Komodifikasi Khalayak dalam program Religi Di Televisi. Khalayak dijadikan Pasar dalam ajang jual baju terkait religi.Â
Isu-isu keberimbangan program antaragama mayoritas dan minoritas, antara muslim dan non muslimÂ
isu-isu Gender ini menjadi persoalan dibanding bandingkan laki- laki dan perempuanÂ
isu-isu sertifikasi pengisi acara harus seseorang yang benar benar religi dalam agamanya untuk mengisi program acara religi
Pembedahan buku diawali oleh Pak Amin. Beliau menyampaikan ingin mengapresiasi pada karya buku ini disusun selama 3-4 bulan. Buku ini dikendalikan dalam indeks kualitas. Dalam buku ini tidak hanya dalam religi tetapi dari segi historis buku ini terkait media penyiaran. Dalam buku ini ada beberapa perujukan untuk edisi selanjutnya, seperti kelompok non muslim dalam buku ini belum ada keberimbangan. Dalam kelompok muslim pun program religi dapat disukai pada momentum tertentu seperti bulan ramadhan. Fenomena yang sulit digambarkan ustadz selebritis malah disukai oleh masyakarat.Â
Teori Kultifasi Media mempunyai pengaruh Sosial Budaya pada beberapa program tayangan religi disini tayang budaya pop dan diselingi dengan budaya religi, seperti program you keep smile.
KPI dan MUI membuat program siaran ramadhan yang berisi aspek yang baik dari berbagai segi aspek.
Buku ini sangat bermanfaat bagi KPI untuk meluncurkan program religi yang lebih baik kedepannya.Â
Pak Rendra dari Prodi Ilmu Komunikasi UAD mengisi pengulasan bedah buku yang kedua. Beliau akan membedah buku ini dengan 3 kategori yaitu Cover dan Layout, kata tulis, dan konten. Layout dalam segi fisik sangat enak dilihat dan pas. Untuk cover terlihat biasa saja dalam desain grafis nya. Sayangnya layout dan kesalahan kata tulis sangat banyak dalam buku ini. Layout yang tidak terlalu tepat membuang kertas dalam buku ini. Layout menjorok terlalu dalam andai saja agak kekiri dapat menghemat kertas. Dari segi typography sudah enak untuk dibaca. informasi kurang lengkap dan gambar-gambar kurang menyantumkan milik siapa. Selanjutnya kata tulis, banyak dijumpai banyak kata tulis, banyak tulisan yang tumpang tindih antara religi dan religiusitas. Isi sangatlah krusial dan ditulis oleh beberapa admisi. Penulisan terkesan seperti buru-buru karena hanya dalam waktu 3 bulan. Penulis sangat melibatkan emosi didalam buku ini. Ke kritisan dalam buku ini seharusnya bisa lebih dalam lagi, siapa dan bagaimana yang memotret dalam buku ini tidak jelas siapa. Buku ini akan sangat memuaskan harapan pak Amin sebagai referensi kedepannya.