Apa yang di suka, ikuti. Apa yang tidak di suka, jangan di ikuti, Bukankah hati perlu tempat yang nyaman ketika disandingkan dengan aksi di lapangan?.
Apa yang terlalu di suka, tekuni. Apa yang di galaukan untuk dilakukan, tinggalkan. Sebab yang menggalaukan lebih baik di buang daripada di bawa sampai mati.
Hidup orang banyak genre keahlian. Ada yang mantap, ada yang sedang dan ada yang kurang. Itu wajar, biasa, its no problem. Tapi dari dulu saya tahu, apapun yang dirasa kurang mantap hasilnya, tapi konsisten untuk terus dilakukan dan diasah pasti akan menjadi ahli atau terbiasa.
Persoalan ahli bukan ditentukan dari besar kecilnya perhitungan di atas kertas tapi ditentukan dari jujurnya hati. Memilih passion harus hati-hati, jangan gegabah. Bukan berarti pula jika salah pilih passion menyebabkan semua suram menderita, masih ada waktu, masih ada kesempatan, kuncinya jangan menyerah, itu sudah jadi rumus mutlak menemukan kenyamanan dalam hidup.
Lagi-lagi "hard skill dan soft skill" harus dipunyai. Bukan sebagai tema yang amat menarik sebagai bahan obrolan sebuah komunitas. Apalagi dijadikan slogan kenangan yang bermakna tinggi dari masa ke masa. Tapi cukup diperdalam maknanya dan dihayati betul-betul.
Its So Simple.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H