Mohon tunggu...
Humaniora

From Nothing To Be Something

12 Mei 2016   22:34 Diperbarui: 17 Mei 2016   20:15 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Nama lengkap saya adalah Rizki Nur Amalia. Nama panggilan saya Lia, kalau di lingkungan pergaulan saya terkadang di panggil Kiki. Saya lahir di Tenggarong, 25 Mei 1995. Saya adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, dan saya adalah anak perempuan satu-satunya diantara mereka. Ayah saya bernama Jomhuri dan Ibu saya bernama Rusdiana Noor. Ayah dan ibu saya bukanlah seorang PNS. Sejak saya kecil ayah dan ibu saya sudah lama berjualan di kantin SMAN 1 Tenggarong dan itu sudah lumayan cukup untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-harinya. Saya mempunyai dua saudara laki-laki yang bernama M. Alif Nur Rahman dan M.Octavia Nur. Saat ini saya dan keluarga saya tinggal di kota Tenggarong, tepatnya di jalan Patimura RT 10 No. 62 kel. Sukarame, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Pada tahun 2000, saya mulai memasuki jenjang pendidikan pada usia 5 tahun, yaitu di Taman Kanak-Kanak “Tunas Mekar” selama 1 tahun. Tahun 2001 saya memasuki bangku sekolah dasar. Saat itu saya bersekolah di SDN 001 Tenggarong. Setelah lulus, kemudian saya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu di MTs.N Tenggarong, selama tiga tahun saya menempuh pendidikan yaitu mulai kelas 7-9, disini saya mengikuti ekstrakulikuler tari tradisional dan sempat mengikuti beberapa lomba tari. Tahun ajaran 2009/2010 saya lulus dari MTs tersebut dan melanjutkan sekolah lagi di SMK Ketopong Tenggarong mengambil jurusan Akuntansi, disinilah saya mulai belajar berorganisasi.

 Saat kelas 10 saya mewakili sekolah saya untuk mengikuti seleksi Paskibraka tingkat Kab. Kutai Kartanegara dan tidak disangka diterima sebagai salah satu Pasukan Pengibar Bendera untuk 17 Agustus 2011. Selama 1 bulan penuh saya di karantina dan mendapatkan begitu banyak sekali pengalaman yang menarik, kesempatan sekali seumur hidup ini saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk menggali ilmu dan wawasan, walaupun dikarantina saat bulan ramadhan tapi itu tidak mematahkan semangat saya, karena saya tahu tidak hanya saya yang meninggalkan keluarganya demi tugas negara ini. selain itu disini saya mendapatkan banyak sekali teman baru bahkan diluar dari kab.Kutai Kartanegara. Setelah berhasil mengibarkan Bendera saya kemudian masuk ke dalam organisisi PPI (Purna Paskibraka Indonesia) dan aktif hingga sekarang.

Selain pengalaman baris berbaris saat SMK, saya juga mendapatkan pengalaman yang luar biasa yaitu mewakili sekolah saya untuk tampil menari saat pembukaan Expo Hari pendidikan Tahun 2012 di Tenggarong. Setelah 12 tahun bersekolah di Tenggarong, saya merasa sepertinya saya perlu merantau untuk mendapatkan ilmu serta pengalaman yang lebih, saya ingin mandiri. Kota Jogja merupakan salah satu tujuan saya untuk melanjutkan kuliah, tetapi karena kurangnya persiapan akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti tes yang ada di Samarinda saja.

Saat ini saya adalah mahasiswa semester 6 di Universiatas Mulawarman mengambil jurusan Ilmu Komunikasi. Menjadi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi memang menjadi kebanggan tersendiri buat saya, dulu jurusan komunikasi masih jarang dilirik, lain halnya dengan sekarang. Jurusan Komunikasi kini mulai diminati oleh sebagian calon mahasiswa. Walaupun sering di remehkan, tetapi saya yakin Ilmu Komunikasi sama bagusnya dan sama pentingnya dengan jurusan-jurusan yang lain. 

Tidak satu dua orang yang bertanya kepada saya, “kenapa sih ngambil Ilmu Komunikasi?” “Ilmu Komunikasi belajar apa sih?” pertanyaan-pertanyaan ini sering banyak muncul ketika saya menyebutkan saya kuliah di Ilmu Komunikasi. Walaupun banyak yang meremehkan tapi saya tidak pernah menyesal masuk di jurusan ini, banyak sekali ilmu yang saya dapat mulai dari Public Relation, Broadcasting, Jurnalist, Photografi, Publik Speaking dan tentunya komunikasi. Kami juga diajarkan bagaimana berkomunikasi dengan baik dengan media, pemerintah dan masyarakat. Kami juga juga di ajarkan bagaimana mengelola sebuah isu agar tidak menjadi sebuah krisis yang bisa menyulitkan instansi atau perusahaan yang menaungi kami.

Selama 3 tahun saya kuliah banyak suka duka yang saya lewati, mulai dari susah nya mencari kost yang sesuai hingga mengatur keuangan dengan sebaik-baiknya agar tidak tidak terlalu boros, belum lagi saya harus beradaptasi dengan daerah Samarinda yang jauh berbeda dengan daerah saya mulai dari bahasa, lingkungan dan pergaulannya. Tapi saya yakin kelak pengalaman-pengalaman ini akan beguna dikumudian hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun