Kesabaran manajemen Manchester United (MU) untuk terus mempertahankan Ole Gunnar Solskjaer tampaknya akan berbuah positif musim ini. MU (saat tulisan ini dibuat) sedang berada di puncak klasemen Liga Inggris bersama Liverpool. Keduanya hanya dipisahkan selisih gol The Reds yang lebih baik.
MU bersama Ole sedang bergerak menuju gelar juara Liga Inggris perdana mereka sejak terakhir kali dimenangkan bersama sang legenda Sir Alex Ferguson di musim 2012/2013. Proses yang dilalui MU bersama pria asal Norwegia itu sejak akhir Desember 2018 makin menunjukkan hasilnya.
Ole adalah sebuah pengecualian dari kepanikan MU melihat kinerja manager-manager pengganti Sir Alex. Semua manager setelah pensiunnya Fergie tidak pernah bertahan lama. MU kemudian sering dikatakan melupakan sejarah kesabaran mereka yang menunggu sampai 4 musim Sir Alex mempersembahkan gelar juara perdana.
David Moyes, The Chosen One yang dipilih langsung Sir Alex tidak bertahan sampai semusim meski mampu membawa klub itu lolos ke perempat final Liga Champions di musim perdana. MU tidak puas dengan kinerja medioker Moyes dan melupakan bahwa skuad yang ditinggalkan Fergie sejatinya tengah menjalani proses transisi.
Penerus Moyes, Louis Van Gaal adalah jago taktik asal Belanda yang kaya pengalaman menangani tim besar serta terbiasa meraih trofi juara. Van Gaal langsung meloloskan kembali MU ke Liga Champions (LC) di musim perdana dan pada musim kedua membawa MU merasakan trofi juara lagi, meski hanya juara FA Cup.
Sialnya, manajemen MU masih "ga sabaran" dengan kinerja Van Gaal. Cuma lolos ke LC dan juara FA Cup bukan prestasi yang diharapkan dari profil sekelas Van Gaal. Manajemen MU terbutakan matanya bahwa Van Gaal tengah membangun tim bersama anak-anak muda seperti Anthony Martial, Marcus Rashford dan Jesse Lingard.
The Special One Jose Mourinho adalah cinta lama MU yang akhirnya berhasil mereka datangkan untuk menggantikan Van Gaal. Bak bersambut, musim perdana Mourinho langsung bertabur sukses lolos ke LC, juara Piala Liga Inggris dan Europa League. Musim kedua, meski gagal menjadi juara, MU bersaing lagi dalam perebutan gelar juara Liga Inggris di posisi runner up dan lolos ke fina FA Cup meski kemudian kalah dari Chelsea.
Mourinho lantas divonis gagal saat musim ketiga tidak berjalan sesuai rencana. MU kembali "tidak sabaran" melihat kinerja MU dan melupakan pencapaian dua musim terakhir The Red Devils  yang kompetitif lagi bersama Mourinho.
Pengganti The Special One diluar dugaan bukan seorang juru taktik papan atas nan populer. MU menunjuk Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih sementara. Setelah itu, kita tahu apa yang terjadi.
Ole langsung tancap gas di setengah musim membawa MU menang dalam 14 laga beruntun. Di musim penuh pertamanya musim lalu, Ole membawa MU lolos ke LC dan mencapai semifinal FA Cup dan Europa League. Not bad.
Tidak seperti Moyes, Van Gaal dan Mourinho, Ole mendapatkan perlakuan istimewa dalam hal kesabaran dari manajemen MU. Pilihan Ole untuk memberdayakan pemain-pemain muda sebagai pilar utama tim mengingatkan kembali pada kinerja Fergie Babes nya Sir Alex.
Kesabaran itu tampaknya akan berbuah positif musim ini. Pemain-pemain muda MU semakin matang dan menjelma jadi pilar utama tim. Mereka juga terlihat lebih menyatu sebagai sebuah kelompok berkat minimnya bongkar pasang tim yang dilakukan Ole.
Kegagalan MU melangkah jauh di LC musim ini menjadi berkah tersendiri karena skuad Ole akan lebih fokus berburu gelar juara Liga Inggris . Ketersediaan pemain-pemain yang segar di pekan-pekan krusial akan jadi penentu. Liverpool sudah merasakan bagaimana buruknya kinerja mereka saat pemain-pemain pentingnya dihantam cedera.
MU sudah mencetak 33 gol di Liga Inggris sampai pekan ke 16. Mereka adalah tim tertajam kedua setelah Liverpool dan ini sebuah modal berharga untuk berburu gelar juara Premier League. Problem utama MU kini adalah bagaimana memperbaiki kinerja pertahanan mereka yang sudah kebobolan 24 gol.
Meski jadi pemuncak klasemen bersama Liverpool, MU adalah tim dengan pertahanan terburuk di 10 besar klasemen sementara. Situasi ini bisa menjadi ganjalan besar dalam perburuan gelar juara Liga Inggris.
Ole tentu tidak menutup mata dengan kondisi ini dan akan terus mencari komposisi terbaik di lini pertahanan MU. Amunisi lini pertahanan yang dimiliki Ole sebenarnya tidak buruk.
Pemain seperti David De Gea, Harry Maguire, Lindelof dan Bailly adalah jagoan di lini pertahanan timnas masing-masing. Jika berada dalam performa terbaik mereka, MU punya pertahanan yang solid. Lagipula, dalam 5 pertandingan terakhir, lini belakang MU memperlihatkan perbaikan kinerja. Harry dkk mencatatkan dua clean sheet dan hanya kebobolan 5 gol.
Di luar itu, MU juga beberapa kali memperlihatkan mental juara mereka lewat rangkaian gol di menit-menit akhir laga. Momen-momen magis ini rutin terlihat di masa kepemimpinan Sir Alex hingga memunculkan istilah Fergie Times.
Tidak salah jika menyebut bahwa Fergie Times kini kembali lagi lewat Ole Times. Seperti halnya prediksi saya bahwa trofi juara Liga Inggris akan kembali lagi ke Old Trafford di akhir musim nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H