Mohon tunggu...
Bung Rizma
Bung Rizma Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Football Blogger - www.pengamatbola.id dan channel YouTube Bung Rizma

Blogger Pengamat Sepakbola sejak 2012 di blog www.pengamatbola.id. Analis Bola dalam program Football Insight di Berita Satu TV selama 5 tahun (2014 - 2019). Top ten Football Analyst di UC News tahun 2017. Analis di website sponsor salahsatu klub Liga Indonesia pada tahun 2015 dan 2019. Untuk kerjasama hubungi WA 081282126529 Saya pernah rutin tampil sebagai Analis dalam Program Football Insight yang tayang di Berita Satu TV selama 5 tahun (2014 - 2019) Semua ulasan saya bisa dibaca di Blog pengamatbola.id atau ditonton di channel YouTube Bung Rizma

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Riedl Bernostalgia dengan Timnas AFF Cup 2010

7 September 2016   15:58 Diperbarui: 7 September 2016   17:25 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Irfan Bachdim merayakan gol kedua Indonesia ke gawang Malaysia bersama Boaz Solossa dan Andik Vermansah di Stadion Manahan, Selasa (6/9/2016). | Dok. PSSI

Indonesia kembali ke panggung laga internasional dengan manis, setelah setahun lebih kena sanksi FIFA dan tidak boleh berlaga di laga internasional resmi, timnas Indonesia melakoni laga comebackdengan kemenangan 3-0 atas Malaysia. Menang telak atas musuh bebuyutan (meski hanya dalam laga ujicoba) pada momen laga awal setelah sekian lama dikucilkan dari sepakbola internasional memang menjadi satu hal yang sangat pantas disyukuri.

Namun terlepas dari euforia kegembiraan tersebut, timnas sejujurnya belum menampilkan permainan yang menjanjikan. Indikatornya sangat jelas. Tiga buah gol yang dihasilkan Boaz Salossa (2 gol) dan Irfan Bachdim (1 gol) di babak pertama tidak satu pun berawal dari skema serangan yang terorganisir.

Dua gol pertama lahir akibat blunder dan kelengahan pertahanan Malaysia yang membuat Boaz dan Irfan mendapat ruang untuk berhadapan dengan kiper Malaysia di kotak penalty Harimau Malaya itu. Adapun gol ketiga bisa dianggap sebagai sebuah “lucky blow” atas tembakan Zulham Zamrun yang bergulir liar di kotak penalty dan Malaysia yang dengan manisnya mampir dihadapan Boaz untuk dituntaskan menjadi gol.

“kelengahan pemain lawan adalah bagian dari permainan dan harus bisa dimanfaatkan” kata Boaz soal gol-gol Indonesia.

Masalahnya, pada keseluruhan laga Indonesia tidak menunjukkan permainan yang menjanjikan. Jarang sekali kita mendapati pemandangan serangan Indonesia disusun secara sistematis dari area pertahanan dan bergerak lewat umpan-umpan yang menggerakkan bola sampai ke area pertahanan lawan. Pemandangan kick n rush justru sering terlihat.

Ketika pemain Indonesia memegang bola, tidak perlu menunggu lama untuk melihat bola itu sudah diarahkan ke depan meski di lapangan kondisinya bukan mengarah pada situasi serangan balik. Amat disayangkan karena sejatinya Indonesia punya seorang Evan Dimas yang pada laga tersebut berusaha tidak bermain direct seperti rekan-rekannya.

Beruntung Malaysia juga tidak tampil baik pada laga tersebut. Namun jika tidak segera dibenahi, karakter permainan seperti ini akan dengan mudah dipatahkan oleh tim yang memilki organisasi permainan lebih baik seperti Thailand. Kekurangan pada permainan timnas sesungguhnya sangat bisa dimaklumi.

“kami hanya berlatih sekitar 40 menit di Solo untuk laga ini” Alfred Riedl mengemukakan kondisi persiapan tim sebelum laga.

Ya, dengan persiapan yang sangat singkat dan membawa “aturan pembatasan perekrutan pemain ke timnas”, Riedl mensyukuri bahwa timnas tetap mampu meraih kemenangan. Riedl memang “ditantang” menyusun komposisi timnas setelah klub-klub membatasi jumlah pemain yang boleh ditarik ke timnas. Pantas saja jika Riedl pernah menyebutkan bahwa persiapan timnas untuk AFF Cup 2010 adalah persiapan terbaik yang pernah dijalaninya bersama timnas (Riedl gagal saat menangani timnas di AFF Cup 2014).

Riedl sendiri tampak ingin bernostalgia dengan performa tokcer timnas di AFF Cup 2010. Bermain dengan pola 4-4-2, Riedl tidak ingin bereksperimen dengan pola lain seperti 4-2-3-1 yang terbukti gagal di AFF Cup 2014. Nostalgia itu tampak dari pemilihan starter Riedl pada pola 4-4-2 yang diusung timnas kini. Jika pada AFF Cup 2010 Irfan Bachdim ditandemkan dengan Christian Gonzales, maka kali ini Irfan ditandemkan dengan Boaz Salossa.

Lihat kesamaannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun