Dalam dunia sepak bola, istilah hooligan kerap di salah artikan dengan istilah ultras. Meski sama-sama digunakan untuk menyebut suporter sepak bola, keduanya memiliki perbedaan yang cukup jauh.Â
Dari segi makna, pengertian ultras tidak jauh berbeda dengan pengertian hooligan  yang telah dijelaskan di atas. Keduanya  memiliki fanatisme yang melampaui rata-rata suporter biasa. Tidak jarang pendukung kedua tipe ini terlibat  kerusuhan.
Menurut Alberto Testa, kriminolog dari University of West London, perbedaan hooligan dan ultras terletak pada motifnya. Pada dasarnya hooligan, tidak memiliki niatan untuk melakukan kekerasan dalam pertandingan sepak bola.Â
Para hooligan terlibat dalam kerusuhan karena mudah terpengaruh alkohol dan mudah emosi. Saat ini, para ultras umumnya termotivasi untuk melakukan kekerasan dengan tujuan politik tertentu.
7 Kelompok Hooligan Paling Kontroversial
Sejak tahun 1960-an, hooliganisme sepak bola telah menarik  perhatian masyarakat luas. Perilaku anarkis mereka tak luput dari pemberitaan berbagai  media massa. Memperkenalkan tujuh geng hooligan yang  paling banyak menimbulkan kontroversi dalam sejarah sepak bola dunia.
1. Millwall Bushwackers
Millwall Bushwackers merupakan sebutan bagi suporter klub Millwall dari Bermondsey, Inggris. Sejak 1970-an, mereka dikenal sebagai salah satu suporter garis keras yang kerap berseteru dengan suporter lain, terutama dengan pendukung dari musuh bebuyutan Millwall, yakni West Ham United.
Millwall Bushwackers hooligan adalah salah satu yang paling kejam di Inggris Raya. Kasus pertama mereka terjadi pada 1965 dalam laga melawan Brentford. Kericuhan berawal saat suporter Millwall melempar granat ke suporter lawan hingga terjadi bentrok diantara kedua suporter.
2. Wisla Krakow
Wisla Krakow, suporter dari klub asal Polandia dengan nama yang sama, juga termasuk suporter yang dikenal selalu memicu tindakan anarkis. Geng hooligan ini kerap beradu ketegangan dengan suporter dari rival Krakow, yakni MKS Cracovia. Bahkan, sudah menjadi hal yang lumrah bila ada yang meninggal saat suporter dari kedua klub tersebut bentrok.