Menit 84, lewat sebuah skema tendangan bebas, gawang Indonesia bobol juga.
Sadar bahwa pemain Indonesia menumpuk di dalam kotak penalty, pemain Vietnam menyodorkan bola tendangan bebas keluar kotak penalty untuk memancing pemain Indonesia bergerak keluar menghadang potensi tendangan jarak jauh.
Berhasil, tumpukan pemain Indonesia yang rapat menjadi longgar dan membuat tendangan Vietnam dari ujung luar kotak penalty Indonesia mampu menerobos masuk menghujam gawang Kurnia Meiga.
Tersentak oleh gol penyama kedudukan, Indonesia sepertinya masih berpikir bahwa Vietnam tidak akan mungkin melakukan pekerjaan ajaib membalikkan keadaan di sisa waktu dengan hanya 10 pemain.
Kenyataannya dengan konsentrasi menurun karena stamina yang mengendor membuat pemain Indonesia tidak kuasa lagi melakukan pressing seketat awal laga hingga pemain Vietnam yang motivasinya tengah meluap dari gol penyama kedudukan berhasil menerobos masuk kotak penalty Indonesia meski disana sudah berkumpul tumpukan pemain Indonesia dan lahirlah gol penyama aggregate hanya 2 menit jelang injury time berakhir!!
Laga melawan Vietnam seperti mengingatkan kembali pada laga perdana Indonesia saat kalah 2-4 dari Thailand.
Indonesia kebobolan dua gol di menit-menit akhir yang membuat Indonesia takluk.
Bedanya kebobolan dua gol saat meladeni Vietnam hanya berujung pada dilaksanakannya babak perpanjangan waktu.
Keberhasilan Indonesia menyamakan kedudukan dibabak perpanjangan waktu meski sempat dikuatirkan mental pemain drop akibat horror di menit akhir babak kedua tidak terbukti.
Indonesia perlahan tapi pasti kembali mampu meredam Vietnam dan puncaknya ketika Manahati Lestusen dengan dinginnya menuntaskan hadiah penalty.
Kekuatan mental ini sudah pernah ditunjukkan saat Indonesia mengejar ketertinggalan 2 gol dari Thailand meski pada akhirnya kalah akibat 2 gol di menit-menit akhir babak kedua.