Mohon tunggu...
Rizki Zulfiana
Rizki Zulfiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penikmat sebat dan pengrajin kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hampir Mati karena Ternak Ikan Lele

19 November 2022   00:20 Diperbarui: 23 November 2022   21:30 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi Aneh Membawa Malapetaka

Pria berambut lurus itu dengan sigap menghindar dari terkaman musang yang galak, mulutnya menganga seperti sedang kelaparan menunjukkan sifat liarnya, rawrr... dengan perasaan sedikit takut ia berhasil menghalau meskipun hal itu membuat jari telunjuknya bersimbah darah. Selain itu, ia hampir saja mati di pinggir kolam ikan lele, karena sengatan arus listrik yang hampir menerjang tubuhnya.

Hobi yang aneh memang sudah digemarinya sejak kecil, ia senang memelihara burung, ikan, dan ayam kecil sebagai pengisi waktu luang dibandingkan bermain dengan anak lainnya. Hobi tersebut membuat orangtuanya geleng-geleng kepala, karena berbeda dengan kebiasaan anak kecil lain yang lebih senang bermain dengan temannya. Anak itu bernama Rizki Zulfiana.

Rizki merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adiknya bernama Salsa. Ia senang memelihara hewan karena pamannya Hendrik juga mempunyai hobi yang sama. Rizki sering mengunjungi rumah Pamannya yang memelihara beberapa jenis hewan yang membuat ia juga tertarik untuk memelihara peliharaan yang sama.

Dari kejadian tersebut, Rizki akhirnya memutuskan untuk memelihara beberapa jenis hewan seperti burung, musang, berang-berang, tupai, kucing dan ikan lele. Digigit hewan sudah menjadi hal yang biasa bahkan dia pernah digigit di bagian jari telunjuk sampai bersimbah darah akibat hobinya itu, karena dia sering kali mengurus hewan tersebut seperti memandikannya dan memberi makan, begitu juga perawatan yang khusus bila ada hewan peliharaan yang sekiranya mulai jatuh sakit.

Sebagai orang yang hobi memelihara hewan, membuat Rizki mengerti dengan berbagai karakter peliharaannya tersebut, karena ia membesarkannya dengan sepenuh hati sehingga hewan tersebut tumbuh dengan baik dan menjadi hewan jinak. Karena kemahiran Rizki dalam merawat hewan peliharannya, membuat orang lain tertarik untuk membelinya. Hal itu juga yang membuat Rizki berfikiran untuk menjadikan hobinya itu menjadi peluang bisnis dengan cara menjualbelikan hewan yang sudah ia pelihara.

Mulai dari menjual kucing Persia kesayangannya dengan harga satu juta setengah kepada temannya yang bernama Bayu, itupun dengan berat hati di awal karena kucing tersebut ia rawat sejak dari anakannya hingga tumbuh besar olehnya sendiri. 

Tetesan air mata secara tidak langsung membasahi pipi, dengan perasaan sedih ia membiarkan hewan peliharaannya diambil alih oleh orang lain. Oca adalah kucing yang penurut, tak terbayang bila orang lain yang merawatnya ia mengkhawatirkan bahwa tidak akan sesuai dengan apa yang dilakukannya dulu dalam hal membesarkannya.

Seminggu setelahnya, musang yang menikam jari telunjuknya ada yang menawar, ialah temannya yang bernama Egi, ia bahkan sempat mempertimbangkan akan menjualnya atau tidak, karena meskipun jarinya dulu sempat robek, ia tetap merawatnya sampai besar. 

Rizki dan Pamannya berbincang mengenai tawaran tersebut, ia sempat bersitegang dengan Pamannya itu perihal musang yang ditawar Egi. Rizki menganggap bahwa Egi adalah orang yang tidak siap untuk pelihara musangnya, meskipun Egi dikenal sebagai pengoleksi hewan peliharaan, tapi ia cemas dan takut musangnya akan mati. Pamannya memberikan arahan dan membuatnya yakin bahwa semua akan berjalan semestinya, dan musangnya akan dirawat dengan baik oleh Egi.

Setelah perbincangan yang lama  dan penuh pertimbangan, akhirnya tawaran tersebut di iyakan oleh Rizki. Pengalaman pahit dan manis ia rasakan bersama musangnya yang bernama jon, ia merenung memikirkan masa lalunya bersama jon, karena meskipun musangnya galak ia tetap menyayanginya seperti anaknya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun