Dalam kehidupan sehari, hari, manusia memerlukan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Sandang, pangan, dan papan menjadi hal pokok yang mendasar dalam pemenuhan kebutuhan hidup guna mempertahankan hidup manusia. Untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut, manusia harus membelanjakan uangnya uuntuk mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Dalam konteks ini, manusia membelanjakan uangnya dengan motivasi untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
Namun, seiring berjalannya waktu, motif manusia menggunakan uangnya untuk belanja mulai tergeser dari yang semula untuk memenuhi kebutuhan berubah menjadi memenuhi keinginan. Dalam hal ini keinginan yang dimaksud adalah segala sesuatu di luar kebutuhan hidup manusia yang pokok dan mendasar. Masyarakat mulai memenuhi keinginan untuk gaya hidup yang lebih bersifat pada kebutuhan tersier.
Euforia berbelanja masyarakat semakin bertambah ketika muncul event diskon atau potongan harga yang menggiurkan masyarakat. Pengadaan diskon besar-besaran yang diselenggarakan oleh pusat perbelanjaan maupun platform belanja online membuat masyarakat semakin tertarik membelanjakan uangnya dan memasukkan barang-barang berlebih untuk belanja.
Salah satu tempat belanja yang kini digemari masyarakat yaitu platform belanja online. Apalagi ditambah dengan diskon pada platform belanja online yang datang pada tanggal kembar semakin membuat masyarakat untuk menggilai belanja di tanggal kembar tersebut.Â
Contoh tanggal kembar yang menjadi incaran masyarakat untuk mendapatkan diskon yaitu 12.12 yang berarti diskon yang jatuh saat tanggal 12 Desember, dan tanggal-tanggal kembar lainnya pada satu tahun selama dua belas kali.
Adanya diskon di tanggal kembar yang besar-besaran terutama di platform belanja online membuat masyarakat menjadi semakin konsumtif dan membeli barang-barang di luar kebutuhan yang akhirnya mereka cenderung membeli barang-barang yang kurang dibutuhkan hanya untuk sekedar mengikuti trend diskon di tanggal kembar. Perilaku konsumtif ini membuat masyarakat cenderung menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu di luar kebutuhan
Banyaknya barang yang dibeli pada saat adanya diskon besar-besaran di tanggal kembar membuat semakin menumpuknya barang di tempat tinggal masyarakat. Ketika masih awal membeli, barang tersebut dipakai hanya sebagai euforia pemakaian barang diskon. Namun, lama-kelamaan jika barang tersebut tidak digunakan dan kurang membawa kebermanfaatan bagi manusia menyebabkan penumpukan barang yang tidak terpakai dan membuang-buang uang secara sia-sia.
Diskon di tanggal kembar ini membuat masyarakat semakin gila belanja karena selain menarik diskon yang diadakan, mereka juga tidak ingin ketinggalan trend event tanggal kembar yang mengadakan diskon besar-besaran. Istilah yang dapat digunakan yaitu Fear of Missing Out (FOMO) yang dapat diartikan rasa takut ketika tidak mengikuti trend yang sedang viral atau booming di masyarakat.Â
Selain itu, ada rasa menyayangkan jika diskon yang diadakan tidak diambil dan tidak terpakai yang membuat masyarakat tidak ingin melewatkan momen diskon di tanggal kembar, apalagi jika diskon di momen tanggal kembar hanya terjadi satu bulan sekali dan dua belas kali dalam satu tahun, tentu saja masyarakat tidak ingin melewatkannya begitu saja tanpa membelanjakan uangnya dan menggunakan diskon besar-besaran tersebut.
Dari adanya pengadaan diskon besar-besaran hendaknya manusia memiliki kontrol diri yang kuat untuk merespon diskon yang diadakan. Lebih mengarah pada pemikiran yang cenderung kepada pemenuhan kebutuhan dan menjauhi pikiran  menghambur-hamburkan uang untuk membeli barang yang nantinya akan berujung pada sia-sia jika lama-lama barang tersebut tidak digunakan karena motif membelanjakan uang hanya untuk mengikuti trend diskon tanggal kembar.
Kontrol diri yang baik juga sepatutnya diimbangi dengan manajemen keuangan yang baik dan terstuktur dari masing-masing individu. Yang lebih mengerti porsi dari masing-masing individu adalah dirinya sendiri, maka dari itu jika manusia memahami seberapa porsi untuk dirinya sendiri, hendaknya manusia dapat mengontrol dirinya untuk membelanjakan uangnya sesuai dengan manajemen hidup dan keuangan yang telah diaturnya dengan baik.
Adanya diskon juga tak dapat dihindari oleh masyarakat karena di sisi lain, pihak produsen juga membutuhkan adanya teknik marketing agar produknya cepat terjual, apalagi jika produk yang dijual masih banyak yang belum laku, membuat penjual berani untuk mengadakan diskon besar-besaran dan memanfaatkan momen di tanggal kembar.
Diskon besar-besaran di tanggal kembar memang selalu ada di setiap bulan sekali dan dua belas kali dalam satu tahun. Mau tidak mau masyarakat yang menjadi target sasaran diskon juga tidak bisa mengelak adanya diskon tersebut. Yang bisa dilakukan masyarakat adalah melakukan kontrol diri serta membuat manajemen hidup dan keuangan yang baik agar masyarakat tetap dapat menikmati diskon tetapi masih dengan pengaturan yang baik, terkontrol, dan tidak memunculkan euforia yang berlebihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H