Mohon tunggu...
rizki surya
rizki surya Mohon Tunggu... Freelancer - menulis dan bercerita

mengalami melihat menceritakan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jagung Hibrida, Produk Unggulan Berau

8 Februari 2020   19:20 Diperbarui: 8 Februari 2020   19:23 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar Kabupaten Berau, pasti terbayang pada keindahan pulau dan bersihnya pantai di Kepulauan Derawan, atau bening birunya air di Labuan Cermin. Berau memang identik dengan pariwisata baharinya. Namun siapa sangka, Berau juga memiliki potensi pertanian yang besar. Tercatat, sebanyak 93.000Ha, lahan produktif yang ada di Berau. Luasan lahan produktif tersebut adalah salah satu potensi dari potensi lainnya yakni tingkat produktivitas.

Dari beberapa komoditas pertanian, jagung yang menjadi primadona di Berau. Komoditas jagung di Berau adalah penyumbang terbesar produksi jagung se-Kalimantan Timur, fakta ini tidak mengherankan mengingat 4.206Ha luas lahan produktif di Berau adalah pertanian jagung. Jagung asal Berau sendiri adalah varietas hibrida NASA 29, dimana dengan jagung hibrida ini, produktivitas jagung dapat meningkat hingga menghasilkan angka produksi 10-12 Ton/Ha.

Keberhasilan pertanian jagung di Berau, tidak bisa terlepas dari berbagai program unggulan Bupati Berau, H. Muharram yang pro terhadap petani dan desa. Program seperti ADK dan BUMK dapat menjadi contoh bagaimana produk-produk unggulan di suatu desa dikelola secara profresional dengan BUMK. Sehingga petani dan desa tidak hanya menghasilkan produk untuk dipasarkan, melainkan suatu produk unggulan yang memiliki daya saing tinggi. Komoditas jagung sendiri kemudian dikembangkan menjadi produk unggulan asal Berau.

Produktivitas jagung yang meningkat ini juga meningkatkan pendapatan petani, dikutip dari technology-indonesia.com, harga jagung dengan tongkol dihargai Rp1.300/kg, dimana meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Keberpihakan program pemerintah Berau terhadap petani dan desa ditambah dengan inovasi teknologi pertanian, akan meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun