Mohon tunggu...
Rizki KPuspaningrum
Rizki KPuspaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Ahmad Dahlan

Mahasiswa KKN Alternatif 89 Unit I.B.3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Kearifan Lokal Melalui Pemanfaatan Lahan dan Pertanian Multi-Jenis di RW 16 Karanganyar Mergangsan

25 Desember 2023   19:42 Diperbarui: 25 Desember 2023   19:57 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi Unit I.B.3

Cabai: Pemanis dan Pemberi Rasa Pedas dalam Pertanian RW 16

Salah satu tanaman yang mendominasi lahan pertanian di RW 16 adalah cabai. Tanaman ini bukan hanya memberikan warna cerah pada kebun-kebun warga, tetapi juga memberikan pemanis dan rasa pedas pada hidangan lokal. Pemilihan cabai sebagai tanaman unggulan sangat tepat karena dapat tumbuh baik di lahan terbatas dan memberikan hasil yang cukup melimpah. Para petani di RW 16 telah mengembangkan berbagai varietas cabai untuk meningkatkan kualitas dan keanekaragaman rasa. Cabai memiliki daya tarik tersendiri bagi petani dan konsumen. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi Unit I.B.3
Sumber: Dokumentasi Pribadi Unit I.B.3

Pemanfaatan cabai bukan hanya sekadar kebutuhan kuliner tetapi juga sebagai sumber pendapatan ekonomi. Dengan mengelola tanaman cabai secara efisien, warga RW 16 berhasil menciptakan suatu model pertanian yang tidak hanya memberikan hasil budi daya yang baik tetapi juga mendorong keberlanjutan di tingkat komunitas.

Terong dan Tomat: Keseimbangan Nutrisi dalam Setiap Hidangan

Terong dan tomat, dua tanaman sayuran lainnya yang ditanam di RW 16, memberikan kontribusi signifikan terhadap keseimbangan nutrisi dalam setiap hidangan. Kedua tanaman ini mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan penting yang mendukung kesehatan tubuh. Dengan mengintegrasikan terong dan tomat dalam pertanian lokal, masyarakat di RW 16 tidak hanya memastikan keberagaman rasa tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap gizi dan kesehatan anggota komunitas. 

Terong, dengan warnanya yang mencolok, tidak hanya menambah keindahan kebun tetapi juga menyediakan sumber nutrisi yang sangat diperlukan. Tomat, dengan kelembutannya dan kandungan likopen tinggi, menjadi elemen kunci dalam berbagai hidangan. Penggunaan terong dan tomat sebagai tanaman utama dalam pertanian komunitas ini memberikan contoh bagaimana masyarakat dapat menyusun kebun yang seimbang dan bergizi.

Sumber: Dokumentasi Pribadi Unit I.B.3
Sumber: Dokumentasi Pribadi Unit I.B.3

Rempah-Rempah: Lengkuas, Kunyit, dan Daun Salam

Selain sayuran, rempah-rempah seperti lengkuas, kunyit, dan daun salam menjadi bagian tak terpisahkan dari pertanian di RW 16. Keberadaan rempah-rempah ini menambah kompleksitas cita rasa dan aroma pada masakan lokal. Lengkuas, dengan keharumannya, memberikan sentuhan khas pada hidangan, sementara kunyit dengan sifat antiinflamasi dan antimikroba menjadi tambahan berharga bagi kesehatan. Daun salam, dengan aroma lezatnya, melengkapi hidangan tradisional dengan cita rasa autentik. 

Rempah-rempah dianggap sebagai harta karun dalam dunia kuliner. Dalam konteks pertanian di RW 16, masyarakat tidak hanya menanam rempah-rempah untuk kebutuhan sehari-hari tetapi juga sebagai upaya melestarikan tradisi kuliner mereka. Melalui pemeliharaan rempah-rempah ini, warga RW 16 menjaga warisan budaya dan menciptakan suatu lingkungan yang penuh dengan cita rasa dan keharuman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun