Berbeda dengannya, dimana perkuliahannya sudah berada di titik senja, semangat kuliahnya malah mulai berkurang bahkan sudah memudar. Hal itu terlihat dari daftar hadir namanya yang sudah mulai berubah dari tanda ceklis menjadi tanda silang. Mungkin aktivitasnya di rumah dan di pesantren terlalu padat, hingga ia sulit mengatur waktu untuk kuliahnya.
Kelihatannya tidak... Rutinitasnya masih saja seperti dulu, membalik-balikkan halaman buku, membaca buku-buku sastra dan filsafat, sesekali ia menghayati dan meresapi bait-bait sya'ir yang dibacanya. Aktivitasnya sama sekali tidak berubah apalagi bertambah. Mungkin hanya dia yang tahu kenapa semangat kuliahnya sudah memudar.
Demikianlah keadaannya sampai perkulihan semester enamnya berakhir, dan perkuliahan semester tersebut tidak berbekas apa-apa baginya.
Hari-hari keluarnya nilai perkuliahan pun tiba, dan sepertinya dia tidak menghiraukan nilainya untuk semester ini. Karena merasa bosan, ia keluar dari rumahnya untuk mencari warung kopi.
Sesampainya di sana, ia menikmati segelas kopi sambil membaca salah satu e-book karangan Khalil Gibran yang judulnya Al-Ajnihah Al-Mutakassirah (Terbitan edisi bahasa Inggris judulnya The Broken Wings dan bahasa Indonesia Sayap-sayap Patah).
Pemilihan buku tersebut mungkin untuk mengurangi rasa bosannya karna memang rangkaian bahasa buku tersebut sangatlah puitis. Lima belas menit kemudian, seorang teman mengiriminya pesan dan bertanya tentang perkuliahannya yang tidak biasa di semester ini.
Gibran hanya menjawab singkat, "Keberuntungan tidak sedang berpihak padaku". Temannya juga mahasiswa yang menyukai bidang sastra, sehingga ia bisa memahami jawaban tersebut tanpa bertanya lebih.
BERSAMBUNG... ...
Tunggu edisi berikutnya di sini... ...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI