Kesabaran itu tampaknya akan berbuah positif musim ini. Pemain-pemain muda MU semakin matang dan menjelma jadi pilar utama tim. Mereka juga terlihat lebih menyatu sebagai sebuah kelompok berkat minimnya bongkar pasang tim yang dilakukan Ole.
Kegagalan MU melangkah jauh di LC musim ini menjadi berkah tersendiri karena skuad Ole akan lebih fokus berburu gelar juara Liga Inggris . Ketersediaan pemain-pemain yang segar di pekan-pekan krusial akan jadi penentu. Liverpool sudah merasakan bagaimana buruknya kinerja mereka saat pemain-pemain pentingnya dihantam cedera.
MU sudah mencetak 33 gol di Liga Inggris sampai pekan ke 16. Mereka adalah tim tertajam kedua setelah Liverpool dan ini sebuah modal berharga untuk berburu gelar juara Premier League. Problem utama MU kini adalah bagaimana memperbaiki kinerja pertahanan mereka yang sudah kebobolan 24 gol.
Meski jadi pemuncak klasemen bersama Liverpool, MU adalah tim dengan pertahanan terburuk di 10 besar klasemen sementara. Situasi ini bisa menjadi ganjalan besar dalam perburuan gelar juara Liga Inggris.
Ole tentu tidak menutup mata dengan kondisi ini dan akan terus mencari komposisi terbaik di lini pertahanan MU. Amunisi lini pertahanan yang dimiliki Ole sebenarnya tidak buruk.
Pemain seperti David De Gea, Harry Maguire, Lindelof dan Bailly adalah jagoan di lini pertahanan timnas masing-masing. Jika berada dalam performa terbaik mereka, MU punya pertahanan yang solid. Lagipula, dalam 5 pertandingan terakhir, lini belakang MU memperlihatkan perbaikan kinerja. Harry dkk mencatatkan dua clean sheet dan hanya kebobolan 5 gol.
Di luar itu, MU juga beberapa kali memperlihatkan mental juara mereka lewat rangkaian gol di menit-menit akhir laga. Momen-momen magis ini rutin terlihat di masa kepemimpinan Sir Alex hingga memunculkan istilah Fergie Times.
Tidak salah jika menyebut bahwa Fergie Times kini kembali lagi lewat Ole Times. Seperti halnya prediksi saya bahwa trofi juara Liga Inggris akan kembali lagi ke Old Trafford di akhir musim nanti.