Mohon tunggu...
Rizki Ongky Pratama
Rizki Ongky Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Seni

Jaran Kepang Sebagai Warisan Budaya Kediri yang Tak Lekang Waktu

23 Desember 2024   17:30 Diperbarui: 23 Desember 2024   17:27 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaran Kepang adalah salah satu warisan budaya khas dari Kediri yang hingga kini tetap lestari dan tak lekang oleh waktu. Seni pertunjukan tradisional ini memadukan unsur tari, musik, dan teatrikal, dengan menggunakan media utama berupa kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu atau kayu, dihiasi dengan kain warna-warni. Penari Jaran Kepang, yang biasanya mengenakan kostum khas, menari dengan gerakan yang enerjik dan dinamis, meniru gerakan kuda yang sedang berlari.

Pertunjukan ini seringkali diiringi oleh gamelan atau alat musik tradisional lainnya, menciptakan suasana magis yang memikat penonton. Jaran Kepang sering dipentaskan dalam acara-acara tertentu, seperti perayaan adat, upacara keagamaan, atau sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur. Meskipun merupakan warisan budaya yang telah ada sejak lama, Jaran Kepang terus berkembang dan diterima oleh generasi muda, berfungsi tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana pelestarian budaya yang kaya akan nilai-nilai tradisional dan spiritual. 

Sebagai bagian dari kebudayaan Kediri, Jaran Kepang menjadi simbol kebersamaan masyarakat yang menghargai seni dan tradisi. Keberlanjutan pertunjukan ini, meskipun menghadapi tantangan zaman, membuktikan bahwa Jaran Kepang bukan sekadar pertunjukan, melainkan sebuah warisan budaya yang hidup dan terus dihargai sepanjang waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun