Mohon tunggu...
Rizki naufal
Rizki naufal Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang mahasiswa

Lahir di Nunukan( Kalimantan) pada 18 Maret 2003

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ayahku yang Tak Tergantikan

11 Maret 2022   00:53 Diperbarui: 11 Maret 2022   00:55 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat SMP ayahku bersekolah di SMPN 3 Tuban, bisa dibilang saat itu awalnya ayahku sangatlah minder bergaul dengan teman-temannya yang merupakan anak-anak kota, tapi karena ayahku sangat jago bermain sepak bola, sehingga membuatnya sangat sering diajak teman-temannya untuk bermain sepak bola melawan sekolah lainnya. ayahku pernah menjadi juara 2 lomba pidato di sekolahannya pada hari kartini, padahal saat itu ayahku tidak memiliki persiapan apapun. Selain itu ayahku juga memiliki pengalaman saat diajak menangkap Ikan Nener (anakan Bandeng), yang mana ikan tersebut dicari saat malam hari dengan cara kita memasang lampu petromak saat malam hari di pinggiran laut dan kita seser/serok di sekitaran lampu, karena nener/anakan bandeng kalau malam hari mendekat kalau ada lampu, ayahku juga pernah diajak mencari ikan dengan perahu kecil dan menbarkan jaring

Saat SMA ayahku sangatlah menyukai sepak bola dan kegiatan yang menyangkut alam seperti pramuka, selain itu ayahku juga pernah menjadi anggota OSIS, yang menjabat sebagai Sekertaris. Kemudian setelah lulus dari SMA ayahku langsung bekerja, karena ayahku khawatir Kakek dan Nenekku kesulitan untuk membiayainya, sebelum mendapatkan lowongan ayahku ayahku mendapatkan tawaran untuk pelatihan di BLK (Balai Latihan Kerja) beliau disana selama sekitar 4 tahun. 

Setelah lulus ayahku mencari kerja masihlah susah ingga beliau mencari lowongan antar daerah maupun provinsi, hingga akhirnya ayahku mendapatkan lowongan di antar provinsi, kerjasama antara Kab. Tuabn dan PT DWIMA JAYA UTAMA. Setelah itu mulailah berjalanan perantauan ayahku di Kalimantan, disana ayahku berkerja keras dari bawah hingga sekarang sudah memiliki kedudukan cukup tinggi, intinya kehidupan disana keras dan sangat berat tapi ayahku dapat bertahan hingga sekarang. 

Di balik sifat tegasnya ayahku mengharapkan agar anak-anaknya menjadi orang-orang yang suksus dunia maupun akhirat, ayahku hanya ingin supaya anak-anaknya tidak merasakan susahnya hidup dan pahitnya kehidupan saat sudah dewasa nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun