Mohon tunggu...
Rizki Zakaria
Rizki Zakaria Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa

Penghuni bumi dan penyuka angin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru Ideal?

22 Januari 2023   02:54 Diperbarui: 22 Januari 2023   06:19 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya, komitmen selalu menjadi PR bagi dunia guru di Indonesia. Komitmen guru terhadap pengajarannya sangat bervariasi di Indonesia. Ada beberapa guru yang sangat komitmen dan berdedikasi terhadap pengajarannya dan ada juga yang tidak begitu komitmen. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat komitmen guru, diantaranya pendidikan dan pelatihan. Guru yang memiliki pendidikan dan pelatihan yang baik akan cenderung berkomitmen. Selain itu, kondisi kerja. 

Guru yang bekerja dalam kondisi kerja yang baik, seperti fasilitas yang memadai dan kondisi sosial yang baik pasti akan memperhatikan komitmennya. Kali ini yang paling krusial, yakni insentif dan pengakuan. Guru yang merasa diakui dan diberikan insentif yang cukup akan lebih cenderung untuk menjadi komitmen terhadap pengajarannya. Terakhir, kompetensi dan kemampuan. 

Namun, ada juga faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi komitmen guru seperti permasalahan ekonomi, politik, sosial, dan personal. Secara umum, di Indonesia masih banyak guru yang komitmen meskipun tetap ada beberapa yang kurang komitmen. Semoga pemerintah dan legislator lebih gereget lagi dalam menyikapi dunia pendidikan di Indonesia, khususnya perihal insentif. Penting lho!

Guru ideal mesti memiliki empati yang tinggi. Empati adalah kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain. Guru yang memiliki empati yang tinggi akan lebih mudah untuk memahami siswa dan lebih mudah untuk membuat siswa merasa nyaman. Guru yang memiliki empati yang tinggi juga akan lebih mudah untuk menangani masalah yang dihadapi oleh siswa.

Sebagai tambahan, empati memungkinkan seseorang untuk meresonansi dengan perasaan orang lain dan menanggapi dengan cara yang sesuai dan bermakna. Empati dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu empati kognitif dan empati afektif. Empati kognitif adalah kemampuan untuk memahami dan memetakan perasaan orang lain, sementara empati afektif adalah kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain secara emosional.

Empati sangat penting dalam berinteraksi dengan orang lain, karena dapat membantu untuk meningkatkan komunikasi dan memperkuat hubungan sosial. Empati juga dapat membantu dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh orang lain dan membuat seseorang merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.

Empati dapat dikembangkan melalui pelatihan, pendidikan, dan pengalaman hidup. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan empati meliputi mendengarkan dengan aktif, mencoba untuk memahami perspektif orang lain, dan mengejar pemahaman yang lebih dalam tentang perasaan orang lain. Empati juga dapat ditingkatkan dengan memperbanyak interaksi sosial dan berlatih untuk menanggapi secara empati pada situasi yang berbeda.

Guru ideal harus memiliki kemampuan untuk mengadaptasi diri. Guru yang mampu mengadaptasi diri akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Guru yang mampu mengadaptasi diri juga akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan siswa. Contoh adaptasi yang baik oleh guru dapat dilihat dalam berbagai situasi. Beberapa contoh adaptasi yang baik oleh guru dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Guru yang mampu menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Misalnya, guru yang menggunakan metode pembelajaran yang berbeda untuk siswa yang memiliki kebutuhan belajar yang berbeda, seperti siswa yang lebih visual atau siswa yang lebih kinestetik.

  2. Guru yang mampu menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan tingkat kesulitan siswa. Misalnya, guru yang memberikan materi yang lebih kompleks untuk siswa yang lebih maju dan materi yang lebih sederhana untuk siswa yang lebih sulit belajar.

  3. Guru yang mampu menyesuaikan jadwal pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Misalnya, guru yang menyediakan waktu tambahan untuk siswa yang membutuhkan bantuan tambahan atau memberikan waktu istirahat yang cukup untuk siswa yang lelah.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun