Apakah kalian tahu? Selain memiliki rangkaian kata yang indah, puisi juga sangat istimewa karena mampu membangkitkan imajinasi dan menjadi media dalam pembelajaran.Â
Hal ini selaras dengan pendapat (Gumelar & Santosa, 2021), yang menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk karya sastra yang menawarkan imajinasi yang kaya serta refleksi mendalam mengenai lingkungan, diri sendiri, dan hubungan manusia dengan Sang Pencipta yang Maha Kuasa. Pendapat itu tentu mengacu pada apa yang diajarkan di dalam puisi.Â
Selain itu, Wulandari berpendapat bahwa puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang secara etimologis berfungsi untuk mendidik, mengajar, dan memberikan petunjuk (Romandon & Andreastya, 2022) .Â
Dengan demikian, puisi lebih dari sekadar rangkaian kata; ia adalah jendela menuju dunia kreativitas, membantu anak-anak memahami, dan mengekspresikan diri mereka dengan lebih baik. Dalam dunia pendidikan, puisi memainkan peran penting untuk memperkaya kosakata dan meningkatkan kemampuan berbahasa.
Puisi memiliki berbagai manfaat signifikan bagi anak-anak, terutama dalam memperkaya kosakata dan meningkatkan kesadaran mereka terhadap keindahan bahasa. Dengan ritme dan rima yang khas, puisi tidak hanya memudahkan anak-anak mengingat kata-kata baru, tetapi juga memperkenalkan mereka pada berbagai pilihan kata yang penting dan bermakna.Â
Menurut Peri Sandi Huizche (2022) dalam Gairahkan Literasi dengan Membaca Puisi, puisi dapat membantu menumbuhkan perbendaharaan kata anak-anak dengan memaparkan mereka pada kosakata baru yang kaya dan kontekstual. Puisi memberikan pengalaman unik dalam pembelajaran bahasa, di mana anak-anak tidak hanya belajar kata, tetapi juga bagaimana kata tersebut digunakan dalam ungkapan yang indah dan bermakna.
Salah satu tantangan utama dalam literasi, seperti yang diungkapkan oleh (Arifin dkk., 2023), adalah rendahnya minat baca pada anak-anak yang sebenarnya sudah mampu membaca tetapi tidak memiliki ketertarikan untuk melakukannya.Â
Membaca puisi bisa menjadi solusi kreatif untuk mengatasi masalah ini. Struktur kalimat yang unik, rima yang menarik, dan cerita yang disampaikan dalam bentuk metafora membuat puisi menjadi media yang menyenangkan sekaligus mendidik. Selain itu, puisi juga dapat merangsang imajinasi, memperkaya kosakata, dan membantu anak memahami berbagai emosi serta perspektif, sehingga memberikan pengalaman membaca yang lebih bermakna dan menyenangkan.Â
Melalui puisi, anak-anak juga dilatih untuk mengucapkan kata-kata dengan tepat, mengenali pola bahasa, dan memahami makna pada kata. Proses ini tidak hanya meningkatkan kemampuan membaca, tetapi juga merangsang imajinasi dan kreativitas mereka. Puisi mendorong anak-anak untuk memahami pesan yang terkandung dalam teks.Â
Lebih dari itu, puisi membantu anak-anak untuk mengenali keindahan bahasa, mengembangkan empati melalui tema-tema yang universal, dan memupuk rasa ingin tahu terhadap literasi. Dengan metode yang tepat, seperti membaca bersama, menggambar ilustrasi, atau berdiskusi tentang isi puisi, puisi dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan literasi dan membangun kebiasaan membaca sejak dini.Â
Puisi bukan hanya tentang seni atau estetika ia adalah jendela yang membuka pintu pemahaman lebih luas tentang kehidupan, bahasa, dan ekspresi diri. Dengan mengintegrasikan puisi ke dalam kegiatan literasi, anak-anak dapat menemukan kegembiraan membaca sambil memperkaya kemampuan bahasa mereka secara mendalam.
Untuk mengajarkan kosakata melalui puisi, guru atau orang tua dapat menggunakan berbagai metode yang menyenangkan dan interaktif sehingga anak-anak merasa antusias dalam belajar. Pendekatan ini tidak hanya membantu memperkenalkan kata-kata baru tetapi juga memperkuat kemampuan mereka dalam memahami penggunaan kata. Berikut adalah beberapa metode yang dapat diterapkan:
- Membaca Puisi Bersama, mengajak anak-anak untuk membaca puisi bersama-sama bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan dan edukatif. Dalam proses ini, anak-anak tidak hanya belajar membaca, tetapi juga diajak untuk menganalisis makna dari kata-kata baru yang mereka temui. Diskusi mengenai kata-kata ini dapat memperkaya kosakata mereka. Selama membaca puisi, anak-anak akan menemukan kata-kata baru yang mungkin belum mereka kenal. Misalnya, dalam puisi tentang alam, mereka dapat menemukan kata seperti "gugur", "rintik", atau "senja". Kata-kata ini bisa langsung didiskusikan bersama, sehingga anak-anak memahami arti, sinonim, dan konteks penggunaannya.
- Permainan Kata, permainan kata adalah cara yang efektif untuk memperkenalkan kosakata baru kepada anak-anak. Setelah membaca puisi, buatlah permainan di mana mereka harus menemukan kata-kata baru dari puisi tersebut. Misalnya, Anda bisa membuat kartu dengan kata-kata dari puisi dan meminta mereka menyusun kalimat menggunakan kata-kata tersebut. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membantu anak-anak mengingat dan memahami kata-kata baru dengan lebih baik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Bani dkk., 2023) penggunaan media kartu kata terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi pada peserta didik kelas IV SDN 1 Cibunigeulis.
- Menggambar Ilustrasi, menggambar ilustrasi setelah membaca puisi adalah cara yang bagus untuk membantu anak-anak mengaitkan kata-kata dengan visual. Minta mereka untuk menggambar sesuatu yang menggambarkan isi puisi. Ketika anak-anak menggambar sesuatu berdasarkan puisi, mereka memvisualisasikan kata-kata dan makna yang telah mereka baca. Misalnya, jika puisi menyebutkan kata "pelangi", "ombak", atau "dedaunan gugur", mereka akan menghubungkan kata-kata tersebut dengan gambar yang mereka buat. Proses ini membantu memperkuat pemahaman kosakata baru melalui pengalaman visual.
Contoh Puisi dan Analisis
Puisi "Tatapan" karya Ayashdamica Aldea Khusma menawarkan potensi yang kaya untuk pembelajaran bahasa anak. Bahasa sederhana dan deskriptif dalam puisi ini memperkenalkan kosakata baru dan merangsang imajinasi anak.
Puisi ini menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami oleh anak-anak. Kata-kata seperti "menatap", "tanaman", "langit", dan "kucing" merupakan kosakata yang familiar bagi anak-sekolahan dasar.Â
Penggunaan kata kerja "menatap" secara berulang menciptakan efek berirama yang menyenangkan. Irama ini tidak hanya membuat puisi terasa hidup tetapi juga membantu anak-anak untuk mengingat kosakata baru dengan lebih mudah.
Tidak hanya menggunakan kosakata yang sudah akrab, puisi ini juga memperkenalkan kata-kata baru yang mungkin belum dikenal anak-anak, seperti "renta" dan "nanar". Kata "renta" menggambarkan kondisi seseorang yang sudah tua atau lemah, sedangkan "nanar" mendeskripsikan keadaan bingung atau pusing. Dengan bantuan konteks puisi, anak-anak dapat memahami arti kata-kata ini secara lebih mendalam, sekaligus memperkaya perbendaharaan kata mereka.
Puisi "Ibu" karya Andri Maulana adalah salah satu contoh karya sastra sederhana yang sarat makna. Dengan gaya bahasa yang lugas dan mudah dipahami, Dalam puisi ini, Andri Maulana menggunakan kata-kata yang akrab di kehidupan sehari-hari anak-anak, seperti "taman", "daun", "angin", dan "kucing".
Selain itu, puisi ini juga memberikan kesempatan untuk memperkenalkan kosakata baru dalam konteks yang relevan dan bermakna. Misalnya, kata "gugur" digunakan untuk menggambarkan perubahan musim atau jatuhnya daun dari pohon. Melalui konteks yang digambarkan dalam puisi, anak-anak tidak hanya belajar arti kata baru tetapi juga memahami bagaimana kata tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Referensi:
Arifin, I., Asdar, A., & Rahmania, R. (2023). Hubungan Penguasaan Kosakata Dan Minat Membaca Dengan Keterampilan Menulis Puisi Pada Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Di Kabupaten Pinrang. Bosowa Journal of Education, 4(1), 37–43. https://doi.org/10.35965/bje.v4i1.3876
Bani, I. T. N., Nurani, R. Z., & Nugraha, F. (2023). Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Menggunakan Media Kartu Kata. JLEB: Journal of Law, Education and Business, 1(2), 132–138. https://doi.org/10.57235/jleb.v1i2.1100
Fadiya, F. A. Z., Khusna, A. A., Maulana, A., Aksa, J. F. I., Syakura, M. N., Nirwasita, C. N., Balondo, D. P. D., AGUSTIN, FJR, Desya, S., AHADYAZKA, R. A., NAMIRA, K., Adi, L. S., Faris, L., Shakila, A. R., & Khairani, N. A. (2019). Bianglala Kumpulan Puisi Anak. Jawa Barat: Dandelion Publisher.
Gumelar, P. C., & Santosa, S. (2021). ANALISIS TINGKAT IMAJINASI ANAK DALAM PENULISAN PUISI ANAK: Jurnal PGMI STIT Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara, 2(4).
Hafil, M. (2022, September 10). Gairahkan Literasi Anak dengan Membaca Puisi. Republika Online. https://republika.co.id/berita/rhz7xj430/gairahkan-literasi-anak-dengan-membaca-puisi
Romandon, M., & Andreastya, V. H. (2022). PENGARUH METODE DEMOSTRASI BERBASIS SOSIODRAMA DENGAN MUSIKALISASI PUISI TERHADAP KEMAMPUAN BEREKSPRESI DALAM MEMBACA PUISI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Al-Adawat : Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 1(02), 121–126. https://doi.org/10.33752/aldawat.v1i02.3186
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H