Mohon tunggu...
Rizkita Indriaty
Rizkita Indriaty Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca yang mulai senang menulis

Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa - suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana - Seno Gumira Ajidarma

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review Buku: Berani Tidak Disukai oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga

16 Agustus 2021   21:45 Diperbarui: 16 Agustus 2021   22:27 5264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut sang filsuf, adler tidak mengenyampingkan pengalaman-pengalaman buruk kita saat masa kecil tidak memilik pengaruh, pengaruhnya kuat. Namun yang penting disini adalah tidak ada yang benar-benar ditentukan oleh pengaruh tersebut. Kita menentukan hidup kita sendiri menurut makna yang kita berikan pada pengalaman di masa lalu”

“Hidupmu bukanlah sesuatu yang diberikan orang lain, tapi sesuatu yang kau pilih sendiri dan kaulah yang bisa memutuskan bagaimana caranya menjalani hidup”

*kedip kedip* Buku ini benar benar mendorong manusia untuk terus bergerak melebihi rasa trauma dan penyesalan. Sederhananya hidupmu itu sepenuhnya di tanganmu. Bagaimana kamu menjalaninya itu adalah hasil yang kau dapat. Kau tidak bisa menyalahkan orang lain atau masa lalumu.

“Manusia selalu memilih untuk tidak berubah” Kenapa? Kata sang filsuf, “Ada rasa cemas yang dihasilkan dari perubahan, ada rasa kecewa yang mengiringi keputusan untuk tidak berubah”.

Perubahan itu tidak nyaman, pergi dari sesuatu yang sudah kita kenal dan paham ke tempat lain yang kita bahkan tidak tau kita akan menemui apa. But hey! Its adventure. Your life, my life is adventure. Mungkin didepannya akan ketemu masa sulit. Tetapi ingat tidak akan pernah sulit selamanya, dan kesulitan itu adalah kata lain dari “pembelajaran.

Selesailah diskusi malam pertama, penasaran kan malam kedua sampai kelima diskusinya akan sejauh apa. This book is really worth to read J

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun