Mohon tunggu...
Rizki Mubarok
Rizki Mubarok Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Jember

Saya Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Keramaian Jl Malioboro Tak Mengurangi Indahnya Nilai Pancasila

14 Juni 2024   08:47 Diperbarui: 14 Juni 2024   08:51 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jl. Malioboro dengan keramaiannya yang khas (dok. pribadi)

Jalan Malioboro di Yogyakarta selalu menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Pengalaman saya berjalan-jalan di Malioboro baru-baru ini mengingatkan saya pada betapa istimewanya tempat ini, tidak hanya karena keindahan dan keunikannya, tetapi juga karena bagaimana nilai-nilai Pancasila terwujud dalam setiap sudutnya. 

Saat pertama kali menapakkan kaki di Jalan Malioboro, suasana ramai langsung terasa. Namun, keramaian ini tidak mengurangi kenyamanan. Meski dipenuhi pengunjung, tidak ada kesemrawutan yang biasa terlihat di tempat-tempat wisata lain. Ketiadaan parkir liar dan tertibnya pedagang kaki lima yang teratur membuat jalanan tetap nyaman untuk dijelajahi. 

Banyaknya pengunjung yang antri untuk berfoto di spot favorit di Jalan Malioboro (dok. pribadi)
Banyaknya pengunjung yang antri untuk berfoto di spot favorit di Jalan Malioboro (dok. pribadi)

Rasa aman dan nyaman yang saya rasakan selama berjalan-jalan di Malioboro menunjukkan adanya upaya nyata untuk mewujudkan keadilan sosial. Semua orang, baik pengunjung maupun pedagang, menikmati fasilitas yang sama tanpa diskriminasi. Penataan area yang adil dan merata mencerminkan nilai Pancasila kelima, yang menekankan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Di sepanjang Malioboro, saya melihat beberapa tempat ibadah berdampingan dengan harmonis. Keberadaan masjid, gereja, dan pura di sekitar area tersebut mencerminkan sikap saling menghormati dan toleransi beragama yang kuat. Ini sesuai dengan nilai Pancasila pertama, yang mengajarkan kita untuk menghargai dan hidup berdampingan dalam keragaman keyakinan. 

Ramah tamah para penjual dan pedagang kaki lima menjadi salah satu aspek yang paling mengesankan. Mereka melayani dengan senyum dan sikap sopan, menciptakan suasana yang hangat dan bersahabat. Ini menunjukkan sikap kemanusiaan yang adil dan beradab, di mana setiap orang dihargai dan diperlakukan dengan baik, sesuai dengan nilai Pancasila kedua. 

Gerbang Kampoeng Ketandan yang khas dengan corak budaya Tionghoa (dok. pribadi)
Gerbang Kampoeng Ketandan yang khas dengan corak budaya Tionghoa (dok. pribadi)
Malioboro adalah miniatur Indonesia, tempat berbagai suku, budaya, dan latar belakang berkumpul menjadi satu. Suasana damai dan harmonis di tengah keberagaman ini mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa, sesuai dengan nilai Pancasila ketiga. Di Malioboro, perbedaan menjadi kekuatan yang memperkaya pengalaman berkunjung. 

Kenyamanan dan ketertiban di Malioboro tidak lepas dari kebijakan pemerintah setempat yang melibatkan berbagai pihak dalam pengambilan keputusan. Penataan pedagang kaki lima, pengaturan lalu lintas, dan penyediaan fasilitas umum yang baik adalah hasil dari musyawarah dan kebijaksanaan yang mencerminkan nilai Pancasila keempat. 

Secara keseluruhan, pengalaman berjalan-jalan di Jalan Malioboro tidak hanya memberikan kenikmatan visual dan kenyamanan fisik, tetapi juga memperlihatkan bagaimana nilai-nilai Pancasila diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Malioboro bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga cerminan dari semangat kebangsaan dan nilai-nilai luhur yang kita junjung bersama. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun