Mohon tunggu...
Rizki Nuryanto
Rizki Nuryanto Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Rizki Nuryanto, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi dari Univeritas Gunadarma. Dan minat saya ada di Jurnalis dan Pembicara Publik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

SNMPTN: Bukan Penentu Kebahagian

11 Januari 2016   15:41 Diperbarui: 11 Januari 2016   16:25 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat-saat remaja yang terindah, tak bisa terulang

Kutipan itu, mengingatkan gue akan masa putih abu-abu yang begitu berharga buat gue. Pada saat itu, masa yang paling tepat untuk mencari jati diri, membuat sebuah pengakuan, memperluas jaringan, menyusun mimpi supaya jadi kenyataan, dan lain sebagainya. Setidaknya, itulah yang dilakukan teman-teman gue saat masa SMA dulu. Kalo gue? hmm... gak sanggup gue menceritakannya.

Masa SMA gue, diisi dengan penuh ketidak seriusan, buang-buang waktu, bermain-main, gangguin orang belajar, dan hal menjengkelkan lainnya. Ya itulah gue, orang yang menyebalkan tapi sangat senang bermimpi. Ya benar, bermimpi

imajinasi lebih penting daripada ilmu pengetahuan - Albert Einstein

Karena terlalu melahap mentah-mentah kutipan itu, gue jadi mengesampingkan belajar dan sering berimajinasi. Tapi tunggu dulu. Tuhan tidak mungkin menciptakan hal yang sia-sia, Imajinasi gue dikenal sebagai imajinasi yang kritis dan peka terhadap lingkungan. Jadi walaupun gue kosong dalam hal pelajaran, tapi setidaknya gue masih berguna disaat teman gue meminta masukan atau pendapat. Istilah kerennya, jadi konsultan dikelas deh.

Tapi, saat mulai masuk ke kelas 12. Hal yang kurang bermanfaat itu berkurang. Karena, gue kenalan dengan sebuah program yang sangat hitz sekaligus menakutkan bagi sebagian anak SMA (termasuk gue). Program yang diyakini dapat merubah masa depan, dan menjamin kesuksesan. Siapa lagi kalo bukan SNMPTN.

Setelah kenalan dengan SNMPTN yang selanjutnya akan gue panggil dengan sebutan "doi". Hidup gue jadi sering galau, resah, dan gundah gulana. Bukan karena gue gak yakin lulus seleksinya doi. Tapi, lebih mengerikan dari itu. Gue belum nemu jurusan yang harus gue tuju.

Tapi, bukan gue kalo gampang nyerah. Setelah gue banyak baca artikel, dan konsultasi ke orang-orang terdekat. Akhirnya, gue memutuskan untuk memilih jurusan Kedokteran hewan di Institut Pertanian Bogor. Gue pilih IPB karena Fakultas Kedokteran Hewan terbaik se-Asia Tenggara. Setelah gue menemukan jurusan yang tepat buat gue, saat itu juga gue bertekad untuk harus keterima disana.

Hari-hari gue lalui dengan penuh semangat belajar dan tentunya berdo'a. Gue optimis pasti keterima disitu. Padahal kalo gue liat nilai rapor gue, sangat jauh dari standar. Tapi, karena gue sering denger kalo doi itu main hoki-hokian. Jadi gue percaya diri aja.
Pada saat itu, bukan hanya dukungan dan do'a yang gue terima. Terkadang, hal-hal yang ngejatuhin mental pun terdengar dari sebagian orang. Bukan hanya karena jurusan yang gue ambil, tapi juga karena gue terlalu optimis bakal diterima. Padahal kan, kuliah di PTN itu belum tentu bahagia. Mungkin, kalo mereka ngomongnya sekarang. Gue pasti respect sama mereka. Tapi, waktu itu gue kesel banget sama orang kaya gitu. Bukannya ngedukung, tapi malah nakut-nakutin. Jadi, pada saat itu gue memilih untuk menganggap perkataan mereka sebagai motivasi semata.

Pendaftaran SNMPTN pun di buka, dan seluruh siswa di SMA gue semangat untuk segera mendaftar ke Universitas pilihan mereka. Tak terkecuali siswa di kelas gue, mereka sangat antusias menyambut pembukaan pendaftaran SNMPTN. Saat itu obrolan di kelas pun tidak jauh seputar Universitas dan jurusan. Ada yang udah dapet jurusan dan Universitas nya, ada yang belom sama sekali, dan ada yang biasa aja. Dan bisa kalian tebak, gue dengan sok kerennya bilang kalo gue mau masuk FKH IPB. Ditambah dengan do'a dari teman-teman dan guru gue, gue makin optimis masuk kesana.

Selang beberapa bulan dari situ, detik-detik pengumuman SNMPTN sudah dekat. Dari orang yang dulunya optimis berubah jadi pesimis, yang dari dulu pesimis makin pasrah. Ya memang, saat itu kita hanya bisa pasrah. Hasil SNMPTN akan di umumkan pada tanggal 9 April 2015. Dan biar keren pas sujud syukur karena keterima di SNMPTN, gue dan ke-5 teman gue ( Alsan, Ramdan, Rudi, Dido, dan Filza ) memutuskan untuk membuka hasil SNMPTN di puncak Gunung Gede. Dan pada tanggal 8, kami mendaki Gunung Gede.

Di Gunung Gede, kami kesulitan mendapat sinyal. Sinyal hanya ada di puncak Gede. Jadi kami tidak sempat membuka hasil nya pada tanggal 9. Tapi, kami membuka pengumuman hasil SNMPTN nya pada tanggal 10 pagi ditemani sunrise di puncak gede. Saat gue membuka situs resmi SNMPTN, lalu gue memasukan nomor NISN gue. Ternyata hasilnya di luar dugaan gue selama ini. Ya... Gue di tolak sama doi. Perasaan gue saat itu hancur dan bingung harus ngapain. Dan gue berusaha untuk tenang dan ikhlas di depan teman-teman gue. Apalagi pas denger sahabat gue lulus ke kampus yang sama.

Perasaan suka dan iri bercampur jadi satu. Ya wajar aja, dia temen sharing gue tentang kampus tsb. Tapi cuma dia yang lolos ke kampus itu. Dan memang dia lebih unggul di bidang akademik sih daripada gue. Jadi gak mengurangi rasa hormat gue sebagai sahabat.

Hari-hari setelah pengumuman SNMPTN gue isi dengan penuh kegalauan dan bingung harus lanjut kemana. Gue ngerasa jadi orang yang gagal dan seperti kehilangan harapan. Padahal kan, gak lulus SNMPTN bukan akhir dari segala nya. Dan syukurnya, gue orangnya mudah move on. Jadi, gue segera cari jalan pintas, sehingga gue menemukan tujuan hidup ke-2 gue. Gue memilih Ilmu Komunikasi untuk jadi pelarian gue.

Ternyata rencana Tuhan memang yang terbaik untuk kita. Setelah gue masuk Ilmu Komunikasi gue jadi orang yang lebih baik dari SMA dan gue sangat bahagia bisa masuk sini.

Disisi lain teman gue cerita kalo FKH itu jauh dari ekspektasi gue. Ternyata kuliahnya sangat memberatkan dan kalo gue masuk situ, gue pasti udah di D.O pada semester awal.

Mendengar cerita dia, gue sangat bersyukur karena Tuhan tau apa yang terbaik buat gue, gue bersyukur karena gue gak di terima disana, gue bersyukur bisa dapat teman-teman yang support gue di tempat kuliah gue yang baru.

Dan akhirnya gue sangat percaya, bahwa tidak diterima di SNMPTN itu bukan akhir dari segala nya.

Oke, Supaya isi dari tulisan gue ini bermanfaat buat kalian. Gue mau share nih Tips-tips supaya kalian bisa lulus di SNMPTN. Tips ini dari berbagai narasumber, dan teman gue salah satu narasumbernya.
Oke langsung aja.

Tips yang pertama. Pilih jurusan yang sesuai dengan passion lo. Supaya lo menikmati kuliah lo.

Tips yang ke-dua. Pastiin kalo jurusan yang lo pilih sesuai dengan kemampuan akademik dan nilai rapor lo. *memang tidak menutup kemungkinan kalo hoki itu memang ada. Tapi ada baiknya lo menyesuaikan dengan kemampuan akademik lo. Dan yang pasti nilai rapor lo.

Tips yang ke-tiga. Lo pilih Universitas yang akan lo tuju. Untuk pilihan ini, sesuaikan dengan prestasi Sekolah asal lo dan rating Sekolah asal lo di Universitas ini. Pastikan bahwa alumni Sekolah lo banyak yang lolos di Universitas tsb. Dan yang pasti jangan sampai sekolah lo di block list sama Universitas tsb. ( block list terjadi apabila ada alumni Sekolah asal lo yang di terima pada SNMTPN di Universitas tsb. Tapi, dia tidak daftar ulang ).

Tips yang ke-empat. Prioritaskan pilihan pertama. Berbeda dengan SBMPTN yang masih memungkinkan lo diterima pada pilihan kedua. SNMPTN itu tidak mau di nomor dua kan. Jadi kemungkinan lo di terima di pilihan kedua itu kecil sekali, bahkan hampir nol persen. Jadi, pastikan Jurusan dan Universitas yang jadi tujuan lo disimpan pada pilihan pertama. Dan yang pasti, harus lo sesuaikan dengan nilai akademik, dan prestasi Alumni lo.

Tips yang ke-lima. Berdo'a dan Berusaha. Bukannya gue sombong karena gak menaruh do'a dan usaha di pilihan pertama. Tapi kalo lo berdo'a dan berusaha tapi gak tau tujuan lo. Buat apa?

Jadi setelah kalian menentukan pilihan, tips yang ke-lima ini wajib lo lakuin.

Tips yang ke-enam, percaya diri. Percaya diri itu perlu. karena apa yang lo fikirkan, itu yang akan terjadi. Istilah kerennya Sugesti.

Tips yang terakhir. Bersyukur kalo diterima, dan segera move on kalo tidak diterima. Ini penting. Karena, kalo lo susah move on. Lo akan sulit menentukan langkah yang selanjutnya.

Oke, cukup saja sharing hari ini. Lo bebas mau percaya atau enggak dengan tips dari gue. Tapi, tips ini valid. Karena dari berbagai narasumber yang lolos di SNMPTN.

Terimakasih telah membaca tulisan gue, jangan lupa like dan follow ya. Supaya kalian gak ketinggalan postingan gue yang selanjutnya.

See you on top.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun