Mohon tunggu...
Rizki Rahmadhani putri
Rizki Rahmadhani putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka mendengar musik dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencegah Hoaks di Media Sosial dengan Literasi Digital

11 November 2024   20:38 Diperbarui: 11 November 2024   20:58 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era digital sekarang ini, komunikasi dan informasi sangat mudah dan cepat tersampaikan. Dengan adanya revolusi digital ini dapat memberikan kita kemudahan untuk mencari informasi. Perkembangan penggunaan internet yang makin pesat, arus pertukaran informasi dapat terjadi sangat cepat, salah satunya melalui media sosial. Media sosial merupakan platform digital yang digunakan untuk berinteraksi, berkomunikasi, membagikan konten dengan orang lain melalui internet. Media sosial menjadi bagian kehidupan banyak orang dan sangatlah popular. Menurut survei yang dikutip dari We Are Social, sekitar 49,9 persen atau sekitar 139 juta orang dari populasi Indonesia aktif di media. Media sosial sangat mudah diakses oleh siapapun yang mempunyai aplikasinya seperti Tiktok, X, Instagram, Youtube, Facebook, dll. Media sosial memiliki peran dalam menyebarkan informasi bagi masyarakat luas di semua bidang. Banyak organisasi dan individu yang menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi dan pandangan mereka kepada publik yang lebih luas dan informasi dapat tersebar sangat cepat. 

Namun, di balik kemudahan ini, ada tantangannya yaitu adanya konten yang berisi informasi palsu atau hoaks di media sosial. Hal tersebut membuat kita waspada untuk menerima suatu informasi. Hoaks di media sosial menjadi salah satu masalah yang sangat serius karena media sosial merupakan platform yang dapat menjangkau jutaan orang dengan waktu yang cepat. Adanya informasi hoaks yang menyebar di media sosial karena kurangnya pengetahuan menggunakan media sosial dengan benar dan bijak. 

Contohnya pada saat masa pandemi COVID-19, media sosial menyebarkan banyak sekali informasi mengenai tentang gejala, pengobatannya, dan cara kita mencegah dari COVID-19, tetapi banyak dari informasi tersebut tidak akurat dan banyak hoaks. Karena banyaknya orang yang kurang literasi digitalnya, hoaks ini tersebar dengan cepat dan membuat orang dapat melakukan tindakan pencegahan yang berbahaya. Contoh kasus lainnya seperti pada saat pemilih presiden 2024, media sosial berperan sebagai sarana kampanye. Banyaknya hoaks dan disinformasi yang tersebar mengenai calon presiden dan legislatif. Terdapat penyebaran informasi melalui media sosial yang dapat mempengaruhi pengguna dalam menentukan pilihannya. Dari kedua contoh tersebut dapat disimpulkan jika pengguna media sosial tidak teredukasi dengan literasi digital dapat menjadi sasaran manipulasi dari informasi yang tersebar di media sosial tanpa adanya literasi digital dapat membuat pengguna sosial terjebak dengan informasi yang salah atau hoaks. 

Setiap individu harus memiliki kemampuan literasi digital untuk berpartisipasi di dunia modern ini. Literasi digital adalah pemahaman yang sangat diperlukan untuk menggunakan media digital, alat komunikasi, atau jaringan untuk mencari, mengolah menyebarkan informasi dan memanfaatkannya secara bijaksana. Jika kita memiliki literasi yang baik, kita akan lebih mampu memahami menganalisis, dan mendapatkan pengetahuan yang lebih luas. Literasi digital juga dapat mengembangkan untuk berpikir lebih kritis dalam memperoleh suatu informasi dan dapat membuat pengguna media sosial mengambil keputusan yang lebih baik. 

Oleh karena itu, pentingnya tiap individu memiliki kemampuan literasi digital mengingat pada era ini informasi terus beredar dengan sangat cepat tanpa terkontrol. Dengan adanya literasi digital, kita bisa lebih kritis dan bijaksana dalam membaca informasi. Dengan meningkatkan literasi digital juga dapat membuat pengguna media sosial lebih cerdas agar tidak menerima suatu informasi begitu saja, tetapi dapat memahami kebenarannya. Literasi digital sangatlah penting dalam mencari suatu informasi di media sosial agar kita dapat menghindari adanya penyebaran hoaks. 

Sumber: 

Buchori, A. (2018). Pentingnya literasi digital untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam sosialisasi pembangunan melalui media sosial. OMNICOM: Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(1), 11-16.

Fitriani, Y. (2017). Analisis pemanfaatan berbagai media sosial sebagai sarana penyebaran informasi bagi masyarakat. Paradigma, 19(2), 148-152.

Maulana, M. (2015). Definisi, Manfaat, dan Elemen Penting Literasi Digital. Seorang Pustakawan Blogger, 1(2), 1-12. 

Salsabila, A. A., Dewi, D. A., & Hayat, R. S. (2024). Pentingnya Literasi di Era Digital dalam Menghadapi Hoaks di Media Sosial. Inspirasi Dunia: Jurnal Riset Pendidikan Dan Bahasa, 3(1), 45-54.

Lintang, I. (2024, 2 September). 10 Media Sosial dengan Pengguna Terbanyak di Indonesia 2024. Diakses pada 11 November 2024, dari https://www.inilah.com/data-pengguna-media-sosial-indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun