Satu hal yang cukup dilirik di India adalah pendidikan. Salah satu rahasia perkembangan ekonomi yang pesat di negeri ini ialah ketekunan di bidang pendidikan.
Memang, tak mudah mengelola pendidikan di negeri yang dihuni oleh lebih dari 1 milyar orang ini. Dari segi kuantitas, mungkin masih ada problem aksesibilitas warga miskin yang jumlahnya lebih dari 30% dari total populasi.
Tapi, dari segi kualitas, agaknya kita perlu belajar lebih banyak. Sanat Kaul (2006) dalam working papernya menunjukkan bahwa India dikenal luas sebagai salah satu negara yang terkemuka dalam technical manpower.
Untuk menjaga pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia tersebut, India sangat menekankan subsidi yang besar untuk bidang pendidikan. Wajar jika kemudian biaya pendidikan murah.
Di samping itu, menurut Gonda Yumitro (Sinar Harapan, 21/6), keberanian melakukan internasionalisasi tanpa harus tergantung kepada kekuatan lain (baca: AS) membuat India mampu menjadikan pendidikan sebagai wahana pendukung industrialisasi.
Berkaca pada pertimbangan tersebut, sudah saatnya kerjasama yang lebih erat dibangun antara Indonesia dan India. Kerjasama ini, saya kira, tidak hanya terjadi antara government to government, tetapi juga society to society.
Dalam konteks ini, kerjasama pendidikan bisa menjadi sarana untuk memperluas kajian mengenai Asia Selatan, khususnya India, sehingga rahasia kesuksesan India sebagai salah satu kekuatan baru dalam pentas ekonomi dunia dapat dikuak.
Namun, berbagai hambatan politik dan budaya masih menghalangi kerjasama yang lebih erat antara dua negara ini.
Persoalan budaya sering disinyalir menjadi problem atas keengganan negara membuka kerjasamanya di bidang pendidikan. Ini mungkin disebabkan oleh informasi yang kurang dari masyarakat Indonesia tentang India.
Jika hambatan-hambatan ini masih ada, awal kerjasama tersebut bisa dimulai dari informasi. Kini adalah era informasi yang mendobrak batas-batas formalitas hubungan antarnegara. Artinya, kerjasama dapat dilakukan secara lebih informal.
Dengan demikian, ada secercah harapan untuk lebih melirik Asia Selatan sebagai tujuan kerjasama pendidikan. Bisakah tantangan ini kita jawab bersama? Semoga.