William Alain Andr Gabriel Saliba
Penampilan pemain yang Lahir di Prancis 24 Maret 2001 lalu ini cukup membuat saya terkesan.
Arsenal merekrut Saliba dari Saint Etienne (klub yang sudah terdegradasi dari Liga Utama Prancis) musim 2019/20 di usianya yang masih sangat belia 18 tahun.Namun Saliba kembali ke klub lamanya untuk menjalani masa peminjaman selama satu musim.
Secara tidak langsung bakat Saliba ditemukan ayah Mbappe (ya betul pemain mahal milik PSG) ketika masih bermain di jalanan. Ketika masih belia, sebenarnya ia bermain di posisi penyerang yang jika diteruskan sampai karir profesional mungkin kita akan melihat Giroud versi lite atau justru pro max. Saliba menghabiskan masa youth di AS Bondy dan FC Montfermeil sebelum kemudian direkrut St. Etienne.Â
Bermodalkan nonton performa di kanal youtube scoutnation, sebagai fans layar kaca saya senang Arsenal memiliki harapan pada salah satu rising star bek body kokoh dan tinggi 193 cm plus bakat teknik bermain yang nampak menjanjikan. Apalagi saat itu bertepatan dengan kepergian salah satu bek yang cukup saya nikmati permainannya di Arsenal, Laurent Koscielny. Kembali lagi ke Saliba, yang banyak fans berharap untuk musim 2020/21 Saliba langsung bergabung dengan tim utama Arsenal.
Namun sayang, deretan nama seperti Chambers, Mustafi, Pablo Mari, David Luiz, Sokratis dan bek anyar Gabriel yang kemudian diputuskan menjadi andalan Mikel Arteta. Saliba diberi izin untuk sekolah lagi di klub Prancis lain, OG Nice. Sebagai orang yang buta situasi non-teknis karakter dan keadaan klub, saya hanya berusaha sabar berpositif thinking, mungkin memang Saliba belum siap untuk level Premier League.Â
(meskipun dalam hati saya ngedumel, dibanding Sokratis, Luiz dan Mari apa salahnya mencoba bek yang jelas potensial ini). Nyatanya benar, lini pertahanan Arsenal musim itu menjadi bahan meme dan tertawaan entah apa yang menjadi pertibangan Arteta dan manajemen meminjamkan Saliba lagi.Â
Masuk musim 2021/22 harapan itu muncul lagi, namun lagi2 saya dibuat bingung dengan keputusan Arsenal me-loan Saliba lagi ke Marseille. Ditambah keputusan yang waktu itu menurut saya cukup aneh, merekrut Ben White dari Brighton senilai 50 juta poundsterling yang (jujur musim White di Brighton, saya tidak terlalu memperhatikan).Â
Performa Saliba yang cukup disorot saat timnya melawan PSG yang berisi Messi, Neymar dan Mbappe. Meskipun pertandingan imbang, Saliba mendapat gelar MOTM karena penampilannya menjaga pertahanan. Salah satu yang paling penting melakukan tekel krusial untuk mencegah Mbappe cetak gol.Â
 Dengan semua cerita itu, muncul spekulasi karena memang premis-premisnya cukup mendukung. Akun-akun fanbase Arsenal luar (di twitter) pun banyak mempertanyakan, behkan berasumsi bahwa Saliba 'bermusuhan' dengan manajemen atau pelatih. Asumsi ini buat saya juga wajar, mengingat Arteta menggeser pemain yang 'bermasalah' seperti Ozil, Auba, Guendouzi, Torreira.
Dua nama terakhir yang digeser Arteta cukup disayangkan, karena bakat mereka ditemukan oleh Mislintat di era Unai Emery. Saya sempat berharap mereka berdua akan menjadi tulang punggung Arsenal di beberapa tahun yang akan datang. Hanya mungkin manajemen memiliki pertimbangan yang kita tidak tahu secara detail.
Hanya mungkin manajemen telah membuat buku manual untuk proyek jangka panjang. Isinya tentang profil gaya main pemain beserta karakternya. Mungkin lagi kebetulan kedua pemain ini tidak masuk kriteria dalam buku manual Arsenal, untuk itu mereka akhirnya pergi dengan permanen.Â
Kembali lagi ke Saliba, masuk musim 2021/22 Arteta jelas memberikan statement telah memasukkan S12 ke dalam rencananya. Ben White yang musim lalu diplot sebagai bek tengah diberi tempat lebih ke kanan luar, posnya diisi Saliba. bersama Gabriel duet mereka nampak saling kompak mengisi (sama-sama alumni liga Prancis dan usianya tidak terpaut jauh, mungkin variabel yang mendukung). Â
Mungkin Saliba bukan tipe commander seperti Thiago Silva atau Virgil van Dijk yang sering memberikan instruksi kepada rekan-rekannya di belakang. Keyakinan saya berkata Saliba memiliki modal leadership yang baik dan memiliki aura yang bisa disegani oleh rekan-rekannya. Badannya yang tinggi menjadi advantage karena memudahkan dalam memenangkan duel di udara.
Badannya yang tinggi menjadi advantage karena memudahkan dalam memenangkan duel di udara. Permainannya cenderung kalem namun sigap taktis dalam cover area dan merebut bola, timingnya hampir selalu tepat dalam mengukur keputusan yang harus ia ambil. Secara tidak langsung ini tentu memberikan kenyamanan dan efek psikologis yang positif pada rekan yang lain.Â
Ramsdale dan pemain belakang Arsenal nampak nyaman mempercayakan bola ke kaki Saliba. Beberapa momen saya sangat kagum pada ketenangannya, bahkan ketika lawan melakukan pressing dia melakukan keeping lalu berbalik badan atau umpan pendek lalu mencari ruang.Â
Satu lagi yang juga membuat Zinchenko sempat melongo ketika menyaksikan sepakan plesing kaki kiri Saliba dari luar kotak penalti di kandang Bournemouth. Ya, seperti itulah kurang lebih respon saya saat menonton pertandingan itu.Â
Saliba pernah melakukan gol bunuh diri pada pertandingan melawan Leicester City, Agustus lalu. Meskipun Arsenal tetap menang namun banyak media melakukan sorotan karena fans di stadion justru memberikan dukungan pada Saliba, nah yang ingin saya apresiasi adalah reaksi Arteta setelahnya.Â
Arteta berterima kasih kepada gooners yang bukan mengolok-oloknya, tetapi mendukung Saliba untuk bangkit. Sebagai pemain muda yang sedang berkembang, dukungan dari fans seperti ini sangat penting, terutama untuk moral kepercayaan dirinya.
Mungkin kita fans layar kaca punya pendapat harusnya Saliba kembali ke Arsenal sejak 2 musim lalu. Namun sekarang saya justru bersyukur baru musim ini Saliba bergabung dengan tim utama, kepingan lain (GabSus dan Zinchenko) melengkapi skuad Arsenal musim ini dan menjadi momen dan lingkungan yang tepat untuk Saliba bisa memaksimalkan potensinya).
Jika belum boleh berharap juara musim ini, bolehlah kita fans berharap Saliba berkembang tidak dihambat cedera dan selalu bisa kita nikmati permainannya setiap pekan.Â
Boleh lah follow untuk bahasan bola (khususnya Arsenal) berikutnya
Tangerang, 12 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H