Menurut sang filsuf, adler tidak mengenyampingkan pengalaman-pengalaman buruk kita saat masa kecil tidak memilik pengaruh, pengaruhnya kuat. Namun yang penting disini adalah tidak ada yang benar-benar ditentukan oleh pengaruh tersebut. Kita menentukan hidup kita sendiri menurut makna yang kita berikan pada pengalaman di masa lalu”
“Hidupmu bukanlah sesuatu yang diberikan orang lain, tapi sesuatu yang kau pilih sendiri dan kaulah yang bisa memutuskan bagaimana caranya menjalani hidup”
*kedip kedip* Buku ini benar benar mendorong manusia untuk terus bergerak melebihi rasa trauma dan penyesalan. Sederhananya hidupmu itu sepenuhnya di tanganmu. Bagaimana kamu menjalaninya itu adalah hasil yang kau dapat. Kau tidak bisa menyalahkan orang lain atau masa lalumu.
“Manusia selalu memilih untuk tidak berubah” Kenapa? Kata sang filsuf, “Ada rasa cemas yang dihasilkan dari perubahan, ada rasa kecewa yang mengiringi keputusan untuk tidak berubah”.
Perubahan itu tidak nyaman, pergi dari sesuatu yang sudah kita kenal dan paham ke tempat lain yang kita bahkan tidak tau kita akan menemui apa. But hey! Its adventure. Your life, my life is adventure. Mungkin didepannya akan ketemu masa sulit. Tetapi ingat tidak akan pernah sulit selamanya, dan kesulitan itu adalah kata lain dari “pembelajaran.
Selesailah diskusi malam pertama, penasaran kan malam kedua sampai kelima diskusinya akan sejauh apa. This book is really worth to read J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H