Mohon tunggu...
Rizki Putri
Rizki Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Undergraduate Student of Marine Transportation Engineering at Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membuka Pikiran, It's Just Unfamiliar

8 November 2024   22:56 Diperbarui: 9 November 2024   01:32 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita semua pasti pernah merasakan ketakutan atau kecemasan ketika harus menghadapi hal-hal yang baru atau berbeda dari kebiasaan kita. Entah itu perubahan dalam kehidupan pribadi, pekerjaan, atau lingkungan sosial, sering kali kita merasa ragu dan tidak nyaman karena hal tersebut terasa asing dan sulit diterima.

Namun, apa yang sebenarnya terjadi di balik perasaan tersebut? Apakah kita benar-benar takut? Ataukah itu hanya ketidakbiasaan otak kita dengan sesuatu yang baru atau "unfamiliar"?

Bukan Takut, Hanya Tidak Terbiasa

Pernahkah kamu merasa cemas atau tidak nyaman ketika harus beradaptasi dengan situasi baru? Misalnya, saat mencoba gaya hidup sehat setelah bertahun-tahun terbiasa dengan pola hidup yang tidak sehat. Banyak orang yang mengalami rasa tidak nyaman ini, bahkan mungkin merasa bahwa perubahan tersebut terasa "salah" meski sebenarnya itu adalah pilihan yang lebih baik bagi kesehatan.

Tapi kenapa bisa begitu? Jawabannya terletak pada cara kerja otak kita. Otak manusia secara alami cenderung memilih hal-hal yang sudah dikenal, yang sudah terbiasa, atau yang terasa familiar. Bahkan, meskipun kebiasaan tersebut tidak baik bagi kita, otak tetap menganggapnya sebagai "normal". Ini adalah cara otak kita untuk mengurangi ketidakpastian dan merasa lebih aman.

Contoh sederhananya: Misalnya, jika kamu terbiasa hidup dalam lingkungan yang toxic --- baik dalam hubungan, pekerjaan, atau bahkan pertemanan --- otakmu akan menganggap bahwa itu adalah lingkungan yang "normal". Meskipun secara fisik dan mental itu tidak sehat, otak kita tetap merasa nyaman karena itu adalah sesuatu yang familiar. Namun, ketika kamu berada di lingkungan yang lebih sehat dan positif, otakmu mungkin merasa aneh atau tidak nyaman. Itu karena otakmu belum terbiasa dengan hal tersebut, dan itulah yang kita sebut sebagai "unfamiliar".

Membiasakan Diri dengan yang Unfamiliar

Salah satu cara untuk mengatasi rasa cemas atau takut terhadap perubahan adalah dengan melatih diri kita untuk terbiasa dengan hal-hal yang unfamiliar atau asing. Proses ini tidak mudah, karena otak kita secara otomatis akan menolak apa yang baru dan memilih apa yang sudah dikenal. Namun, dengan latihan dan kesabaran, kita bisa mengubah cara pandang kita terhadap hal-hal baru.

Kuncinya ada pada mindset: "It's just unfamiliar." Apa artinya? Hal yang kita anggap menakutkan atau asing, sebenarnya hanya sebuah hal yang belum kita kenal atau belum terbiasa kita hadapi. Dengan membuka diri dan berani menghadapinya, kita akan mulai melihatnya dengan cara yang berbeda, dan lama kelamaan, kita akan merasa lebih nyaman dengan hal tersebut.

Melatih Otak untuk Terbuka terhadap Pengalaman Baru

Melatih otak kita untuk lebih terbuka terhadap pengalaman baru bukan berarti kita harus memaksakan diri untuk melakukan hal-hal yang tidak kita sukai atau tidak nyaman. Namun, itu berarti kita harus mulai memperkenalkan diri kita pada berbagai hal yang mungkin sebelumnya kita hindari hanya karena perasaan "tidak familiar". Ini bisa dimulai dengan langkah kecil, seperti mencoba kebiasaan baru, berbicara dengan orang yang berbeda dari biasanya, atau mengeksplorasi lingkungan yang lebih sehat dan positif.

Penting untuk diingat bahwa hal-hal yang tidak familiar atau baru tidak selalu buruk. Misalnya, meskipun kamu merasa cemas saat mencoba makanan baru atau menjalani rutinitas olahraga yang lebih berat, itu bisa menjadi hal yang positif bagi tubuh dan pikiranmu.

Mengubah Mindset

Tantangan terbesar dalam mengubah mindset adalah membedakan antara apa yang benar-benar baik dan apa yang sebenarnya buruk tapi sudah terasa "familiar" dalam hidup kita. Kadang, kita merasa nyaman dengan kebiasaan buruk hanya karena kita sudah terbiasa dengannya. 

Kita mungkin merasa bahwa itu adalah cara hidup yang "normal" meskipun itu merugikan kesehatan mental dan fisik kita. Di sisi lain, hal-hal yang sehat dan positif, meskipun mungkin terasa asing dan tidak nyaman pada awalnya, bisa memberikan manfaat besar jika kita berani untuk mencobanya.

Penting untuk memiliki kesadaran diri, bahwa kita tidak boleh membiarkan kebiasaan buruk tetap ada hanya karena itu sudah menjadi bagian dari hidup kita. Sebaliknya, kita harus berani memperkenalkan diri pada perubahan, meskipun pada awalnya terasa unfamiliar. Ini adalah langkah pertama untuk menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan lebih positif.

Mengubah Perspektif, Mengubah Hidup

Menghadapi perubahan dan hal-hal yang unfamiliar memang bisa terasa menakutkan pada awalnya. Namun, ingatlah bahwa ketakutan itu bukan berasal dari hal tersebut, melainkan dari ketidakbiasaan otak kita terhadapnya. Dengan melatih diri untuk terbuka terhadap hal-hal baru dan membiasakan otak kita dengan pengalaman yang tidak familiar, kita dapat mengubah cara pandang kita terhadap perubahan.

Jadi, mulai sekarang, coba ubah mindset-mu: "It's just unfamiliar." Bukan hal yang perlu ditakuti, melainkan peluang untuk tumbuh dan berkembang. Jangan biarkan hal-hal yang unfamiliar menghalangi kesuksesan dan kebahagiaanmu. Terus latih otakmu untuk menerima perubahan, dan lihat bagaimana hidupmu berubah menjadi lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun