Berbicara kreativitas, Primadi Tabrani pernah berbicara, bahwa manusia memiliki tiga kemampuan utama, yaitu kemampuan fisik, kemampuan kreatif, dan kemampuan rasio. Bedanya hanya pada perimbangan pada tiap manusia, karena tak ada manusia yang persis sama.
Beliau juga membuat sebuah limas citra manusia untuk menjelaskan ketiga kemampuan tersebut, gambarnya adalah sebagai berikut.
Secara alamiah, kemampuan menggerakan seluruh bagian inilah yang dimiliki manusia. Keterpaduan antara seluruh bagian citra manusia menimbulkan kemantapan intuisi yang berdampak pada kematangan secara integral yang kemudian kita sebut kreativitas.
Kreativitas dibangun atas dasar kesadaran, ketaksadaran, dan ambang sadar. Sosok kreatif selalu terdorong untuk memunculkan imaji, perasaan, dan gerak. Dorongan gerak inilah yang akan dijelaskan beserta cirinya.
Menurut beliau, dorongan gerak pada sosok kreatif dan cirinya adalah sebagai berikut:
1. Dorongan Bermain (keingintahuan, humor, dan toleransi). Cirinya: Suka iseng.
2. Dorongan imaginasi-perasaan-gerak. Cirinya: Khas/orisinil.
3. Estetika dan Etika. Cirinya: Peka.
4. Terbuka (open mind). Cirinya: Lentur/fleksibel.
5. Keberanian. Cirinya: Bebas.
6. Spontan. Cirinya: Bergairah/antusias.
7. Visi/Tujuan/Cita-Cita. Cirinya: Perenung.
Dari keseluruhan tersebut terdapat beberapa ciri khusus, antara lain kritis, kooperatif, dan kreatif. Sosok yang suka iseng, khas, dan peka, umumnya berdaya kritis tinggi.
Selanjutnya, kooperatif. Sosok yang kritis, lentur, dan bebas, cenderung memiliki sifat kooperatif. Artinya, bukan hanya kemampuan bekerja sama, tetapi juga memikirkan kebermanfaatan dari karya yang dibuat.
Terakhir, sosok yang kreatif merupakan pribadi yang kritis, kooperatif, bergairah (antusias), dan perenung. Ia mampu mencipta dunia dengan penuh daya, sesuai dengan arti yang termaktub dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu memiliki daya cipta.
Selanjutnya, kreatif juga bisa diartikan kooperatif. Mampu memberikan manfaat bagi orang lain. Manusia merupakan makhluk yang diciptakan dengan beragam suku dan bangsa.
Kreativitas tidak hanya menjadi konsumsi pribadi. Ia harus menjelma menjadi konsumsi bersama atau sosial. Kreativitas harus dibagikan, dikolaborasikan, dan dipadupadankan.