak Pandemi terhadap Pertanian Jagung di Kota Pati
Oleh : Rizky Dwi Ramadhan

Pati yang dijuluki dengan sebutan PATI BUMI MINA TANI yang sesuai dengan realitanya, yaitu sebagai kota yang kaya akan hasil pertanian, itu sangat nyata adanya. Banyak hasil tani yang dihasilkan dari petani kota Pati ini, antara lain : padi, jagung, ketela, kacang-kacangan dsb. Selain menjadi gudangnya hasil tani, Pati juga terkenal akan hasil lautnya, khususnya di daerah kecamatan Juwana. Juwana ini sudah sangat terkenal akan hasil lautnya yang begitu banyak, yang hasilnya ini membawa tingkat ekonomi warga Juwana meningkat. Disamping hasil laut yang tinggi, di Juwana juga terdapat aneka tambak, antara lain : tambak bandeng, tambak udang dan tambak garam.

Disisi lain, daerah Pati selatan juga punya kebanggaan sendiri akan hasil buminya. Tentu hasil pertanianya. Untuk daerah Pati bagian selatan ini meliputi kecamatan Pucakwangi, Winong, Tambakromo, Kayen dan Sukolilo, banyak sekali menghasilkan pertanian padi dan jagung. Tentu setiap waktu panen raya daerah Pati bagian selatan ini banyak diserbu para tengkulak dari berbagai daerah. Kenapa begitu, karena hasil tani dari petani-petani daerah Pati ini bisa di ketegorikan unggul di banding daerah lain. 

Hal ini dinyatakan sendiri oleh tengkulak-tengkulak yang berdatangan untuk membeli hasil tani. Tapi tak sedikit tengkulak lokal yang memberanikan diri untuk mengelola hasil taninya untuk disetorkan langsung ke pabrik yang biasan tengkulak-tengkulak lakukan.

Pada masa pandemi seperti ini, pertanian di daerah Pati tidak terlalu terkena efek dari pandemi tersebut. Itu dikarenakan bertani tidak terlalu banyak kontak antara manusia satu dengan yang lain. Tentu hal ini tidak menjadikan petani susah akan proses pertanian dalam kondisi pandemi. Tetapi efek transportasi lah yang sangat berdampak. Akses yang biasa dilalui armada pengangkut hasil tani ini terhambat, ada yang jalan ditutup, harus rapid tes dll.

Dengan masalah yang timbul, para petani memutar otak, bagaimana caranya supaya hasil tani sebagian bisa di kelola di daerah setempat?. Jadilah hasil panen jagung yang biasa disetor ke pabrik untuk dijadikan bahan baku tepung, sebagaian jagung tersebut di olah untuk pakan ternak ayam. Dan isi jagung dijadikan sebagai alat pengasapan ikan di daerah Juwana dan sekitarnya. Lebih baik hasil jagung ini dikelola oleh lokal, tentunya bermanfaat bagi elemen yang membutuhkan, dan tidak usah impor lagi.

Untuk postur tanah pada saat musim penghujan ini, para petani sangat senang, karena kebutuhan air bisa terpenuhi dengan turunya air hujan. Akan tetapi akan menjadi masalah jika saat panen sudah tiba. Jagung bisa terjual dengan harga maksimal jika dalam keadaan kering. Harganya saat ini bisa nyampai Rp 5.100 - Rp 5.200 perkilogram. 

Sedangkan kalau jagung dalam keadaan basah harga sekitar Rp 4000 an perkilogram nya. Hal ini tentu membuat para petani harus menyiapkan persiapan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kalau boleh memberi saran, para petani mengusulkan kepada pemerintah untuk membantu menyediakan alat oven untuk membantu mengeringkan jagung basah menjadi kering, supaya harga jualnya bisa maksimal, yang tentunya menguntungkan bagi petani jagung.

Menurut penulis, untuk mendukung pertanian di daerah Pati, khususnya pertanian bidang jagung. Jagung saat ini nilai jualnya sangat menguntungkan dibanding tahun-tahun sebelumnya, maka dari itu untuk para petani harus berani menyuarakan kebutuhan-kebutuhan untuk menunjang kualitas harga pasar kepada pemerintah terkait. Karena dengan menyuarakan kebutuhan tersebut maka kualitas dapat bersaing dan tentu akan meningkat pula harga jual dari hasil jagung itu sendiri.

Profil Penulis
Nama : Rizky Dwi Ramadhan
TTL : Pati, 21 Desember 1999
Alamat : Desa Godo Rt1/Rw 3 Kec Winong Kab Pati
Prodi: Hukum Keluarga Islam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun