Mohon tunggu...
Rizki Muhammad Ramadiansyah
Rizki Muhammad Ramadiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - History Enthusiast

Menulis adalah menyemai perasaan absurd manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Elegi Cinta Sutan Sjahrir: Keterasingan Hati Bung Kecil di Boven Digul

11 April 2024   02:13 Diperbarui: 11 April 2024   02:39 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mieske, pelan-pelan saya membaca suratmu beberapa kali. Di dalamnya ada begitu banyak yang saya mengasihi, khusus di dalam fragmen-fragmen pesimistis. Saya tahu kenapa dan bagaimana kamu menulisnya, saya tahu dan itu membangkitkan kenangan-kenangan di dalam diriku. Yang pahit dan yang manis. Itu membuat saya melamun dan berpikir. Itu begitu menyenangkan bagi saya. Saya merasa lebih baik, lebih murni, merdeka, terangkat atas semua hal manusiawi yang sepele. Di dalam diri kita adalah begitu banyak hal sepele, begitu banyak kebodohan dan piciknya pandangan. Saya kaget melihat itu dalam diriku sendiri," ujar Sjahrir.

Menurut Freud, 'kecemasan realita' merupakan kegelisahan eksternal di luar diri manusia. Kebebasan Sjahrir harus hilang ketika pintu penjara tertutup, dan gelapnya hutan Digul.

"...Di mana ketenangan dan kedamaian yang saya mengira saya merebut di penjara untuk selamanya? Di mana perasaan luas yang nyaman, pengertian untuk menerima dan pasrah itu, kekuatan itu karena stabilitas, karena kepastian. Itu hilang, saat pintu-pintu penjara di belakang saya ditutupkan. Kamu sudah bisa mengetahui dari surat-surat dari kapal bahwa ketenangan saya hilang. Sampai sekarang saya belum ketemu itu lagi..."

Upaya berdamai dengan alam pikiran dan alam bebas Boven Digul hanya melahirkan kebuntuan dalam bayang-bayang kecintaan terhadap Maria. Sjahrir bersikeras melewati hari-harinya dikala gundah gulana tentang keuangan dan makanan, lingkungan, studi hingga masa depannya bersama Maria. "Di mana penguasaan diri, di mana kepastian yang tenteram saya? Selama waktu ini (di Boven Digul), itu hilang Mieske", tulis Sjahrir.

Selanjutnya, yang diutarakan oleh Sjahrir merupakan bentuk reaksi formasi dalam Defense Mechanism atau mekanisme pertahanan diri. Reaksi formasi adalah bentuk keterbalikan perilaku yang berlawanan. Sjahrir mencoba penguatan hati yang sebenarnya tidak benar-benar kuat dalam situasi seperti ini di Boven Digul.

"Hari ini, malam ini saya merasa itu begitu tajam. Suratmu, dengan sendirinya, membuat saya memikir, melamun, tarik saya dari lingkungannya, membersihkan saya dari semua hal yang sepele saya. Malam ini saya merasa tenang lagi, sayang dan seperti keadaan saya sekarang, seperti perasaan saya sekarang, saya tidak bisa melakukan kesalahan sama sekali," tulisnya.

Pada akhirnya, sudut pandang gombal Sjahrir kepada Maria yaitu, "...yang tidak saya menemukan di studi, maupun filosofi, saya ketemu di dirimu, di suratmu." Walau akhirnya cinta mereka benar-benar tak sampai karena keduanya memiliki pasangan barunya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun