Terkadang, Kelemahan meniup ungkapan sadarku, Dalam jarak pandang, Bara itu menggelitik ke tengah jiwaku.
Sadarku, Bermimpi mengorek kerak menjadi beras, Walau gumpalan itu menutup jemariku, Bagai jaring lembut yang mengeras.
Jarum ini seakan menjahit potongan perca, Dalam detak yang berputar rentan, Kumemohon pada bayangan di kaca, Ragu akan jawaban pengusir ketakutan.
Dalam cerminku, Membalikan sisi kiri menjadi kanan, Melengkapi kepastianku, Bagai garis lurus dalam tekanan.
Hariku berjalan panjang, Sanggupkah kubersanding dengan Rama? Berharap tak memudarkan masa lajang, Hariku bersolek menatap cermin yang sama.
Untuk kesekian kalinya, Lidahku kelu tanpa rasa, Walau kumengerti artinya, Kutersenyum pada gejolak asa.
Wahai cerminku, Kerapuhanku dan hasratku, Seakan hari pertama menjentikan gemulaiku, Kurasakan adrenalinalinku.
(Rizki Ramadhani/"Ms Melody Canvas")
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H