Semenjak DPR dan Pemerintah mulai melakukan pembahasan tentang RUU KUHP dan RUU KPK, warga twitter pun ikut merespons pembahasan itu dengan trendingnya hastag #MahasiswaBergerak. Tak lama kemudian secara bersamaan muncul hastag #TurunkanJokowi. Di sini kita akan melihat apakah #MahasiswaBergerak juga berhubungan dengan #TurunkanJokowi, atau keduanya punya tujuan berbeda?
Puncak Percakapan
Dari sini bisa dikatakan bahwa tagar #TurunkanJokowi bukan tuntutan dari awal oleh para Mahasiswa, namun hanya muncul ketika puncak demo mahasiswa di tgl 24 September 2019,Â
PenyebaranÂ
Selain dari word cloud dapat kita lihat pada twit apa yang paling banyak mendapat tanggapan pada #MahasiswaBergerak
"Ini bukan geng motor
Bukan pula pawai partai
Ini pergerakan mahasiswa setelah sekian lama terbangun dari tidurnya.
Bantu pergerakan mahasiswa dengan jempol anda. Â Retuit
Dengan tagar #MahasiswaBergerak"
Dan twit dari @BinSukamdo_
"Mengundang seluruh panglima tagar, influencer ,akun dewa Dewi ,group manapun akun remahan recehan rengginang
Kaleng kaleng
Mari bersama lambungkan tagar nasional
Salam persaudaraan
#MahasiswaBergerak
#MahasiswaBergerak
Kalau tak sekarang,kapan lagi
*Universitas Mataram*"
Dari 2 top twit di atas tidak ada satu pun seruan untuk TurunkanJokowi, mereka murni menyampaikan aspirasi terhadap undang-undang yang sedang dibahas.
Lalu Siapa Pencetus tagar #TurunkanJokowi?
"Mereka adalah top influencers," kata analis media sosial Drone Emprit and Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, kepada wartawan, Rabu (25/9/2019).
Pendapat Penulis
Bahwa tagar #MahasiswaBergerak dan #GejayanMemanggil itu adalah murni aspirasi dari mahasiswa di seluruh indonesia, tidak ada kaitannya dengan TurunkanJokowi, yang mereka kritisi itu Rancangan Undang-Undang yang menurut kawan-kawan Mahasiswa agak rancu
Data dan grafik di atas direkam dari cuitan di twitter dengan #MahasiswaBergerak #GejayanMemanggil dan #TurunkanJokowi melalui Drone Emprit Academic pada tanggal 24 September 2019.