Pertanyaannya, tepatkah menyuarakan pemecatan Stefano Pioli saat Serie A tinggal menyisakan beberapa laga saja? Jangan lupa, meski terlempar dari 4 besar, Milan masih memegang nasibnya sendiri untuk lolos ke Liga Champions.
Lalu yang utama jangan dilupakan, sejatinya target Stefano Pioli dari manajemen Milan bukanlah meraih Scudetto musim ini. Pelatih berkepala plontos itu sejak awal ditargetkan membawa Milan balik ke kompetisi terelit Eropa.
Jadi, jangan hanya karena Milan sempat berada di posisi "berburu Scudetto" lalu pencapaian Pioli saat ini dinyatakan sangat buruk. Ingat kembali bahwa posisi Milan saat ini lebih baik dibandingkan Milan musim lalu.
Artinya? Jika berbicara progress maka Pioli sudah menghadirkan progress bagi Milan. Sangat naif bila "kegagalan" meraih Scudetto musim ini dijadikan sebab pemecatan Pioli yang memang tidak ditargetkan berburu Scudetto.
Saya pribadi lebih memilih biarkan Pioli berada di bangku pelatih Milan sampai akhir musim. Jika dia berhasil membawa Milan lolos ke Liga Champions maka pelatih ini berhasil memenuhi target. Dan untuk itu Pioli layak diberikan kepercayaan penuh untuk tetap menangani Calhanoglu dkk musim depan.
Milan yang sempat jadi kandidat kuat Scudetto musim ini akan semakin matang di musim depan bersama juru taktik yang sama. Sebaliknya mengganti Pioli dengan pelatih baru justru akan jadi langkah mundur lagi bagi skuad Milan untuk belajar lagi dari awal.
Kapan lagi melihat Milan bisa ikut bersaing di papan atas perburuan Scudetto? Pioli sukses menghadirkan sensasi itu bagi Milanisti.
Meski musim ini perburuan Scudetto gagal tetapi benih-benih kebangkitan Milan sudah mulai terasa. Momentum itu ada pada Pioli dan sayang jika hilang karena pergantian di kursi pelatih.
Lain cerita bila ternyata Milan kemudian gagal meloloskan diri ke Liga Champions dari sisa laga musim ini. Pioli bolehlah dikatakan gagal dan manajemen sah saja memecatnya. Tapi selama itu belum terjadi maka saya bisa katakan bahwa Pioli masih pantas menangani Milan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H