Fenomena remaja yang senang berjoget ria sudah menjadi trend yang sangat lumrah. Hingga saat ini fenomena berjoget ria ini bisa dikatakan sebagai salah satu sarana olahraga yang mudah untuk dilakukan. Hanya menggunakan lagu dan video untuk merekam, kita sudah bisa berolahraga.Â
Namun banyak yang menentang fenomena berjoget di media social ini karena banyak sekali yang menggunakan baju yang terbuka. Sehingga menimbulkan pro dan kontra di lingkungan masyarakat Indonesia.Â
Namun dengan seiringnya waktu banyak sekali masyarakat yang acuh tak acuh dengan tentangan dari masyarakat ini, karena menurut mereka dengan menggunakan media social setiap masyarakat bebas untuk berekspresi dan menyuarakan pendapat yang dianutnya.
Budaya populer adalah "budaya masyarakat" atau "budaya orang kebanyakan". Budaya populer atau yang biasa disebut budaya pop, juga merupakan budaya yang sangat diminati oleh masyarakat.Â
Budaya populer atau pop culture dalam Pengantar Menuju Budaya Populer, St. Sunarti (2003) mengatakan bahwa budaya populer adalah budaya yang lahir atas kehendak media. Budaya populer sebagai citra dari masyarakat yang ditentukan oleh interaksi antar mereka dan aktivitas sehari-hari, kini di salurkan oleh media massa.Â
Semenjak tahun 2000an, media sosial mendominasi masyarakat yang sudah mulai menggunakan smartphone dan dengan mudah dapat mengakses internet.Â
Media-media sosial kemudian semakin berkembang pesat. Meski pada dasarnya media sosial digunakan sebagai tempat untuk berbagi, namun belakangan media sosial juga digunakan sebagai tempat mencari sensasi, kesenangan, dan ketenaran. Masyarakat Indonesia kini sedang maenggandrungi sebuah media sosial yakni Tiktok. Tik Tok adalah aplikasi yang berasal dari China dengan induk perusahaan bernama ByteDance.Â
Tik Tok sendiri merupakan aplikasi sosial media yang membagikan khusus video pendek yang kreatif. Tetapi, video di dalam Tik Tok bukan hanya sekedar video.Â
Tik Tok juga memiliki beberapa pilihan musik dan filter guna meningkatkan nilai kreatif sebuah video. Sehingga tidak heran, meskipun hanya berdurasi 15 detik, video Tik Tok bisa mengandung banyak hal menarik. Pencipta Tiktok Zhang Yiming. Yiming sendiri merupakan lulusan Universitas Nankai dengan jurusan Software Engineer. Sebenarnya Yiming hanya mendirikan perusahaan teknologi yang bernama Byte Dance.Â
Semenjak dikeluarkan sejak tahun 2016 namun Tiktok baru meledak ditahun 2019 terlihat dari unduhan Google Play Store telah mencapai 500 juta pengguna aktif diseluruh dunia. Semenjak pandemi Covid-19 sampai tahun 2021 ini, Tiktok semakin digandrungi. Tiktok yang memungkinkan penggunanya membagikan video pendek, belakangan digunakan untuk mencari sebuah ketenaran di dunia maya.
Saat dimasa pandemic Covid-19 banyak orang-orang yang dirumah. Ada yang berkerja dirumah lalu ada juga yang masih bersekolah, belajarnya menjadi online. Karena pemerintah memberikan peraturan untuk tetap dirumah, agar virus Covid-19 ini tidak menyebar secara luas.Â
Karena peraturan dari pemerintah itu banyak perkantoran yang memperkerjakan karyawannya dirumah saja. Tidak hanya perkantoran, sekolah, universitas juga menerapkan pembelajaran online atau pembelajaran jarak jauh. Dikarenakan peraturan dari pemerintah ini lebih banyak waktu senggang dan waktu luang yang tersisa.Â
Dengan perkembangan zaman adanya aplikasi Tiktok ini banyak yang menggunakannya untuk menghibur diri diwaktu senggang pembelajaran online atau orang-orang yang berkerja secara online juga.Â
Tidak hanya pekerja kantoran dan anak-anak sekolah dan para mahasiswa, influencer ternama pun juga banyak sekali yang menggunakan aplikasi Tiktok ini. Isi dari video para pengguna media sosial Tiktok pun beragam, mulai dari video edukasi, tutorial dan juga info-info menarik lainnya. Bahkan belakang juga banyak beredar video bejoget ria, sebenarnya tidak ada yang salah dengan hal tersebut.Â
Karena video berjoget ria tersebut juga salah satu sarana untuk meregangkan tubuh atau bisa disebut berolahraga ringan. Namun banyak juga pengguna Tiktok yang memamerkan lekuk tubuhnya dengan menggunakan pakaian yang terbuka. Sehingga menuai banyak kritikan, menuai pro dan kontra dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Dan tiktok ini menjadi budaya populer sekarang karena memang peminatnya di Indonesia sendiri banyak.Â
Bahkan dimana yang sebelumnya wanita berjilbab identik dengan menutup diri pada era sekarang banyak hijaber yang bermain tiktok. Tiktok yang merupakan budaya kapitalisme yang dapat dinikmati oleh semua orang. Dimana lewat challenge-challenge dan fitur yang ditawarkan membuat penggunanya juga semakin banyak. Dan hal ini menjadikan keuntungan bagi pembuatnya. Hal ini bisa menjadi budaya populer karena khalayak massa melihat apa yang dilakukan orang di tiktok tersebut melalui media sosial hal ini lalu membentuk rasa kagum pada seseorang tersebut.Â
Dan hal ini memotivasinya untuk melakukan challenge tersebut dan hal itu berlanjut terus hingga akhirnya nanti menemukan challenge-challenge baru, challenge-challenge baru ini tidak hanya berlaku di Indonesia saja namun juga bisa viral hingga berbagai negara, utamanya negara-negara tetangga Indonesia. Karena memang budaya kapitalisme kita diajak terus dan terus menikmati apa yang ada di tiktok dan fitur yang ada.
Lalu aplikasi ini juga banyak ditentang di berbagai negara, di India misalnya. Pemerintahan di sana memblokir aplikasi ini karena memanasnya hubungan diplomasi di kedua negara. Akibatnya, perusahaan yang mengeluarkan aplikasi ini merugi dengan angka 84 triliun miliar. Dan bukan hanya di India, sejarah aplikasi Tik Tok yang mendunia mencatat bahwa aplikasi ini juga diblokir di Amerika Serikat. Kabar terbaru mengatakan bahwa mereka akan membuka blokiran aplikasi ini hanya jika Tik Tok mau diakuisisi oleh Microsoft.Â
Tik Tok aplikasi buatan China ini memang sudah dapat kesuksesan besar. Bahkan sudah banyak endorsement yang memanfaatkan aplikasi ini untuk mempromosikan produknya. Banyak juga orang-orang yang menjual barang-barangnya secara live Tiktok. Oleh itu, tidak heran jikaÂ
Tik Tok mulai membuka program bernama Tik Tok Ads. Tetapi sejarah aplikasi Tik Tok yang mendunia bukan hanya sampai di sini. Perusahaan yang menaungi Tik Tok sekarang bahkan berhasil mengakuisisi Musical.ly pada akhir 2017. Ini membuat di Tik Tok ada banyak lagu dan musik yang bisa dimaksimalkan oleh penggunanya. Berawal dari aplikasi Douyin yang dibuat untuk konsumsi masyarakat China, kini Tik Tok telah berhasil mengakuisisi dunia.Â
Di Indonesia sendiri, popularitas Tik Tok sudah tidak diragukan lagi. Ada banyak video lucu kreatif yang tersebar di Tik Tok dan juga merambah ke Instagram. Syukurnya meskipun sempat diblokir di Indonesia karena dianggap tidak mendidik, kini Tik Tok kembali aktif. Kreator Tik Tok dari Indonesia juga sudah menyajikan beberapa fakta menarik tentang dunia ataupun sejarah-sejarah dunia yang ada dan banyak juga ilmu bermanfaat melalui aplikasi tersebut, seperti tentang kesehatan, olahraga, sekolah, video motivasi untuk berbuat kebaikan, video memasak, dan masih banyak video-video Tiktok bermanfaat lainnya yang tersedia pada aplikasi tersebut.
Karena banyak video-video menarik yang ada di aplikasi Tiktok ini, banyak orang banyak yang lupa waktu dalam melihat video-video yang ada di aplikasi ini, bergadang hingga malam untuk melihat video Tiktok tersebut. Karena banyak orang yang bergadang tidak menutup kemungkinan mempengaruhi kesehatan manusia. Dan juga membuat kita menjadi lupa waktu karena tidak terasa apabila terlalu asik menonton video tersebut.Â
Banyak orang juga yang hanya berdiam diri dan tidak berinteraksi dengan keluarganya hanya karena terlalu asik melihat video-video yang ada didalam aplikasi Tiktok ini. Sehingga kita perlu tahu juga batas kapan kita menyudahi untuk melihat video di Tiktok, sehinggaa kita bisa berinteraksi dengan keluarga kita yang berada dirumah. Selain itu juga kita bisa mengerjakan tugas-tugas kuliah yang ada namun tidak menutup kemungkinan sebagai hiburan dikala sudah jenuh mengerjakan tugas, kita bisa juga sesaat untuk melihat video yang ada di Tiktok sebagai sarana hiburan.
Daftar Pustaka
Adawiyah, Dwi Putri Robiatul. 2020. "Pengaruh Penggunaan Aplikasi TikTok Terhadap Kepercayaan Diri Remaja di Kabupaten Sampang." Jurnal Komunikasi 14.2 (2020): 135-148.
Priatama, Ryan, et al. 2021. "ANALISIS TEKNIK DIGITAL MARKETING PADA APLIKASI TIKTOK (Studi Kasus Akun TikTok@ jogjafoodhunterofficial)." SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial 18.1 (2021): 49-60.
Susilowati, Susilowati. 2018. "Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Personal Branding Di Instagram (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Akun@ bowo_allpennliebe)." Jurnal Komunikasi 9.2 (2018): 176-185.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H