Â
Jejak kaki adalah gambaran kenangan masa-masa ketika bersama memadu kasih. Namun ia juga menyadari ketika memadu kasih pun ada kekhawatiran dalam hatinya. Khawatir tentang apa boleh ditafsir masing-masing, atau bisa dikaitkan dengan pengalaman dan konteks hidup pembaca.Â
Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Kita masuk di bait ke tiga :Â
Kata 'arif' biasanya bersanding dengan kata 'bijaksana' menjadi frasa untuk menekankan maknanya. Kata yang tak terucapkan berarti adalah perasaan yang tidak ia ungkapkan mirip dengan bait pertama tentang merahasiakan. Pesan yang ingin disampaikan kurang lebih tidak jauh berbeda dengan bait pertama hanya menjadi penekanan dan membuat bait puisi lebih estetik dengan penegasan. Penulis ingin menceritakan tentang perasaan yang ada dalam hati namun tak terkatakan.Â
"Aku tidak akan mengingkari jika sampai saat ini menyimpan keinginan namun aku tidak memaksakan kehendak, untuk itu aku merelakan".
Dalam tulisan ini saya menafsirkan sajak 'Hujan Bulan Juni' dari sudut orang yang jatuh cinta.Â
Jika mengalihkan sudutnya dari jatuh cinta pada renungan kehidupaan, saya mengartikan : dalam banyak situasi kita sering mampu mengendalikan, berkuasa atau bahkan bisa memaksa segala sesuatu sesuai dengan kehendak diri. Namun, alih-alih menuruti kehendak, pilihan yang diambil justru kebalikannya menahan diri demi melakukan tindakan yang benar dan adil.Â