Malam itu seperti biasa aku terlihat mengalungkan kamera kesayanganku, berkeliling, menyorot berbagai sudut dan melihat orang-orang yang sibuk berfoto dengan pose meliuk mereka.
Panggil saja aku Dika. Seorang mahasiswa yang bekerja 3 hari dalam seminggu sebagai fotografer keliling di sebuah Taman Kota.
Pekerjaan ku sangat mudah, dengan pendapatan pas-pas’an aku memotret dan bahkan juga hanya mengarahkan orang-orang disana untuk membuat angel foto terbaik.
Pada saat berkeliling sekitaran taman tepatnya di samping sebuah ayunan, aku dihampiri oleh tiga cewek cantik.
“Mas, mas tolong foto’in kita dong kearah itu ya” salah satu dari mereka meminta tolong padaku sambil menunjuk ke suatu arah.
“SsSsi, siap mbak” jawabku dengan nada sedikit gagap.
Sigap saja aku mengangkat kamera dan mulai memotret mereka. Dengan berbagai gaya narsis yang mereka perlihatkan, aku merasa aku mulai lebih menikmati pekerjaanku ini.
Tidak melewatkan kesempatan itu, setelah memotret aku berkenalan dengan ketiganya. Si rambut pendek seleher namanya Steva, si jangkung namanya Binka, si lesung pipi namanya Ami .
Mereka sangat ramah ketika aku ajak berkenalan, tapi aku jatuh hati pada salah satu dari mereka yaitu si lesung pipi Ami.
Tak pernah lepas aku mencuri-curi pandang kepadanya, ketika dirinya dan temanya sedang sibuk melihat-lihat hasil foto tadi dari layar kamera.
“Ini tolong cetak’in ya mas,.. bisa diambil kapan?” ucap Ami kepadaku, sambil menyodorkan kamera.